Anda di halaman 1dari 41

 Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu

teknologi yg dirancang bagi suatu


masyarakat tertentu agar dapat
disesuaikan dengan aspek-aspek
lingkungan,keetisan,kebudayaan,s
osial,politikdan ekonomi
masyarakat yang bersangkutan.
1. Teknologi tsb dapat digunakan oleh
sumber2 yg tersedia di berbagai tempat
2. Teknologi yg diterapkan sesuai dan cocok
dengan kondisi sosial ekonomi yg berlaku
3. Teknologi yg digunakan bisa memecahkan
masalah yg dihadapi masyarakat
4. Masyarakat mampu mempelajari,
menerapkan, serta memelihara teknologi
tepat guna tsb.
1. Chlorine Diffuser
2. Komposter Sampah
Organik
3. SPAL Merang
4. DLL
CHLORINE DIFFUSER
Latar belakang TTG Chlorine Diffuser :
1) Kasus penyakit menular berbasis lingkungan
khususnya yang dapat ditularkan melalui air
dan makanan (Water Borne Deseases dan Food
Borne Deseases) seperti Thypus dan Diare
memduduki rangking 10 besar penyakit rawat
inap di UPTD Puskesmas Kroya
2)
Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan menunjukan
bahwa tingkat resiko pencemaran air cukup tinggi
dengan kategori :
R (Rendah) : 29,33% (472);
S (Sedang) : 34,80%( 550);
T (Tinggi) : 25,67% (413);
AT (Amat Tinggi) : 10,81% (174).
Perhitungan Dosis
a). Tentukan Volume Air pada sarana :
- Diameter ( D ) sumur misalnya 1 m
- Kedalaman air pada sumur ( H ) misalnya 5 m
Volume air = ¼ ‫ח‬D2 x H
Volume air = ¼ x 3,14 x (1)2 x 5
Volume air = 3,925 m3 = 3925 lt.
b). Tentukan kadar clor aktif pada kaporit , missal 60 %
c). Ditentukan dosis kebutuhan clor pada air sumur missal 1 mg/lt
d). Dihitung banyaknya kaporit yang dibutuhkan untuk sumur
100/60 x 1 mg/lt x 3925 lt = 6.542 mg
= 6,542 gram

10
Cara Pemberian Kaporit Ke Sarana
a). Sistem tabur
- Larutkan kaporit yang telah dihitung dalam air
- Bila telah tercampur baru ditaburkan ke dalam sumur
Kelemahan : Kaporit cepat menguap sehingga dosis berkurang
 b). Sistem tabung (Diffuser)
- Setelah diffuser siap , masukan ke dalam sumur kurang lebih tepat
ditengah ketinggian air sumur.
- Bila dosis terlalu tinggi , alat diangkat dahulu.
- Ganti kaporit / cuci pasirnya kembali bila clornya habis
- Perkiraan clor habis dalam satu bulan
Kelemahan : Biaya alat cukup mahal, tetapi dapat menghemat clor yang
dipakai
 Catatan :
Pergunakan air dari sarana yang dikaporit kurang lebih setelah
30 menit.

11
Pasir
Kaporit

Botol dilobangi
diameter 1 mm
sebanyak 8 titik
Sistem Pengolahan Air Limbah
Meresapkan Racun yang terbuang
Aman untuk bermain anak-
Galian untuk SPAL Merang
anak
TTG PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK
PENGELOLAAN SAMPAH

3R
Reduce Sampah dibakar, ditimbun jadi kompos
Recycle Sampah di daur ulang
Re-use Sampah digunakan kembali
Dinding tabung sampah
dilobangi merata kecil2
diameter 1 cm dan
diisi pupuk kandang 1
kg sebagai starter..
Kompos Cair – Lindi – Air Sampah
Terdapat pipa nyangga Pemasangan penyaring dari
saringan dan pipa aerobic. bahan terpal talang.
Penyaring diletakan diatas Pasang pipa penopang pipa
pipa penyangga. aerobic dan dop/tutup
Tutup kembali komposter
Masukan sampah organik
untuk proses dekomposisi.
1. Pembuatan larutan bioaktivator 1 liter :
◦ Masukan1- 2 sendok makan gula pasir/ tetes
tebu kedalam gelas/ bejana lainnya.
◦ Tambahkan air kurang lebih setengah gelas/
bejana.
◦ Aduk hingga kristal gula larut
◦ Tambahkan bioaktivator 1-2 tutup botol.
◦ Masukan ke dalam alat semprot dan tambahkan
air hingga 1 liter
◦ Diamkan larutan minimal selama 30 menit
sebelum digunakan.
1. Pembuatan larutan bioaktivator 1 liter :
◦ Masukan1- 2 sendok makan gula pasir/ tetes
tebu kedalam gelas/ bejana lainnya.
◦ Tambahkan air (bebas chlorine) kurang lebih
setengah gelas/ bejana.
◦ Aduk hingga kristal gula larut
◦ Tambahkan bioaktivator 1-2 tutup botol.
◦ Masukan ke dalam alat semprot dan tambahkan
air hingga 1 liter
◦ Diamkan larutan bioaktivator minimal selama 30
menit sebelum digunakan
2. Proses Pembuatan kompos:
 Masukan sampah organik kedalam komposter
dengan ketebalan kurang lebih 5 cm
 Semprotkan larutan bioaktivator secara merata
(tidak diguyur)
 Ulangi penyemprotan bioaktivator setiap ketebalan
sampah organik 5 cm.
 Tutup kembali komposter hingga rapat untuk
proses dekomposisi.
Lubang Resapan Biopori
(LRB)

LRB adalah lubang silindris


yang dibuat secara vertical
ke dalam tanah dengan
diameter 10-30 cm,
kedalaman sekitar 100 cm
atau tidak melebihi
kedalaman muka air tanah.
Lubang kemudian diisi
sampah organik untuk
mendorong terbentuknya
biopori. Biopori adalah pori
berbentuk liang
(terowongan kecil) yang
dibentuk oleh aktivitas
ubang Resapan Biopo
37
38
39
40
TERIMA KASIH
KROYA SEHAT MANDIRI

Anda mungkin juga menyukai