BAB 1
KONSEP ETIKA
Disusun oleh:
Satrio Hadi Wicaksono
BAHASAN DALAM BAB INI
Tindakan untuk melakukan perbuatan etis berasal dari diri sendiri seseorang dan didorong
5 suara hati nuraninya (deep soul). Namun, masyarakat atau organisasi yang membawahi
orang tersebut dapat memaksa atau memengaruhi tindakan atau perilaku etis seseorang.
Etika deskriptif berkenaan dengan perilaku benar dan baik sebagaimana yang
dipikirkan orang. Etika normatif merupakan perilaku yang dinilai sudah
seharusnya demikian. Etika terapan berkenaan dengan pengetahuan tentang
moral dan bagaimana perwujudannya tentang praktik. Etika meta berkaitan
dengan hakikat pernyataan-pernyataan moral, terutama mengenai konsep-
konsep dan teori-teori etika yang terkait
SUMBER ETIKA
Bisnis dan Profesi Salah satu konsep utama Adam Smith dalam sistem ekonomi
pasar adalah adanya division of labor. Pembagian kerja
sebagai Sumber menghasilkan keahlian. Mereka yang mempunyai keahlian
sama, minat sama, atau tujuan yang sama akan membentuk
Etika sebuah kelompok. Kelompok ini dapat berbentuk organisasi,
profesi, atau perusahaan. Tidak tertutup kemungkinan bahwa
kelompok tersebut berdiri lepas tanpa organisasi meski
mereka terkait satu sama lain.
Pengaturan
Siapa yang
Ekonomi
mengatur?
Suatu Negara
Bagaimana
pengaturan
ekonomi dilakukan?
KESERAKAHAN DAN
KETAKUTAN
Kendala yang dihadapi oleh seseorang dalam menerapkan etika adalah adanya
sifat serakah (greedy) yang merupakan sifat dasar manusia. Keserakahan
mendorong individu untuk melanggar prinsip-prinsip moral yang seharusnya
dia anut. Keserakahan menimbulkan egoisme (selfishness) yang mana
kepentingan pribadi yang berlebihan menjadi acuan utama dalam bertindak.
Ketahuilah, ketakutan (fear) merupakan penyebab utama keserakahan.
Ketakuta Keseraka
Egoisme
n han
Harta
Kese
ra-
kaha
n
Tahta Wanita
KESEMPATAN DAN
KONSEKUENSI
Kesempatan atau peluang (opportunities)
dapat menjadi pemicu bagi seseorang untuk
melanggar etika. Masyarakat yang permisif
terhadap pelanggaran norma atau karena
penyimpangan nilai telah dilakukan oleh sebagian
besar anggota kelompok yang bersangkutan
merupakan kesempatan bagi seseorang untuk ikut
melanggar prinsip-prinsip moral yang berlaku.
Konsekuensi (consequences) adalah akibat
atau sanksi yang diberikan kepada seseorang jika ia
ketahuan melanggar etika.
SIKAP, PERILAKU, DAN
PERBUATAN
Sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk
merespons secara konsisten dengan cara menyenangkan atau tidak
menyenangkan, berkenaan dengan suatu objek tertentu. Sikap
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu kayakinan, perasaan, dan intensi.
Sikap akan memengaruhi perilaku seseorang.
Perilaku merupakan bentuk pengubahan dari kecenderungan yang
tercantum dalam definisi sikap menjadi maksud dan harapan untuk
bertindak dan bereaksi terhadap suatu objek. Kalimat “maksud” dan
“harapan” menunjukkan bahwa respons telah berubah dari tahap
kecenderungan menjadi tahap yang lebih tegas tentang posisi yang
akan diambil, yaitu tahap “bermaksud” dan “berharap”. Perilaku
tercermin dalam karakter atau watak seseorang. Perilaku
mencerminkan keperibadian (personality) orang tersebut.
Perbuatan merupakan hasil pertimbangan moral dan benturan
kepentingan rasional. Perbuatan dilakukan untuk merespons fenomena
atau objek yang dihadapi.
ETIKA BISNIS DAN ETIKA
PROFESI
Etika bisnis dan etika profesi merupakan cabang
dari etika terapan. Pada dasarnya, etika bisnis
mengatur tentang batasan-batasan perusahaan
dalam mencapai tujuan mencari keuntungan. Etika
profesi dikembangkan untuk meyakinkan kepada
pemberi amanah (pemegang saham dan stakeholder
yang lain) bahwa pekerjaan (audit) yang diberikan
akan dilaksanakan dengan baik, demi kepentingan
mereka. Etika bisnis dan etika profesi bukan bukan
aturan etika yang berdiri sendiri, terpisah dengan
konsep-konsep etika yang lain. keduanya terikat
dengan dasar pemikiran dan filsafat etika.
PENGENDALIAN DIRI
Pengendalian diri merupakan kunci dalam mengatasi persoalan etika.
Terdapat dua perangkat yang dapat digunakan sebagai pengendalian diri, yaitu
kemampuan nalar dan kata hati nurani. Kedua perangkat ini tentu saja tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. nalar memerlukan rasionalitas dan kriteria,
misalnya regulasi atau kontrak. Dasar penilaiannya adalah untung-rugi atau
manfaat-mudarat bagi diri seseorang karena setiap orang berusaha untuk
memaksimumkan kesejahteraannya. Memaksimumkan kesejahteraan
merupakan intensi mengapa motivasi digerakkan.
Hati nurani menilai baik-buruknya suatu perilaku atau perbuatan. Dasarnya
adalah pengabdian kepada Sang Pencipta (ibadah), hubungan antarmanusia
berlandaskan kasih-sayang, dan kepedulian sebagai rahmat bagi seluruh alam
(rahmatan lil alamin). Tujuan yang ingin dicapai adalah kebahagiaan dunia dan
akhirat. Kebahagiaan di dunia lebih diwujudkan dalam kedamaian hati dan tidak
harus diukur dengan kekayaan, bahkan kesejahteraan sekalipun. Kebahagiaan
di akhirat tiada seorang pun yang tahu. Surga merupakan bentuk kebahagiaan
yang dijanjikan di akhirat atau di kehidupan kemudian. Kriteria yang digunakan
dalam pengendalian diri berdasarkan kata hati adalah keyakinan yang
merupakan dogma tentang kebenaran.
MOHON MAAF ATAS SEGALA
KEKURANGAN SAYA
DAN
TERIMAKSIH