Anda di halaman 1dari 18

PENGETAHUAN KAPAL DAN MUATAN

Materi I
Peraturan Internasional dan Nasional Tentang Kapal dan
Muatan

Dosen Pengampu :
Dr. Datep Purwa Saputra, MM.
Institut Transportasi dan Logistik (ITL)
Trisakti
2020
Dosen Pengampu :

Dr. Datep Purwa Saputra, S.Sos.,


MM.
Direktur SDM dan Umum PT PELNI (Persero) Tahun 2014-2017, Direktur Utama PT PIDC
(Anak Perusahaan PT PELNI) Tahun 2008-2014, Kepala Biro Renlitbang Tahun 2007-
2008; Kepala Divisi Pembinaan SDM Tahun 2005-2007; Kabag Nautika Tahun 2000-2005,
pernah menjadi; Mualim/Perwira Niaga Tahun 1984-1991; Direktur Akademi Maritim
Djadayat 2006-2010; Pendidikan: Akademi Maritim Djadajat (MPB III) Tahun 1982; MPB
II Tahun 1992; MPB I Tahun 1998; Sarjana Administrasi Niaga (STIA–LAN RI), S2
Magister Manajemen (STIE IPWI), dan Doktor MSDM (UNJ). Sekarang sebagai Asisten
Direktur I Pascasarjana dan Dosen Pasca Sarjana S3 UNJ ; STIP Jkt; STMT. Trisakti,
Program Pascasarjana (MM) JAYABAYA; lahir di Bogor Agustus 1959 Agama Islam Status
K-3.
Alamat : Permata Hijau Permai BR 2 No. 9
Bekasi Utara
No HP. : 0811142460
Email : datepp@yahoo.com
KONTRAK PERKULIAHAN
No Tatap Muka Materi Pelajaran Ket
1. I Peraturan Internasional dan Nasional tentang Kapal dan IMO Regulation
Muatan
2. II Badan Pemeriksa Kelaiklautan Kapal
3. III Requirements of Ships for Construction-Subdivision and
Stability, Machinery and ElectricaI Installation
4. IV Jenis – Jenis Kapal
5. V International Load Line (ILL 66), Tonnage Measurement of
Ships (TMS 69) dan Istilah Ukuran Kapal
6. VI
7. VII Diskusi kelompok (FGD)/ Praktik
8. VIII UTS
9. IX
10. X
11. XI
12. XII
13. XIII
14. XIV
15. XV Diskusi kelompok (FGD)/ Praktik) Menyerahkan Tugas Individu
16. XVI UAS
PERATURAN INTERNASIONAL

IMO KONVENSI

1. UU No. 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS


2. KEPPRES No. 47 Tahun 1980 tentang Safety of Life at Sea 1974 (SOLAS 74)
3. KEPPRES No. 7 Tahun 1976 tentang International Load line 1966 ( ILL 66)
4. KEPPRES No. 5 Tahun 1979 tentang Tonnage Measurement of Ships 1969 (TMS 69)
5. KEPPRES No. 46 Tahun 1986 tentang Marine Pollution 1973 (MARPOL 73 / 78)
dan Protocol 97 MARPOL Port
6. KEPPRES No. 60 Tahun 1986 tentang Standard at Training Certification and
Watchkeeping 1978 amandemen 1995 (STCW 78 / 95)
7. KEPPRES No. 50 Tahun 1979 tentang Collisions Regulation 1972 (Colreg 72 / 93)
8. KEPPRES No. 14 Tahun 1986 tentang International Marine Satellit 1976 (INMARSAT
76)
9. PERPRES No. 30 Tahun 2012 tentang International Maritime Search and Rescue 1979
(IMSAR 79)
10. KEPPRES No. 18 Tahun 1978 tentang Civil Liability Convention 69 (CLC 69)
11. KEPPRES No. 19 Tahun 1978 tentang International Oil Pollution Compensation Fund
(Fund 71)
PERATURAN NASIONAL
1. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. UU No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
5. PP No. 07 Tahun 2000 tentang Pelaut
6. PP No. 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
7. PP No. 21 tahun 2010 tentang Perlindungan lingkungan Maritim
8. PP No. 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
9. PP No. 20 tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
10.PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
11.Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 02 tahun 2010 tentang Perubahan atas Kepmenhub no. KM
17 tahun 2000 tentang pedoman penanganan bahan/barang berbahaya dalam kegiatan pelayaran di
Indonesia
12.Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 33 tahun 2003 tentang pemberlakuan ISPS Code di Indonesia.
13.Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 3 tahun 2004 tentang penunjukan Designated Authority ISPS
Code di Indonesia.
14.Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 134 tahun 2016 tentang manajemen keamanan kapal dan
Fasilitas Pelabuhan
15.Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 152 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Bongkar Muat Kapal dari dan Ke Kapal.
16.Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 57 tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal
17.Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 58 tahun 2013 tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak di
Laut.
SEJARAH PEMBENTUKAN
IMO

Inter-Govermental Maritime
Consultative Organization International Maritime Organization

( IMCO ) ( IMO )

1889 IDE PEMBENTUKAN Sejak tanggal 22 Mei 1982 berubah nama menjadi
1948 PEMBENTUKAN ( Agar lebih berbobot & profesional )
MEMAHAMI IMO KONVENSI

PORT SHIPS

LEMBAGA
PENDIDIKAN
IMO COMPANY

CARGO MAN
STRUKTUR ORGANISASI IMO
ASSEMBLY

Semua Negara Anggota


( 172 Negara )

SECRETARY
GENERAL

COUNCIL

32 Negara Anggota
Yang dipilih

TECHNICAL MARINE ENV


LEGAL MARINE SAFETY FACILITATION
CORPORATION PROTECTION
COMMITTEE COMMITTEE COMMITTEE
COMMITTEE COMMITTEE
TUGAS UTAMA IMO
membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja dilaut
termasuk keselamatan pelayaran dan pencegahan serta penanggulangan
pencemaran lingkungan perairan
Secara singkat tujuan Pembentukan IMO adalah :
1). Wadah kerjasama & Interaksi antar anggota
2). Penentuan standart perkapalan & keselamatan pelayaran
3). Penghapusan diskriminasi dan hambatan layanan usaha pelayaran &
perdagangan dunia
4). Pengkajian praktek tidak wajar (unfair) dari perusahaan pelayaran
tertentu
5). Untuk mengkaitkan masalah pelayaran dengan organisasi lain dibawah
PBB.

Peraturan IMO tersebut berlaku secara International apabila sudah diratifikasi oleh
Negara anggota maka pelaksanaan peraturan konvensi tersebut dijalankan oleh
Negara-negara anggota yang sudah meratifikasinya
IMO PRODUCT
1. KEPPRES No. 47 Tahun 1980 tentang Safety of Life at Sea 1974 (SOLAS 74)
2. KEPPRES No. 7 Tahun 1976 tentang International Load line 1966 ( ILL 66)
3. KEPPRES No. 5 Tahun 1979 tentang Tonnage Measurement of Ships 1969
(TMS 69)
4. KEPPRES No. 46 Tahun 1986 tentang Marine Pollution 1973 (MARPOL
73 / 78 / 81)
5. KEPPRES No. 60 Tahun 1986 tentang Standard at Training Certification and
Watchkeeping 1978 amandemen 1995 (STCW 78 / 95)
6. KEPPRES No. 50 Tahun 1979 tentang Collisions Regulation 1972 (Colreg
72 / 93)
7. KEPPRES No. 14 Tahun 1986 tentang International Marine Satellit 1976
(INMARSAT 76)
8. PERPRES No. 30 Tahun 2012 tentang International Maritime Search and
Rescue 1979 (IMSAR 79)
9. KEPPRES No. 18 Tahun 1978 tentang Civil Liability Convention 69 (CLC 69)
10. KEPPRES No. 19 Tahun 1978 tentang International Oil Pollution
Compensation Fund (Fund 71)
TANGGUNG JAWAB SEBAGAI NEGARA ANGGOTA
IMO
COASTAL STATE PORT STATE

NEGARA PANTAI
NEGARA PELABUHAN
Menyediakan rambu-rambu
navigasi pelayaran, melaksanakan Melaksanakan inspeksi dan
SAR, memberikan tanda bahaya pengawasan terhadap
bagi keselamatan pelayaran, kapal-kapal asing yang
pencegah pencemaran dan masuk pelabuhan,
kecelakaan kapal, melakukan menyediakan fasilitas
investigasi terhadap kejadian RESMI MENJADI penampungan limbah
pencemaran, memberikan ANGGOTA IMO (reception facilities) dan
pelayanan hidrografi dan SEJAK 1961 menyampaikan laporan.
pelayanan sistem pelaporan kapal.
FLAG STATE

NEGARA BENDERA
Menerbitkan sertifikat, memberikan persetujuan, melaksanakan survei, memberikan pengakuan sertifikat,
memonitor dan mengaudit organisasi yang diberi limpahan wewenang, melaksanakan investigasi,
memonitoring, verifikasi, merekrut surveyor dan menyampaikan laporan.
SOLAS 74
RATIFIKASI KEPPRES NO. 65 TH. 1980
Chapter I - General Provisions
Chapter II-1 - Construction-Subdivision and Stability,
Machinery and ElectricaI Installation.
Chapter II-2 - Construction, Fireporection, Fire Detection and
Fire Extinction.
Chapter III - life-saving appliances and Arrangements
Chapter IV - Radio communications
Chapter V - Safety of Navigation
Chapter VI - Carriage of cargoes
Chapter VII - Carriage of Dangerous Goods
Chapter VIII - Nuclear Ships
Chapter IX - Management for the safe operation of ships
Chapter X - Safety measures for high speed craft
Chapter XI-1 - Special measure to enchance maritime safety
Chapter XI-2 - Special measure to enchance maritime security
Chapter XII - Additional Safety Measures For Bulk Carrier.
SOLAS 74 CHAPTER XI-1 SPECIAL MEASURES TO ENHANCE
MARITIME SAFETY

MEMUAT TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH SETEMPAT DALAM MEMBERIKAN


PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KEPADA SEMUA KAPAL YANG BERLABUH,
BONGKAR MUAT ATAU MELEWATI PERAIRANNYA SEBAGAI FLAG STATE CONTROL
( FSC ), PORT STATE CONTROL ( PSC ), COASTAL STATE CONTROL ( CSC ).

?
DEFINISI KESELAMATAN & KEAMANAN PELAYARAN
Sesuai UU No. 17/2008 Pasal 117 bahwa :
• Keselamatan dan keamanan angkutan perairan yaitu, terpenuhinya kondisi :
– Kelakilautan kapal
– kenavigasian
• Kelaiklautan kapal wajib dipenuhi setiap kapal sesuai dengan daerahpelayarannya
yang meliputi: a. keselamatan kapal; b. pencegahan pencemaran dari kapal; c.
pengawakan kapal; d. garis muat kapal dan pemuatan; e. kesejahteraan Awak
Kapal dan kesehatan penumpang; f. status hukum kapal; g. manajemen
keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal; dan h. manajemen
keamanan kapal.
DEFINITION SAFETY OF SHIP
Sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 124 (2)
Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material,
konstruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta
perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
DEFINISI KAPAL
Kapal menurut UU Pelayaran no 17/2008 adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis
tertentu yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik ,energi lainnya, ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis kendaraan dibawah
permu-kaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah pindah.

Menurut KUHD 310 Kapal adalah semua kapal yang dipergunakan untuk pelayaran di laut
atau diperuntukan bagi itu. Kapal Indonesia adalah kapal yang dianggap sebagai kapal
berdasarkan per undang-undangan tentang surat laut dan pas kapal (KUHD 311).

Kapal mencakup setiap jenis kendaraan air, termasuk kapal tanpa berat benam
(disbasement) dan pesawat terbang laut yang digunakan atau dapat digunakan sebagai
sarana angkutan diair (COLREG 72 aturan 3.a)
STATUS HUKUM KAPAL
(UU No 17/2008 Bag VI ; UNCLOS 1982 REG 91)
Pengukuran Pendapatan
Kebangsaan
Kapal Kapal
Kapal

• Dalam Negeri •
• WNI Surat Ukur
• Internasional •
• BHI Grosse
• Khusus Akta

Surat Ukur Grosse Akta Surat Tanda


Kebangsaaan :
• Surat Laut≥175 GT
• Pas Besar ≥7GT
• Pas Kecil ≤7GT

Tanda Selar
Mengibarkan Bendera
Tanda Pendaftaran
Indonesia
Kapal
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai