Anda di halaman 1dari 27

4/1/2011 INDARTI KD 2

4/1/2011 INDARTI KD 3
4/1/2011 INDARTI KD 4
4/1/2011 INDARTI KD 5
4/1/2011 INDARTI KD 6
4/1/2011 INDARTI KD 7
4/1/2011 INDARTI KD 8
4/1/2011 INDARTI KD 9
4/1/2011 INDARTI KD 10
4/1/2011 INDARTI KD 11
4/1/2011 INDARTI KD 12
4/1/2011 INDARTI KD 13
4/1/2011 INDARTI KD 14
JUMLAH PENDUDUK

INDARTI KD
4/1/2011 15
1.  ALIRAN MALTHUSIAN
(Thomas Robert Malthus 1798)

Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila


tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan
sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa
bagian dari permukaan bumi.
Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan,
sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat
(deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk (deret ukur)
Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan
tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut
Malthus pembatasan tersebut dapat dilaksanakan dengan
dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive Checks
INDARTI KD
4/1/2011 16
Kritik terhadap teori Malthus

Malthus tidak memperhitungkan hal-hal sebagai


berikut :
Kemajuan bidang transportasi yang dapat
menghubungkan satu daerah dengan daerah lain
sehingga distribusi makana dapat berjalan
Kemajuan bidang teknologi, terutama bidang
pertanian
Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang
sudah menikah
Fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi
dan standar hidup penduduk dinaikkan.
INDARTI KD

4/1/2011 17
ALIRAN MARXIST
(Karl & F. Angel)

Tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan


penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan
terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis);
Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena
pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi
kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat
pada negara – negara kapitalis. Kaum kapitalis akan
mengambil sebagaian pendapatan dari buruh sehingga
menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.
Struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke
sistem sosialis.
INDARTI KD

4/1/2011 18
NEGARA PENDUKUNG
Teori Malthus Teori Marxist
Umumnya negara Umumnya negara
berekonomi kapitalis seperti berekonomi Sosialist seperti
USA, Inggris, Prancis, Eropa Timur, RRC, Korea,
Australia, Canada, dll Rusia dan Vietnam.

4/1/2011 INDARTI KD 19
ALIRAN NEO-MALTHUSIAN
(Garreth Hardin & Paul Ehrlich 1950)
Dunia baru yang pada jamannya Malthus masih
kosong kini sudah mulai penuh dengan manusia.
dunia baru sudah tidak mampu untuk menampung
jumlah penduduk yang selalu bertambah
Keadaan bahan makanan sangat terbatas;
Karena terlalu banyak manusia di dunia ini
lingkungan sudah banyak yang tercemar dan rusak.
INDARTI KD

4/1/2011 20
Teori John Stuart Mill
Pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku
demografinya. apabila produktifitas seseorang tinggi ia
cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi
seperti ini fertilitas akan rendah.
Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan
atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis.
Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan
bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara
saja.
Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport
bahan makanan, atau memindahkan sebagaian penduduk
wilayah tersebut ke wilayah lain.
INDARTI KD
4/1/2011 21
TEORI TRANSISI DEMOGRAFI
Setiap masyarakat memulai dengan fase angka
kelahiran dan kematian tinggi,
selanjutnya disusul oleh fase menurunnya angka
kematian , sementara angka kelahiran tetap tinggi.
Selanjutnya fase menurunnya angka kelahiran secara
perlahan-lahan hingga berada pada fase angka
kelahiran dan kematian rendah.
Tinggi
Angka kelahiran

Angka kematian Rendah

4/1/2011 INDARTI KD 22
5 Tahap Transisi Demografi
1. Tahap stasioner tinggi : tingkat kelahiran dan kematian, tinggi;
; pertumbuhan alami, nol/ sangat rendah. Contoh: Eropa abad
14.
2. Tahap awal perkembangan: tingkat kelahiran, tinggi (ada
budaya pro natalis); tingkat kematian, perlahan menurun;
pertumbuhan alami, lambat. Contoh: India sebelum PD II
3.  Tahap akhir perkembangan : tingkat kelahiran menurun;
tingkat kematian, menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran;
pertumbuhan alami, cepat. Contoh: Australia, Selandia Baru
tahun ‘30an.
4. Tahap stasioner rendah: tingkat kelahiran dan kematian
rendah;
pertumbuhan alami, nol/sangat rendah. Contoh: Perancis
sebelum PD II.
5. Tahap menurun : tingkat kelahiran, rendah; tingkat kematian,
lebih tinggi dari tingkat kelahiran; pertumbuhan alami, negatif.
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75
INDARTI KD
4/1/2011 23
Aplikasi Teori Transisi Demografi
Negara Eropa Negara Berkembang
Penurunan mortalitas terjadi  Penurunan mortalitas dipengaruhi
secara perlahan, dikarenakan oleh temuan pengobatan modern
pembangunan sosio ekonomi; dan munculnya lembaga-lembaga
internasional dengan advokasi dan
( kemajuan industrialisasi).
langkah-langkah nyata secara
Dalam masa transisi yang global.
relatif lama, masyarakat  Tanpa harus menunggu 150 tahun,
mempunyai waktu cukup tingkat kelahiran menurun
untuk menyesuai kan diri, menyusul penurunan tingkat
berubah dari masyarakat kematian dalam kurun waktu
tradisionil pedesaan menjadi kurang dari 50 tahun.
masyarakat industrial  Makin tingginya proporsi jumlah
perkotaan yang makin penduduk urban, ledakan remaja,
modern. angkatan kerja, dan penduduk
4/1/2011 INDARTI KD lanjut usia dalam waktu pendek.
24
BONUS DEMOGRAFI PADA 2020
Bonus demografi adalah suatu fenomena dimana
struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi
pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif
sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah
semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak.
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu
jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai
sekitar 70 persen, sedang 30 persen penduduk yang
tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di
atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030

INDARTI KD
4/1/2011 25
Keuntungan dan Kerugian
Bonus Demografi
Keuntungan diperoleh apabila pemerintah mampu
menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi
SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan
lapangan kerja dan investasi.
Ketidakmampuan menyiapkan lapangan kerja dan
peningkatan kualitas SDM seperti pendidikan yang
tinggi dan pelayanan kesehatan dan gizi yang
memadai, maka akan terjadi permasalahan, yaitu
teradinya pengangguran yang besar dan akan menjadi
beban negara.
INDARTI KD

4/1/2011 26
4/1/2011 INDARTI KD 27

Anda mungkin juga menyukai