TUJUAN ANALISIS
LOKASI PENELITIAN
MENGKLASIFIKAN METODE
YANG DIGUNAKAN DALAM
PENELITIAN
• pembobotan nilai RMR dasar
• Nilai RMR terkoreksi
• Analisis kestabilan lereng dengan menggunakan metode kesetimbangan
• modifikasi geometri lereng
Diagram siklus batuan di kerak bumi yang menggambarkan proses dan hubungan batuan. (N. Gary Lane, Indiana
Geological Survey)
Faktor Keamanan
Hubungan nilai faktor kemanan lereng dan intensitas
longsor (Bowles, 1989)
Nilai Faktor
Kejadian / Intensitas longsor
keamanan
Longsor terjadi sering (lereng
FK < 1,07
labil)
1,07 < FK < Longsor pernah terjadi (lereng
1,25 Kritis)
Longsor jarang terjadi (lereng
FK > 1,25
relatif stabil)
F Keterangan
< Kerentanan tinggi, kemungkinan tinggi untuk
1,2 pergerakan tanah
1,2
- Kerentanan sedang, gerakan tanah bisa terjadi
1,7
1,7
Kerentanan rendah,gerakan tanah bisa terjadi
–2
22 18 5,37 38 6,352
SMR Terkecil
Optimalization 19 14 5,846 45 8,975
Rata -
0,78 0,78 0,78
rata 58 0,753 0,659 0,748 0,748 0,669
8 1 8
SMR 0,637
SMR
1,91 1,77 1,90
Terkeci 22 1,848 1,424 1,727 1,844 1,423
4 8 8
l 1,324
Optima
2,37 2,23
lizatio 19 2,283 1,714 2,154 2,37 2,279 1,713
4 6
n 1,609
mbar 3. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section SE terhadap kedalaman
Gambar 10. Model design optimalization
lereng dengan menggunakan metode bishop
simplified, janbu simplified and spencer.
KESIMPULAN
Dari analisis stabilitas kemiringan dengan mengggunakan Slide V.6.0 dapat
disimpulkan bahwa nilai SMR terkecil tidak memberikan kepastian bahwa
lerengnya akan stabil. Pada lereng NW – SE pada titik bor BT_01 dan pada
lereng dengan bagian SW – NE pada BT_03 umumnya stabil dengan nilai
SMR. Tapi tidak seperti lereng di NW – SE pada BT_04 dan SW – NE pada
BT_02 kemiringannya tidak stabil dengan menggunakan nilai SMR. Untuk
mengatasinya hal tersebut, maka perlu untuk dilakukannya optimalisasi
lereng dengan mengubah lebar, tinggi, dan sudut kemiringan sehingga akan
KESIMPULAN
Dari analisis stabilitas kemiringan dengan mengggunakan Slide
V.6.0 dapat disimpulkan bahwa nilai SMR terkecil tidak memberikan
kepastian bahwa lerengnya akan stabil. Pada lereng NW – SE pada
titik bor BT_01 dan pada lereng dengan bagian SW – NE pada BT_03
umumnya stabil dengan nilai SMR. Tapi tidak seperti lereng di NW –
SE pada BT_04 dan SW – NE pada BT_02 kemiringannya tidak stabil
dengan menggunakan nilai SMR. Untuk mengatasinya hal tersebut,
maka perlu untuk dilakukannya optimalisasi lereng dengan
mengubah lebar, tinggi, dan sudut kemiringan sehingga akan
mendapatkan nilai FK yang stabil pada kondisi unsaturated,
saturated dan saturated + seismic load.
Thank You