Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KESTABILAN LERENG

DENGAN MENGGUNAKAN METODE


RMR, SMR, DAN KESETIMBANGAN
BATAS PADA TAMBANG TERBUKA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR

KELOMPOK : TYO FEBRI AFDILAH ( F 121 17 013 )


REKRISNA KEVIN TARINJE ( F 121 17 031 )
PENDAHULUAN

TUJUAN ANALISIS

LOKASI PENELITIAN
MENGKLASIFIKAN METODE
YANG DIGUNAKAN DALAM
PENELITIAN
• pembobotan nilai RMR dasar
• Nilai RMR terkoreksi
• Analisis kestabilan lereng dengan menggunakan metode kesetimbangan
• modifikasi geometri lereng

Diagram siklus batuan di kerak bumi yang menggambarkan proses dan hubungan batuan. (N. Gary Lane, Indiana
Geological Survey)
Faktor Keamanan
Hubungan nilai faktor kemanan lereng dan intensitas
longsor (Bowles, 1989)
Nilai Faktor
Kejadian / Intensitas longsor
keamanan
Longsor terjadi sering (lereng
FK < 1,07
labil)
1,07 < FK < Longsor pernah terjadi (lereng
1,25 Kritis)
Longsor jarang terjadi (lereng
FK > 1,25
relatif stabil)

ubungan antara nilai faktor kemanan dengan pergerakan tanah

F Keterangan
< Kerentanan tinggi, kemungkinan tinggi untuk
1,2 pergerakan tanah
1,2
- Kerentanan sedang, gerakan tanah bisa terjadi
1,7
1,7
Kerentanan rendah,gerakan tanah bisa terjadi
–2

Kerentanan rendah, gerakan tanah jarang atau


>2
gerakan tanah hampir tidak pernah terjadi
ϒdry ϒsat C
Lubang Bor LITOLOGI ϕ
(kN/m3) (kN/m3) (Kpa)
Unconsolidated
19,32 21,77 54,00 21,15
Material
Top Soil 19,52 21,97 74,00 22,31
GT_01
Oxide Clay 20,00 22,36 75,00 22,32
1003,
Skarn 22,26 24,03 36,92
33
Greisen 18,53 21,28 34,75 18,78
Weathered Granite 18,63 21,28 45,00 19,97
GT_02
4650,
Fresh Granite 22,46 25,60 36,27
00
Oxide Clay 19,91 22,06 86,80 20,53
GT_03 4230,
Skarn 22,65 24,32 38,93
00
Greisen 18,83 21,48 55,00 19,98
Weathered Granite 23,63 26,67 - -
GT_04
4180,
22,95 26,09 38,98
Fresh Granite 00
Tabel 7. Geometri lereng pada titik bor
Jumla
Over Lebar Bench
h Single
Section NW all Berm Heigh
Undak Slope
Slope (m) t (m)
an
Rata - rata SMR 58 18 2,732 83 5,102

22 18 5,37 38 6,352
SMR Terkecil
Optimalization 19 14 5,846 45 8,975

el 8. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor

Faktor Keamanan (FK)


Ov Bishop Simplified Janbu Simplified Spencer
era
Sectio Satura Satura Satura
ll Non- Non- Non-
n NW Satura ted + Satura ted + Satura ted +
Slo satur satur satur
ted Seismi ted Seismi ted Seismi
pe ated ated ated
c Load c Load c Load

Rata -
0,78 0,78 0,78
rata 58 0,753 0,659 0,748 0,748 0,669
8 1 8
SMR 0,637
SMR
1,91 1,77 1,90
Terkeci 22 1,848 1,424 1,727 1,844 1,423
4 8 8
l 1,324
Optima
2,37 2,23
lizatio 19 2,283 1,714 2,154 2,37 2,279 1,713
4 6
n 1,609
mbar 3. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section SE terhadap kedalaman
Gambar 10. Model design optimalization
lereng dengan menggunakan metode bishop
simplified, janbu simplified and spencer.
KESIMPULAN
Dari analisis stabilitas kemiringan dengan mengggunakan Slide V.6.0 dapat
disimpulkan bahwa nilai SMR terkecil tidak memberikan kepastian bahwa
lerengnya akan stabil. Pada lereng NW – SE pada titik bor BT_01 dan pada
lereng dengan bagian SW – NE pada BT_03 umumnya stabil dengan nilai
SMR. Tapi tidak seperti lereng di NW – SE pada BT_04 dan SW – NE pada
BT_02 kemiringannya tidak stabil dengan menggunakan nilai SMR. Untuk
mengatasinya hal tersebut, maka perlu untuk dilakukannya optimalisasi
lereng dengan mengubah lebar, tinggi, dan sudut kemiringan sehingga akan
KESIMPULAN
Dari analisis stabilitas kemiringan dengan mengggunakan Slide
V.6.0 dapat disimpulkan bahwa nilai SMR terkecil tidak memberikan
kepastian bahwa lerengnya akan stabil. Pada lereng NW – SE pada
titik bor BT_01 dan pada lereng dengan bagian SW – NE pada BT_03
umumnya stabil dengan nilai SMR. Tapi tidak seperti lereng di NW –
SE pada BT_04 dan SW – NE pada BT_02 kemiringannya tidak stabil
dengan menggunakan nilai SMR. Untuk mengatasinya hal tersebut,
maka perlu untuk dilakukannya optimalisasi lereng dengan
mengubah lebar, tinggi, dan sudut kemiringan sehingga akan
mendapatkan nilai FK yang stabil pada kondisi unsaturated,
saturated dan saturated + seismic load.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai