Anda di halaman 1dari 16

Transfer Pricing

Akuntansi Manajemen
Lanjutan
PENGERTIAN TRANSFER PRICING

Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam


menentukan harga transfer suatu transaksi baik itu
barang, jasa, harta tak berwujud, atau pun transaksi
finansial yang dilakukan oleh perusahaan.

Konsep ini pakai dalam satuan, dikelola sebagai suatu


pusat laba yang dimana tiap-tiap bagian mempunyai
tanggung jawab atas laba dari modal yang sudah
diinvestasikan. Dengan praktek transfer pricing,
perusahaan akan melaporkan rugi sehingga perlu
mambayar pajak.

2
Tujuan Transfer Pricing

Memaksimalkan penghasilan global


setelah dikurangi pajak.
Mengamankan posisi kompetitif

Evaluasi kinerja anak/cabang perusahaan


mancanegara
Mengurangi risiko moneter

Mengatur cash flow anak/cabang perusahaan


yang memadai
Mengurangi beban pengenaan pajak, dan bea
masuk
Mengurangi risiko pengambilalihan pemerintah

3
Transaksi transfer pricing memiliki 2 dimensi
pengertian,
1. Dimensi Netral

Dalam Dimensi ini “Transfer Pricing adalah penentuan


harga atau imbalan sehubungan dengan penyerahan
barang, jasa, atau pengalihan teknologi antar perusahaan
yang mempunyai hubungan istimewa.”

2. Dimensi
Pejoratif

Dalam dimensi ini, pengertian transaksi transfer pricing adalah suatu


upaya untuk menghemat beban pajak dengan cara menggeser laba ke
perusahaan yang memiliki jumlah laba lebih kecil sehingga jumlah pajak
yang dikenakan lebih kecil atau ke negara yang tarif pajaknya lebih
rendah. 4
Terdapat dua kelompok transaksi dalam
transfer pricing, yaitu intra-company dan inter-
company transfer pricing
intra-company inter-company
Merupakan transfer pricing antardivisi Merupakan transfer pricing antara dua perusahaan
dalam satu perusahaan. yang mempunyai hubungan istimewa

Transaksinya sendiri bisa dilakukan dalam


satu negara (domestic transfer pricing),
maupun dengan negara yang berbeda
(international transfer pricing).
5
Metode Transfer
Pricing

Harga Transfer Dasar Biaya


( Cost-Based Transfer Pricing )
Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas
dasar biaya menetapkan harga transfer atas biaya
variabel dan tetap yang bisa dalam 3 pemelihan bentuk
yaitu : biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah
mark-up (full cost plus mark- up) dan gabungan antara
biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).

6
Metode Transfer
Pricing

Harga Transfer atas Dasar Harga


Pasar (Market Basis Transfer
Pricing)
Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode
transfer pricing atas dasar harga pasar inilah
merupakan ukuran yang paling memadai karena
sifatnya yang independen. Namun keterbatasan
informasi pasar yang terkadang menjadi kendala
dalam mengunakan transfer pricing yang
berdasarkan harga pasar

7
Metode Transfer
Pricing

Harga Transfer Negosiasi


( Negotiated Transfer
Prices)
Harga transfer negosiasian mencerminkan
prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap
divisi yang berkepentingan tersebut pada
akhirnya yang akan bertanggung jawab atas
harga transfer yang dinegosiasikan.

8
Penentuan Harga Transfer

Ada dua keputusan Bagaimana


Bagaimana yang harus dibuat
menentukan menentukan
dalam system harga besarnya mark up
besarnya biaya transfer berdasarkan laba
biaya

9
Penentuan Harga Transfer

Dalam penentuan harga transfer berdasarkan biaya,


basis biaya yang umum digunakan adalah biaya
standard. Biaya actual tidak boleh digunakan karena
factor inefisiensi produk akan terlewatkan bagi pusat laba
pembelian, jika biaya standard yang digunakan maka
dibutuhkan suatu insentif untuk menentukan standard
yang ketat dan meningkatkan standard tersebut. Hal-hal
yang harus diperhatikan jika biaya dijadikan sebagai
dasar penentuan harga transfer sebagai berikut :

NEXT 10
1. Metode Penentuan harga transfer harus mendorong
divisi penjual senantiasa melakukan perbaikan efiensi
dan produktivitasnya
2. Jika terjadi ketidakefisienan pada divisi penjual, tidak
boleh dialihkan ke divisi pembeli melalui harga
transfer.
3. Untuk menentukan harga transfer, harus ada aturan,
oleh sebab itu tiap ada transfer barang harus dilakukan
melalui negoisasi.

11
EXAMPLE
(KASUS SINGKAT MASALAH TRANSFER
PRICING)

PT ABC diasumsikan mempunyai dua divisi yaitu divisi penjual dan divisi pembeli, data-data berikut akan
menggambarkan lebih lanjut mengenai aktivitas dari dua divisi :

Divisi penjual akan menghasilkan 3000 unit, dengan harga jual Rp. 1.200 dimana 1000 unit untuk memenuhi
kebutuhan internal perusahaan dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan eksternal perusahaan. Selanjutnya
akan dihitung jumlah marjin kontribusi untuk masing-masing divisi. 12
NEXT
EXAMPLE
(KASUS SINGKAT MASALAH TRANSFER
PRICING)

Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa dengan harga jual Rp 1.200 yang diberikan
oleh divisi penjual, total marjin kontribusi yang diperoleh oleh perusahaan sebesar Rp
3.000.000.
NEXT 13
EXAMPLE
(KASUS SINGKAT MASALAH TRANSFER
PRICING)
Apabila terjadi peningkatan permintaan atas produk yang dihasilkan oleh divisi penjual, sedangkan
permintaan dari divisi pembeli tetap. Andaikata harga yang ditawarkan oleh divisi penjual Rp 2.000, sama
dengan harga pasar, maka bisa dikatakan divisi pembeli tidak akan sanggup dengan pembelian. Hal ini
dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut :

NEXT 14
EXAMPLE
(KASUS SINGKAT MASALAH TRANSFER
PRICING)

Dalam kondisi seperti divisi penjual akan menjual seluruh produknya kepada
pembeli di luar perusahaan. Tindakan ini tentunya akan memberikan hasil yang
terbaik bagi perusahaan karena marjin kontribusi yang dihasilkan jauh lebih
besar,
dibandingkan dengan menjual ke divisi pembeli dengan harga tetap. Dari kasus di
atas dapat dilihat bahwa transfer pricing akan sangat berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan apabila kinerja tersebut diukur dengan marjin kontribusi yang
dihasilkan.

15
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai