Psl 2 PP 23/2005
Karakteristik BLU
ya
Usulkan Teliti Penetapan
memenuhi
BLU ya Usulkan
Persyaratan penu BLU Penuh
diteruskan h
tidak teknis
Teliti
Persyaratan ya
Tidak diusulkan tida administrasi
k
Tdk tidak
sebagi Penetapan
diusulkan an BLU bertahap
Tdk
disetujui
Pencabutan BLU
Perbandingan BLU & Satker lain
BLU BUMN
URAIAN SATKER BIASA PERJAN
(PP 23 th 2005) (UU 19/2003)
Status Hukum Badan hukum publik Badan hukum publik Badan Usaha Badan Hukum Privat/
BagianKementerian/Le Bagian kekayaan negara yang kekayaan negara yang
mbaga kementerian/lembaga tidak dipisahkan. dipisahkan.
Kekayaan Negara yang Kekayaan Negara yang
tidak dipisahkan tidak dipisahkan
Tujuan Non profit Non profit oriented Non profit oriented Profit oriented
Pengelolaan Tunduk pada aturan Pengecualian asas Bukan Pengecualian Pengelolaan keuangan
Keuangan umum APBN (tidak Universalitas (fleksibel) Asas Universalitas/bisinis otonom sesuai dengan
fleksible/rigid) praktek bisnis yang sehat
Perbandingan BLU & BUMN
BLU BUMN
URAIAN Satker Biasa
(PP 23 th 2005) (UU 19/2003)
Anggaran Bagian dari RKA K/L Bagian dari RKA K/L Bukan merupakan RKA K/L
RKA RBA Rencana Kerja Perusahaan
Kontribusi • Kinerja pelayanan kepada Kinerja pelayanan kepada Bagian laba BUMN/dividen
kepada masyarakat masyarakat yang disetor ke pemerintah
Pemerintah Mengurangi tekanan APBN
Dokumen
RBA yang pelaksanaan
disetujui anggaran
sebagai dasar disahkan oleh
untuk Menteri
membuat Keuangan/peja
dokumen bat
pelaksanaan pengelolaan
anggaran.
Dokumen keuangan
pelaksanaan daerah
anggaran Dokumen
merupakan pelaksanaan
lampiran dari anggaran
perjanjian menjadi dasar
kerja antara penarikan
pimpinan BLU dana dari
dengan APBN/APBD
kementerian/
kepala daerah
Sumber Pendapatan
Alokasi APBN
BLU tidak
Rekening
BLU dapat dapat
bank
Pengelolaan melakukan melakukan
Penarika BLU Keuntunga
kas investasi investasi
n dana dibuka di n dari
berdasarkan jangka jangka
APBN bank investasi
praktek pendek panjang
dengan umum pendapatan
bisinis yang dalam rangka kecuali atas
SPM oleh BLU.
sehat cash ijin Menkeu/
pimpinan
management. kepala
BLU
daerah.
Pengeloaan Piutang dan Utang
• BLU dapat memberikan piutang terkait • BLU dapat memiliki utang sehubungan
dengan kegiatannya. dengan kegiatan
• Piutang dikelola sesuai dengan praktek operasionalnya/perikatan peminjaman
bisnis yang sehat dengan pihak lain
• Piutang dapat dihapus secara berjenjang • Utang dikelola sesuai dengan praktek
sesuai dengan kewenangan. bisnis yang sehat
• Kewenangan penghapusan piutang diatur • Utang jangka pendek untuk belanja
oleh Menkeu/kepala daerah operasional
• Utang jangka panjang untuk belanja
modal
• Perikatan peminjaman sesuai dengan
jenjang kewenangan yang diatur oleh
Menkeu/kepala daerah
PIUT UTA
• Pembayaran utang merupakan
tanggungjawab BLU
ANG NG
Pengelolaan Barang
Pengadaan barang berdasarkan prinsip efisien dan
ekonomis sesuai dengan praktek bisnis yang
sehatdapat dibebaskan seluruhnya atau
sebagian dari ketentuan yang berlaku bila
Kewenangan pengadaan
terdapat alasan barang
efektivitas secara berjenjang
dan efisiensi
berdasarkan nilai yang diatur oleh Menkeu/kepala
daerah.
Barang inventaris dapat dialihkan dan dihapuskan
oleh BLU dan dilaporkan secara berkala kepada
menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah.
BLU tidak dapat mengalihkan/menghapuskan Aset
tetap kecuali ijin pejabat yang berwenang.
Pengalihan/penghapusan aset tetap dilakukan
secara berjenjang berdasarkan nilai dan jenis
barang yang sesuai dengan peraturan
perundangan.
Pengalihan/penghapusan aset tetap dilaporkan
kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD
pmk76/PMK.05/2013
Transaksi
Keuangan
Konsolidasian Pertanggungjawaban
Standar Standar
Akuntansi Akuntansi
SAP SAK
LRA LO
Neraca Neraca
CaLK LAK
CaLK
LK – K/L
UU No. 1/2004
PP No.23 Konsolidasi PP No.8
Lampiran
Laporan Keuangan BLU berdasarkan
SAK
Laporan Realisasi
Anggaran/Laporan
Operasional;
LAPORAN KEUANGAN
Neraca;
BLU melakukan
rekonsiliasi atas
pendapatan dan
belanja dengan kppn
tiap triwulan
Penyampaian Laporan Keuangan
Lampiran/
LAP.
LAP. KEU
KEU Dikonsolidasikan LAP.
LAP. KEU
KEU
BLU
BLU K/L
K/L
Pemerintah
Standar Akuntansi
Standar Akuntansi Keuangan
Penyampaian
COA – PMK 91
KONVERSI
COA - BLU
KPPN
Neraca
Neraca
Kas,Piutang,Persediaan, Memo
Kas,Piutang,Persediaan,
Penyesuaian
AT, Investasi, Utang
AT, Investasi, Utang
Depresiasi, Bad Debt, Tax
Depresiasi, Bad Debt, Tax
Aktiva Bersih
Aktiva Bersih
Standar Akuntansi
●
● Akun untuk menampung hasil
konversi laporan neraca BLU yang
disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan ke dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan.;
AKUN NERACA
●
● Akun untuk menampung semua
penerimaan PNBP BLU yang dapat
digunakan langsung untuk belanja
operasional BLU.;
AKUN PENDAPATAN
Sistem Akuntansi BLU
Sistem Akuntansi Keuangan, yang menghasilkan Laporan Keuangan Pokok untuk keperluan
akuntabilitas, manajemen, dan transparansi;
Sistem akuntansi aset tetap, yang menghasilkan Laporan aset tetap untuk keperluan
manajemen aset tetap
Sistem akuntansi biaya, yang menghasilkan informasi biaya satuan (unit cost) per unit
layana, pertanggungjawaban kinerja ataupun informasi lain yantu kepentingan manajerial
Sistem Akuntansi BLU
Sistem Akuntansi BLU
Estimasi
Pendapatan MP
APBN
DIPA-APBN PAGU
Belanja
KL (PA)
LRA
SPM
LRA PA
Aplikasi LRA
BLU/KPA DIPA-PEND BELANJA
OPR
NERACA
SPM/SP2D
SPM/SP2D
PENGESAHAN
Rekening Oprasional BLU SPM
Pengesahan
Pengel Pot
Belanja Penerimaa
n
KPPN LAK
Mapping LRA
SAP NERAC
Pelaporan BLU
Dit. APK
LK
Ringkasan,Face
UAPA
Ringkasan,Face
LK Ringkasan,Face
Keterangan Ringkasan
SAK
UAPPA-E1
SAP
LK LK
•
•
Sistem Akuntansi BLU
•
•
Sistem Akuntansi Keuangan BLU
Dirancang untuk menyajikan : informasi posisi keuangan blu, informasi kemampuan blu untuk memperoleh sumberdaya ekonomi dan
beban dlm satu periode, informasi sumber dan penggunaan dana, informasi pelaksaan anggaran, informasi ketaatan peraturan per uu
Untuk integrasi dengan Lap Keu K/L BLU mengembangkan sub sistem akuntansi sesuai
SAP
Sistem Akuntansi Aset BLU
Sistem Akuntansi Aset Tetap minimal mampu menghasilkan : informasi jenis,kuantitas, nilai
mutasi, kondisi aset tetap milik blu dan bukan milik blu yang ada di dalam penguasaan BLU
•
Pengelolaan Aset BLU
●
informasi tentang harga pokok produksi;
●
informasi tentang biaya satuan (unit cost) per unit layanan; dan
●
informasi tentang analisis varian (perbedaan antara biaya standar dan biaya
sesungguhnya).
●
perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional BLU;
●
pengambilan keputusan oleh Pimpinan BLU; dan
●
perhitungan tarif layanan BLU.
Sistem Akuntansi Biaya BLU
●
Laporan Keuangan; dan
●
Laporan Kinerja.
●
Laporan Realisasi Anggaran dan/atau Laporan Operasional;
●
Neraca;
●
Laporan Arus Kas; dan
●
Catatan atas Laporan Keuangan.
Reviu dan Audit Audit
Dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan intern, reviu dilakukan oleh
aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
●
Berdasarkan PP No. perlu menetapkan suatu pedoman akuntansi BLU sebagai pedoman pengembangan standar
akuntansi di bidang industri spesifik dan/atau pedoman pengembangan sistem akuntansi Badan Layanan Umum
(BLU).
●
Acuan dalam pengembangan standar akuntansi BLU dalam hal belum terdapat standar akuntansi keuangan yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia yang dapat diterapkan oleh BLU.
●
Acuan dalam pengembangan dan penerapan sistem akuntansi keuangan BLU sesuai dengan jenis industrinya.
Ruang Lingkup
●
Pedoman ini menjelaskan gambaran umum, jenis dan ilustrasi format laporan keuangan, akuntansi
pendapatan, akuntansi biaya, akuntansi aset, akuntansi kewajiban, dan akuntansi ekuitas.
Sistem Akuntansi BLU
●
Sistem akuntansi Keuangan.
●
Sistem Akuntansi Aset Tetap
●
Sistem Akuntansi Biaya
●
Kebijakan Akuntansi
●
Sub sistem Akuntansi
●
Prosedur Akuntansi
●
Bagan Akun Standar.
Laporan Keuangan
●
menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, operasional
keuangan, arus kas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna laporan
keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi.
●
Pimpinan BLU bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU yang disertai dengan surat
pernyataan tanggung jawab yang berisikan pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah dilaksanakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang memadai, akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan, dan kebenaran isi laporan keuangan merupakan tanggung jawab pimpinan BLU.
Laporan Keuangan
Pengukuran
• Usaha nilai wajar; APBN pengeluaran bruto, hibah nilai wajar / kas
• Azas bruto
Pengungkapan
• Disajikan terpisah untuk setiap jenis pendapatan
• Rincian jenis pendapatan
Akuntansi Biaya
Pengertian
• penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas bersih..
Klasifikasi
• Biaya layanan
• Biaya umum dan adminisrasi
• Biaya lainnya
• Rugi penjaulan aset non lancar
• Biaya dari kejadian luar biasa
Pengakuan
• pada saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi masa depan
Pengukuran
• Jumlah kas yang dibayarkan; biaya berjalan yang dibayar di masa depan,
• alokasi sistematis, jumlah kerugian terjadi
Pengungkapan
• Disajikan terpisah untuk setiap jenis biaya
• Rincian jenis biaya pada catatan atas laporan keuangan
Akuntansi Aset
Pengertian
• sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh BLU
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh
serta dapat diukur dalam satuan uang, dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Jenis
• Kas dan setara kas
• Investasi jangka pendek
• Piutang usaha
• Piutang lain-lain
• Persediaan
• Uang Muka
• Biaya dibayar Dimuka
• Investasi jangka panjang
• Aset tetap
• Aset lainnya
Akuntansi Kewajiban
Pengertian
• utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi BLU.
• Penyelesaian kewajiban: pembayaran, penyerahan aset, pemberian
jasa dan penggantian kewajiban dengan kewajiban lain
Pengertian
• hak residual BLU atas aset setelah dikurangi seluruh kewajiban yang
dimiliki. Ekuitas BLU terdiri atas ekuitas tidak terikat, ekuitas terikat
temporer, dan ekuitas terikat permanen.
Ekuitas
Sumber: IHPS BPK, Untuk tahun 2013, berdasarka datan Rakerna Akuntanasi 2014, WTP 65,WDP 19 dan 3 TMP
pengelolaan
Kelemahan
dalam
Kelemahan dalam
pengelolaan
pengelolaan
dalam
Kelemahan dalam
persediaan
pengelolaan
persediaan
Ketidakpatuhan dalam
pengadaan barang dan / OPINI
jasa belanja barang dan
belanja modal. LKP 2013
Kelemahan
hibah,
investasi,
Kelemahan
hibah,
pengelolaan
investasi,
Lain
pengelolaan
penerimaa.
Tetap dan Aset Lain-
Lain
penerimaa.
Tetap dan AsetAset
pengelolaan Lain-
dana
pengelolaandalam
Kelemahan Aset
dalam
dana
Kelemahan dalam
dalam
DASAR HUKUM
●
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
Psl 36 ayat (1) UU pendapatan dan belanja berbasis akrual
17/2003 dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima)
tahun
●
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual
Psl 70 ayat (2) UU 1/2004 dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran
2008
PENYUSUNAN SAP AKRUAL
74
TUJUAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
PP 71
2010
76
PUSAP
(PASAL 6)
PMK No 238/PMK.05/2011
Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
PENERAPAN BASIS AKRUAL
(PASAL 7)
ANGGARAN
BASIS
KAS
AKUNTANSI
LRA
SILPA/ Laporan
Perubah
SIKPA an SAL
82
KOMPONEN LK – PP 71/2010
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
LAPORAN PERUBAHAN SAL
85
LAPORAN OPERASIONAL
Beban subsidi
Beban penyusutan
efektivitas
Output
(keluaran) Laporan
Operasional
efisien Input
(cost dari
program/
kegiatan)
ekonomi Laporan
Kinerja
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
Aset &
Pendapatan Beban Cost Kinerja
Kewajiban
Mengaitkan cost dengan kinerja
LAPORAN LAPORAN
EVALUASI KINERJA
KEUANGAN KINERJA
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
• Hak pemerintah • Penurunan manfaat
• Diakui sebagai ekonomi/potensi
penambah ekuitas jasa dalam periode
pelaporan
• Dalam tahun anggaran • menurunkan
yg bersangkutan Pendapatan- ekuitas
• Tidak perlu dibayar LO (dari Beban (dari • berupa
kembali kegiatan kegiatan pengeluaran/
operasional) konsumsi
operasional)
aset atau timbulnya
kewajiban
• Pendapatan/Beban
Kegiatan
• Sifatnya tidak rutin, termasuk Pos Luar yg bukan n operasi
surplus/defisit dari penjualanNon
aset Biasa biasa
Operasional
non lancar dan penyelesaian • Tidak diharapkan
kewajiban jangka panjang sering/rutin terjadi
• Di luar kendali/
pengaruh entitas ybs
• Sifat & jumlah
92
diungkap dalam
STRUKTUR DAN ISI
AKUNTANSI BEBAN
SURPLUS / DEFISIT LO
• Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
• Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah.
• Jika tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs tengah bank sentral pada
tanggal transaksi.
• Jika tidak tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi
dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan
kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk
memperoleh valuta asing tersebut.
• Jika mata uang asing tersebut dibeli dengan menggunakan mata
uang asing\, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya
dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat
dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral tanggal
transaksi.
TRANSAKSI DALAM BENTUK BARANG
DAN JASA
104
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)
35 BEBAN
36 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx
37 Beban Persediaan xxx xxx xxx xxx
38 Beban Jasa xxx xxx xxx xxx
39 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xxx
40 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xxx
41 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx
42 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx
43 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx
44 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
45 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx
46 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx
47 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx
48 JUMLAH BEBAN (36 s/d 47) xxx xxx xxx xxx
50 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (33-48) xxx xxx xxx xxx
51
52 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
53 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
54 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
55 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
56 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
57 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
58 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT KEGIATAN NON OPERASIONAL(53 s/d 57) xxx xxx xxx xxx
59 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (50 + 58) xxx xxx xxx xxx
60
61 POS LUAR BIASA xxx xxx xxx xxx
62 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
63 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
64 POS LUAR BIASA ( 62-63) xxx xxx xxx xxx
65 SURPLUS/DEFISIT-LO ( 59 + 64) xxx xxx xxx xxx
105
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
107
HUBUNGAN ANTAR LAPORAN
Laporan Finansial:
LO Laporan Perubahan Ekuitas Neraca
Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
TRANSAKSI YANG HARUS DIPERHATIKAN
LRA LO LRA LO
Pendapatan-LO Belanja
Sekaligus Sekaligus
Pendapatan-LRA Beban
SAI
SAI
TransaksiTransaksi
Akrual Lainnya
Buku Besar Kas dan Buku Besar Akrual
No Buku Besar kas Buku Besar Akrual
1. Mencatat transaksi realisasi Mencatat transaksi akrual seperti:
anggaran seperti: • Realisasi Pendapatan-LO
• Est. Pendapatan yg dialokasikan • Realisasi Beban
• Alotmen Belanja • Kas di Bendahara Pengeluaran
• Realisasi Pendapatan LRA • Kas di Bendahara Penerimaan
• Realisasi Belanja • Penyusutan dan Amortisasi
• Pengembalian Pendapatan LRA • Penyesuaian Lainnya
• Pengembalian Belanja
2. Menghasilkan Laporan Realisasi Menghasilkan Laporan Operasional
Anggaran (LRA) (LO),Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE), dan Neraca
Migrasi Saldo Awal
1. Saldo Akhir Neraca basis CTA menjadi Saldo Awal Neraca Basis
Kas
2. Neraca pada basis akrual menganut konsep ekuitas tunggal,Akun
ekuitas yang akan tersaji pada neraca hanya satu. Neraca pada
basis kas menuju akrual yang menggunakan konsep
berpasangan, yang artinya setiap akun aset akan memiliki akun
pasangan pada kewajiban atau ekuitas.
3. Diperlukan migrasi pada awal pertama kali SAP berbasis akrual
diterapkan dengan penyatuan struktur ekuitas pada basis CTA
menjadi ekuitas tunggal
Migrasi Saldo Awal
No Akun CTA Mapping Akun Akrual
1. Aset Aset
2. Kewajiban Kewajiban
(kecuali akun Pendapatan Ditangguhkan)
3. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas
Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Lainnya
Sistem Jurnal Anggaran pada Buku Besar KAS
Transaksi KAS ACCRUAL
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Pencatatan Estimasi Pendapatan X
Anggaran XXX yang Dialokasikan
Pendapatan
Utang Kepada KUN X
8. Dilakukan perubahan pada tabel referensi posting rules realisasi dan tabel
referensi posting rules neraca.
Kolom perksai merupakan kolom existing dan tidak mengalami perubahan. Kolom
perksai berfungsi sebagai cash ledger dan nantinya akan digenerate menjadi LRA
Kolom perkkor sebelumnya adalah kolom korolari. Pada SAIBA kolom perkkor diisi
dengan posting rules akrual, sehingga berfungsi sebagai accrual ledger yang
nantinya digenerate menjadi LO, LPE, dan Neraca.
Perubahan Tabel Referensi Realisasi
• Secara umum, jurnal realisasi pendapatan sebagai berikut:
PENDAPATAN
Cash Ledger Accrual Ledger
D Utang kepada KUN D Due From
K Pendapatan XXX K Pendapatan XXX
PENDAPATAN BLU
Cash Ledger Accrual Ledger
D Utang kepada Kas BLU D Kas BLU
K Pendapatan XXX K Pendapatan XXX
Perubahan Tabel Referensi Realisasi
BELANJA
Cash Ledger Accrual Ledger
D Belanja XXX D Beban XXX
K Piutang dari KUN K Due To
BELANJA BLU
Cash Ledger Accrual Ledger
D Belanja XXX BLU D Beban XXX BLU
K Piutang dari Kas BLU K Kas BLU
BELANJA MODAL
Cash Ledger Accrual Ledger
D Belanja Modal D Aset Tetap Belum Diregister
K Piutang dari KUN K Due To
Persediaan
Penyisihan Piutang
Kas di Bendahara Penerimaan Satker yang masih ada pada akhir periode
pelaporan mengindikasikan masih adanya penerimaan negara yang belum
disetor ke Kas Negara. Penerimaan tersebut belum dapat diakui sebagai
pendapatan LRA, tetapi sudah harus diakui sebagai pendapatan dalam
Laporan Operasional.
Uraian Dr Cr
Kas di Kas di Bendahara Penerimaan X
Bendahara
Penerimaan
Pendapatan PNBP-LO X
Sistem Jurnal Penyesuaian untuk Pelaporan Akrual –
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
Uraian Dr Cr
Kas Lainnya di Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran X
Bendahara
Pengeluaran X
Pendapatan PNBP
Transaksi ACCRUAL
Uraian Dr Cr
Pendapatan X
Pendapatan Pajak/PNBP
DiterimaDi
Muka
Pendapatan Pajak/PNBP Diterima Di Muka X
Sistem Jurnal Penyesuaian untuk Pelaporan
Akrual – Belanja Dibayar Di Muka
Belanja dibayar dimuka adalah pengeluaran belanja pada tahun berjalan
tetapi manfaatnya melampaui tahun anggaran berjalan, sehingga pada
tahun berikutnya masih ada manfaat yang akan diterima akibat
pembayaran tersebut. Untuk mengidentifikasi belanja dibayar dimuka
perlumelihat dokumen pengadaan barang dan jasa menyangkut masa
kontrak atau waktu pelayanan jasa yang akan diberikan khususnya jasa
Transaksi ACCRUAL
Uraian Dr Cr
Belanja Dibayar Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) X
Dimuka
Beban XXXX X
Sistem Jurnal Penyesuaian untuk Pelaporan
Akrual – Uang Muka Belanja
Uang Muka Belanja adalah pembayaran dimuka atas belanja yang
diberikan terlebih dahulu sebelum pegawai/rekanan menyerahkan hasil
pekerjaan/jasa. Apabila ada pembayaran Uang Muka Belanja sedangkan
prestasi pekerjaan belum diselesaikan seluruhnya atau sebagian, atau
pembayaran tersebut belum dikembalikan, maka terhadap pengeluaran
belanja tersebut pada tanggal pelaporan dicatat sebagai Uang Muka
belanja dan mengkredit akun beban yang sesuai
Transaksi ACCRUAL
Uraian Dr Cr
Uang Muka Belanja Uang Muka Belanja X
Beban XXXX X
Sistem Jurnal Penyesuaian untuk Pelaporan
Akrual – Belanja Yang Masih harus Dibayar
Belanja yang masih harus dibayar adalah tagihan pihak ketiga atau
kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan
keuangan belum dapat dibayarkan
Transaksi ACCRUAL
Uraian Dr Cr
Belanja Yang Masih Beban xxxxxxx X
harus Dibayar
Uraian Dr Cr
Penyisihan Piutang Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih X
tak Tertagih
Akumulasi Penyusutan X
Akumulasi Amortisasi X
Reklasifikasi – Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang
Pada pos aset apabila terdapat aset non lancar yang kemungkinan dapat
dicairkan dalam masa satu periode pelaporan dilakukan reklasifikasi ke
dalam bagian lancar aset nonlancar.Termasuk dalam akun yang
memerlukan reklasifikasi ini misalnya Tagihan Penjualan Angsuran,
Tuntutan Ganti rugi dan Tuntutan Perbendaharaan
Transaksi ACCRUAL
Uraian Dr Cr
Reklasifikasi Bagian lancar TP/TGR X
Bagian
:Lancar
Piutang Jangka Panjang TP/TGR X
Jurnal Neraca : Reklasifikasi dan Jurnal Aset
Pada pos aset apabila terdapat aset non lancar yang kemungkinan
dapat dicairkan dalam masa satu periode pelaporan dilakukan
reklasifikasi ke dalam bagian lancar aset nonlancar
Transaksi saldo awal dalam basis akrual diakui sebagai bagian dari
koreksi. Pencatatan aset tersebut akan menambah ekuitas pada
periode berjalan. Dengan demikian pencatatannya adalah sebagai
berikut:
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Transfer Peralatan dan Mesin X Peralatan dan Mesin X
Masuk
Diinvestasikan Dalam AT X Transfer Masuk X