Anda di halaman 1dari 16

INFLASI DALAM

PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Disusun Oleh :
Ahmad masholih 4117357
Muhammad sholeh 4117361
M nurul mustaqim 4117379
A. Pengertian inflasi

 Inflasi merupakan suatu proses


meningkatnya harga barang yang bersifat
secara umum dan berlangsung dalam jangka
waktu yang lama atau terus-menerus
(continue).
B. Faktor-fakor penyebab
timbulnya inflasi

1. InflasI permintaan (demand Side Inflation)


2. Inflasi penawaran  (supply side inflation)
3. Inflasi pemintaan penawaran (Demand Supply
Inflation)
4. Inflasi tertekan ( Supressed Inflation) atau Inflasi
yang tertutup.
C. MACAM-MACAM INFLASI
1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
a) Inflasi Ringan (creeping inflation)
b) Inflasi Sedang (galloping inflation)
c) Inflasi Berat (high inflation)
d) Hiperinflasi (hyperinflation)
2. Berdasarkan Penyebabnya
a) Inflasi Permintaan Agregat (Demand Pull
Inflation)
b) Inflasi Biaya (Cost Push Inflation)
3. Berdasarkan Asal Inflasi
a) Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri
(Domestic Inflation)
b) Inflasi yang berasal dari luar negri (imported
inflation)
D. kerangka Kebijakan Inflasi
1. Pengertian Inflamation Targeting Framework (ITF)
Inflation Targeting Framework merupakan kerangka
kerja kebijakan moneter yang relatif baru digunakan.
Kerangka kerja kebijakan moneter pertama kali
diterapkan oleh Selandia Baru tahun 1990 dan
kemudian semakin banyak negara lain (Chili, Kanada,
Brasil, Australia, Israel, Mexico, Korea, Thailand, Afrika
Selatan, Republik Ceko, Polandia, Hungaria, dan lain-
lain) menerapkannya sebagai langkah mendasar dalam
memperkuat efektifitas penerapan kebijakan
moneternya.
Di dalam UU No.23 Tahun 1999 secara implisit mengamanatkan
kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia mendasarkan
pada kerangka kerja yang dikenal dengan Inflation Targeting,
yaitu :
1) Adanya pengaturan dan pemahaman bahwa tujuan utama kebijakan
moneter adalah kestabilan harga;
2) Adanya penetapan dan pengumuman sasaran inflasi kepada
masyarakat;
3) Adanya pengaturan bahwa sasaran inflasi merupakan sasaran akhir
dan sebagai dasar perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter;
4) Adanya pemberian independensi kepada Bank Indonesia dalam
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneternya;
5) Adanya kewajiban bagi Bank Indonesia untuk menjelaskan
pelaksanaan kebijakan moneternya kepada masyarakat sebagai
wujudan azas transparans;
6) Adanya mekanisme akuntabilitas bagi bank sentral untuk
mempertanggungjawabkan dan dinilai kinerjanya dalam pelaksanaan
kebijakan moneter oleh DPR.
2. Penerapan Inflation Targeting
Framework (ITF)
Dalam penerapan ITF pemerintah tidak bisa langsung
seenaknya menggunakan ITF sebagai kebijakan moneter,
tetapi pemerintah harus memenuhi syarat-syarat berikut
:
1. Menciptakan independensi bank sentral.
2. Menghindari target-target nominal selain inflasi.
3. Alasan Pemilihan ITF

Pemilihan kerangka kerja kebijakan moneter IT didasarkan atas


beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Memenuhi prinsip-prinsip kebijakan moneter yang sehat
(sound).
b. Sesuai dengan amanat UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3/2004.
c. Hasil riset menunjukkan semakin sulit pengendalian besaran
moneter.
d. Pengalaman empiris negara lain menunjukkan bahwa negara
yang menerapkan ITF berhasil menurunkan inflasi tanpa
meningkatkan volatilitas output.
e. Dapat meningkatkan kredibilitas BI sebagai pengendali inflasi
melalui komitmen pencapaian target.
4. implementasi Strategi ITF ( Inflation
Targeting Framework )

Antara lain:
a) Sebagai aturan umum, untuk transparansi maksimum,
ukuran luas paling relevan untuk perhitungan pendapatan
riil untuk rumah tangga dan kesejahteraan rumah tangga
pada akhir.
b) Sebagai contoh, saat ini sasaran inflasi di Meksiko ditetapkan
dengan cara yang asimetris.nya menjadi tujuan kebijakan
moneter
c) Target Inflasi dapat diatur untuk satu atau lebih dari setahun.
d) Selain itu juga sangatlah penting untuk membangun
kredibilitas,
d. Perhitungan Indek Harga Konsumen
(IHK)/ Consumer Proce Indek (CPI)

1. Indeks Harga Konsumen (IHK)


Indeks harga konsumen adalah indeks yang
menghitung harga rata-rata barang dan jasa yang telah
dikonsumsi konsumen. Indeks harga konsumen juga
merupakan ukuran yang dapat memberi informasi
tentang rata-rata konsumsi konsumen akan barang dan
jasa dari kelompok tertentu seperti transportasi,
makanan dan obat medis
2. Rumus dan Contoh Penghitungan Indeks Harga
Konsumen
Indeks harga konsumen dapat dihitung dengan cara berikut ini:

IHK= Pn/po x 100 %


I

Keterangan:
IHK = Indeks Harga Konsumen
Pn = Harga sekarang
Po = Harga tahun dasar
Contohnya pada tahun 2012 suatu barang memiliki harga Rp.8.000 per unit.
Sedangkan pada tahun dasar yaitu tahun 2010 harga barangnya adalah
RP.6.000 per unit. Maka indeks harga konsumen pada tahun tersebut adalah
sebagai berikut:
IHK = (Rp.8.000/Rp.6.000) x 100% = 125
Selain cara ini, terdapat cara lain yang memerlukan
angka pada harga barang dan kuantitas atau jumlah
barang

I =Pn Qo/Po Qo x 100

Keterangan:
I = Indeks Harga Konsumen
Pn = Harga barang tertentu pada periode n
Po = Harga barang tertentu pada periode dasar o
Qo = Kuantitas barang tertentu pada periode dasar o
Hasil penghitungan dari indeks harga konsumen
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Jika hasil penghitungan indeks harga konsumen pada
tahun tertentu di bawah 100 (<100), maka tingkat harga
barang yang dikonsumsi oleh konsumen pada periode
tersebut lebih rendah dari tahun dasar.
2. Jika hasil penghitungan indeks harga konsumen pada
tahun tertentu sama dengan 100 (=100), maka tingkat
harga barang yang dikonsumsi oleh konsumen pada
periode tersebut sama dengan tahun dasar.
3. Jika hasil penghitungan indeks harga konsumen pada
tahun tertentu lebih dari 100 (>100),maka tingkat harga
barang yang dikonsumsi oleh konsumen pada periode
tersebut lebih besar dari tahun dasar.
3. Menghitung Laju Inflasi

Hasil penghitungan indeks harga konsumen dapat digunakan untuk


menghitung tingkat atau laju inflasi pada periode tertentu. Berikut
adalah rumus dan cara penghitungannya:

INFLASI = HKn-HKn-1/HKn-1 x 100%

Keterangan
HKn = Indeks Harga Konsumen pada tahun n
HKn-1 = Indeks Harga Konsumen satu tahun sebelum tahun n
Contohnya:
Indeks harga konsumen di akhir tahun 2009 adalah 135,17 sedangkan indeks
harga konsumen di tahun 2010 naik menjadi 139,91. Maka tingkat inflasi di
tahun 2011 yaitu:
Tingkat inflasi pada tahun 2011 =
[(139,91-135,17)/135,17] x 100% = 3,506%
SEKIAN
MONGGO JIKA ADA YANG MAU NANYA?
KALO NGAK ADA “TRIMAKASIH”

Anda mungkin juga menyukai