Anda di halaman 1dari 14

Komite Farmasi dan Terapi

Di Susun Oleh:

Alnedy
Fitri Fiqry
Yunanda Habibah Harwati
Megayani Suhada
H

Rizky Tya Windy


Reda Risa
Ridha Amelia Sovarina
Pransiska Amelia
Lestari Santi Surya
Pokok Bahasan
› Pengertian Komite Farmasi dan terapi (KFT)
› Tujuan Panitia Farmasi dan Terapi
› Fungsi dan Ruang Lingkup KFT
› Tugas Komite Farmasi dan Terapi (KFT)
› Struktur Organisasi KFT
› Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi
› Agenda PFT
Pengertian Komite Farmasi dan terapi (KFT)
› Komite Farmasi dan terapi adalah organisasi yang mewakili
hubungan komunikasi antara staf medik dan staf farmasi.
› Anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-
spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker yang
mewakili farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.

(Kepmenkes No.1197/Menkes/SK/X2004)
Tujuan Panitia Farmasi dan Terapi:
1. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat,
penggunaan obat serta evaluasinya.
2. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan
pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan
penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan. (merujuk pada SK
Dirjen Yanmed nomor YM.00.03.2.3.951)

(KepMenKes No 1197 tahun 2009)


Fungsi dan Ruang Lingkup KFT
1. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan
merevisinya.
2. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk
menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat
yang diusulkan oleh anggota staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah
sakit dan yang termasuk dalam kategori khusus.

(KepMenKes No 1197 tahun 2009)


Lanjutan…
4. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan
terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturanperaturan mengenai
penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku
secara lokal maupun nasional.
5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit
dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan standar
diagnosa dan terapi.
6. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
7. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada
staf medis dan perawat.
(KepMenKes No 1197 tahun 2009)
Tugas Komite Farmasi dan Terapi (KFT)
1. Mengembangkan Kebijakan tentang penggunaan obat di rumah sakit.
2. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium
rumah sakit.
3. Mengembangkan standar terapi.
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat.
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang
rasional
6. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang tidak dikehendaki.
7. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error.
8. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di Rumah
Sakit
(Permenkes No.72, 2016)
STRUKTUR ORGANISASI KFT
Dir. RS

Komite Medik

Pan. Far & Ter IFRS

Sub.Pan. Sub.Pan Sub.Pan


Obat Obat Obat
Neoplastik Antiinfeksi Kardiovaskuler

Sub.Pan Sub.Pan Sub.Pan


Obat Obat Obat
Endrokrinologi Gastrointestinal SSP
› Susunan kepanitian Panitia Farmasi dan Terapi serta kegiatan yang
dilakukan bagi tiap rumah sakit dapat bervariasi sesuai dengan
kondisi rumah sakit setempat.
1. Panitia Farmasi dan Terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3
(tiga) dokter, apoteker dan perawat. Untuk rumah sakit yang besar
tenaga dokter bisa lebih dari 3 (tiga) orang yang mewakili semua
Staf Medis Fungsional yang ada.
2. Ketua Panitia Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di
dalam kepanitiaan dan jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli
farmakologi klinik, maka sebagai ketua adalah farmakologi.
Sekretarisnya adalah apoteker dari instalasi farmasi atau apoteker
yang ditunjuk.

(Depkes RI, 2004,)


Lanjutan…
3. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur,
sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya
diadakan sebulan sekali. Rapat Panitia Farmasi dan Terapi dapat
mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari luar rumah sakit
yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan Panitia Farmasi
dan Terapi.
4. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT (Panitia Farmasi
dan Terapi) diatur oleh sekretaris, termasuk persiapan dari hasil-hasil
rapat.
5. Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang
sasarannya berhubungan dengan penggunaan obat.
(Depkes RI, 2004,)
Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi
1. Memberikan rekomendasi pada Pimpinan rumah sakit untuk
mencapai budaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional
2. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi,
formularium rumah sakit, pedoman penggunaan antibiotika dan
lain-lain
3. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan
penggunaan obat terhadap pihak-pihak yang terkait.
4. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan
memberikan umpan balik atas hasil pengkajian tersebut

(KepMenKes No 1197, 2009)


AGENDA PFT
1. Kajian Formularium utk pemutakhiran dan penghapusan
produk.
2. Obat baru yang diusulkan.
3. Pengkajian protokol obat investigasi.
4. Pengkajian reaksi obat merugikanPengkajian temuan Efek
samping dan tindakan perbaikan.
5. Keamanan obat di RS.
6. Kebijakan baru yang perlu disediakan.
(Permenkes No.72, 2016)
Daftar Rujukan
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 1197
Th 2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Th
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di RS.
SK. Dirjen Yanmed Depkes Ri No. Ym.00.03.2.3.951
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai