Anda di halaman 1dari 35

Program dan Kebijakan dalam Pencegahan

Kasus Kekerasan terhadap Perempuan


Dr. Margaretha Hanita, SH.MSi
Tim Advokasi Penghapusan KDRT Nasional Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
Kekerasan terhadap perempuan
“ setiap tindakan berdasarkan
perbedaan jenis kelamin yang
berakibat atau mungkin
berakibat kesengsaraan atau
penderitaan perempuan secara
fisik, seksual atau psikologis,
termasuk ancaman tindakan
tertentu, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan
secara sewenang-wenang, baik
yang terjadi di ranah publik atau
dalam kehidupan pribadi”

Pasal 1 ayat 3 Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI


No. 01 Tahun 2010 Tentang SPM Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Kekerasan

Fatal Non Fatal


•Kematian Kesehatan Kesehatan Reproduksi Kesehatan mental
•Terinfeksi PMS,
Fisik •Kehamilan tidak •Stres berat
HIV/AIDS •Luka diinginkan usia dini •Stres pasca trauma
•Gejala Fisik •IMS/HIV •Depresi
•Kecacatan •Gangguan genekologi •Kecemasan
•Obesitas •Aborsi tidak aman •Phobia
lanjut •Komplikasi kehamilan •Gangguan Pola
• Tumbuh •Keguguran/BBLR Makan
kembang •Infeksi Panggul •Disfungsi seksual
terhambat •Rendah diri
30 Maret
2017
HAS PENDAT
IL NASIONAL
SURVEI
AAN
PENGALAMAN HIDUP
VEI PENGALAMAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
HIDUP
NASION
(SPHPN)
A

2016
TEROBO PAD SURV KEKERAS TERHA PEREMPU
SAN A EI AN DAP AN
Survei kekerasan terhadap perempuan pertama di Indonesia
dikemas dalam survei khusus dengan nama Survei Pengalaman
Hidup Perempuan Nasional (SPHPN), kerjasama KPP-PA dengan BPS.

Standar Internasional
 Kuesioner mengadopsi Kuesioner WHO “Women’s health and life experiences”,
yang didesain khusus untuk mengali informasi kekerasan terhadap perempuan.
 Petugas dilatih secara khusus selama 10 hari, pelatihan meliputi materi
wawancara, materi etika dan safety, gender dan kekerasan, dan praktek
wawancara.

Petugas, Responden, dan Metode Wawancara


 Petugas wawancara harus Perempuan dan berpengalaman melakukan Survei.
 Responden khusus perempuan usia 15-64 th yang tidak boleh diwakilkan.
 Wawancara dilakukan secara private pada responden perempuan, dengan
Android.

5
SAMPLI
NG
Nasional, Perkotaan/perdesaan.

 Jumlah Blok Sensus (BS): 900 BS menurut Perkotaan/perdesaan.


 Dari 1 BS dipilih 10 rumah tangga, sehingga jumlah rumah tangga
(ruta) : 9000 ruta.
 Dalam 1 rumah tangga dipilih satu perempuan (15-64 tahun)
sebagai responden.

Bila dalam rumah tangga terpilih terdapat lebih dari satu orang
perempuan usia 15 – 64 tahun, maka dipilih satu orang dengan
menggunakan Tabel Kish.

6
TINGK RESPON
AT SURVEI
NON
RESPON
RESPO
N
Data terisi lengkap :  Ruta Nonrespon :
8.757 rumah tangga (97,3%) 243 rumah tangga (2,7%)
 Ruta Nonrespon mencakup :
 Ruta menolak.
 Tidak ada eligible sampel (perempuan usia
15-64 tahun).
 Responden tidak bersedia melanjutkan
wawancara

7
Pela da Jeni Kekeras
ku n s Pelaku
anSelain Pasangan :
 Pelaku Pasangan
1. Kekerasan Fisik 1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Seksual 2. Kekerasan Seksual
3. Kekerasan Emosional (psikis)
4. Kekerasan Ekonomi  Yang dimaksud Selain Pasangan adalah:
- Orang tua / mertua
5. Pembatasan Aktivitas
- Keluarga (kakek/paman/sepupu/,dll)
- Teman / Tetangga
 Yang dimaksud Pasangan adalah:
- Suami - Guru / Pendidik
- Pasangan yang hidup bersama - Orang tak dikenal
(tidak menikah) - Aparat Keamanan
- Pasangan - Majikan
seksual, tinggal - Dll.
terpisah
8
STATISTIK SPHPN
2016:
SEMUA PEREMPUAN
15-64 TAHUN
KARAKTERISTIK
RESPONDEN
SD Sederajat dan Persentase
Tidak/Belum Tamat SD perempuan usia
15-64 tahun
SMP Sederajat
menurut
SMA Sederajat dan
Diploma/Sarjana
Tingkat
Pendidikan
Pertambangan,
Persentase 7,0% Pengolahan,
Pertanian
perempuan usia Energi, dan
15-64 tahun Konstruksi
menurut
35,0%
Sektor 42,3%
Perdagangan,
Jasa, dan
Pekerjaan
BADAN PUSAT STATISTIK Tidak Bekerja Lainnya
10
1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun di Indonesia mengalami
kekerasan oleh pasangan dan selain pasangan selama hidup mereka.
Sekitar 1 dari 10 perempuan mengalaminya dalam 12 bulan terakhir.

PREVALENSI KEKERASAN FISIK DAN/ ATAU SEKSUAL OLEH PASANGAN DAN SELAIN PASANGAN

33,4% Fisik &


Fisik Seksual
Seksua
9,1% 15,3%
l
Selama Hidup
9,4% 9%
12 Bulan Terakhir

36,3%
29,8%

Perempuan yang tinggal di daerah


Perkotaan lebih banyak mengalami
kekerasan daripada yang tinggal di daerah
Perkotaan Perdesaan Perdesaan

BADAN PUSAT STATISTIK


12
PREVALENSI KEKERASAN FISIK DAN/ ATAU SEKSUAL OLEH PASANGAN
DAN SELAIN PASANGAN
Oleh pasangan Oleh selain pasangan

Sekitar 2 dari 11 perempuan Sekitar 1 dari 4


yang pernah/ sedang menikah perempuan mengalami
mengalami kekerasan fisik kekerasan fisik dan/
dan/ atau seksual oleh atau seksual oleh
pasangan selama hidup selain pasangan
mereka. selama hidup mereka.

18,3% Fisik & 23,7% Fisik &


Fisik
Fisik Seksual
7,7% Seksual Seksual
4,6%
6% Seksual
5,2% 14,4%
4,9% 4,1%
5,6%

Selama Hidup
Selama
12 Bulan Terakhir Hidup
12 Bulan
Terakhir

Kekerasan fisik merupakan jenis kekerasan yang paling banyak


dilakukan oleh suami/pasangan pada istri/pasangan perempuan
Kekerasan seksual merupakan jenis kekerasan yang paling
banyak dilakukan selain/bukan pasangan.
BADAN PUSAT STATISTIK
13
PREVALENSI KEKERASAN FISIK DAN/ ATAU SEKSUAL
OLEH SELAIN PASANGAN
Perempuan PERNAH/SEDANG Menikah Perempuan BELUM PERNAH Menikah
1 dari 5 perempuan pernah/ sedang
menikah mengalami kekerasan fisik 2 dari 5 perempuan belum pernah
dan / atau seksual oleh selain menikah mengalami kekerasan fisik
pasangan selama hidup atau dan/ atau seksual oleh selain
seksual oleh selain pasangan pasangan selama hidup.

20,4% 42,7% Fisik &


Fisik
Fisik Fisik & Seksual
Seksual Seksual
4,6% Seksual
2,9%
2,5% 12,9% 8,3% 23,1%
11,3%
23,3%

Selama Hidup Selama


12 Bulan Terakhir Hidup
12 Bulan
Terakhir

BADAN PUSAT STATISTIK


15
PREVALENSI KEKERASAN FISIK DAN SEKSUAL
OLEH PASANGAN
Kekerasan Fisik
MENURUT Kekerasan
JENIS Seksual
TINDAKAN
4 jenis Kekerasan Fisik yang paling 3 jenis Kekerasan Seksual yang paling
banyak dialami perempuan pernah/ banyak dialami perempuan pernah/
sedang menikah dari Pasangan . sedang menikah dari Pasangan .

DITAMPAR
Melakukan hubungan karena
9,4% Takut
1,4%
7,8% 2,8%

DIPUKUL
Dipaksa secara Fisik
6,2% berhubungan saat
1,1% tidak ingin
6,3% 2,0%
DIDORONG /
DIJAMBAK
RAMBUT Dipaksa melakukan
3,14,4
%% 0,6% tindakan seksual yang
merendahkan
0,8%
/memalukan
Selama Hidup

BADAN PUSAT STATISTIK


12 Bulan Terakhir
2,0% 0,6%
DITENDANG, 16
PREVALENSI KEKERASAN FISIK DAN SEKSUAL OLEH
SELAIN PASANGAN
Kekerasan Fisik
MENURUT Kekerasan
JENIS Seksual
TINDAKAN
4 jenis Kekerasan Fisik yang paling banyak dialami 4 jenis Kekerasan Seksualyang paling banyak dialami
perempuan usia 15-64 th dari Selain Pasangan . perempuan pernah/ sedang menikah dari Selain
Pasangan .

DIPUKUL Pelaku berkomentar/mengirim pesan


5,2% 0,8% bernada seksual
10,0% 3,2%
DITAMPAR
Pelaku menyentuh / meraba tubuh
5,0% 0,8%
7,1% 0,9%

DIDORONG / DIJAMBAK Pelaku memperlihatkan gambar seksual


RAMBUT 5,1% 0,6%
3,6% 0,8%

Pelaku memaksa berhubungan seksual


DITENDANG, 2,8% 0,2%
DISERET,
DIHAJAR Selama idup
H
12 Bulan Terakhir
BADAN PUSAT STATISTIK
1,4% 0,4% 17
PREVALENSI KEKERASAN FISIK DAN ATAU SEKSUAL
PEREMPUAN USIA 15-64 TAHUN
MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN STATUS
Pendidikan PEKERJAAN PEREMPUAN
Status Pekerjaan

Kekerasan fisik dan/ atau seksual Kekerasan fisik dan/ atau seksual
lebih banyak dialami perempuan lebih banyak dialami perempuan yang
berpendidikan SMA Ke Atas. berstatus tidak bekerja.

39,4 % 35,1%
32,1 %

30,6%

SD dan SMP SMA Ke Tidak Bekerja Bekerja


Atas
BADAN PUSAT STATISTIK
18
STATISTIK SPHPN
2016:
KHUSUS
PEREMPUAN
PERNAH/SEDANG
MENIKAH
PREVALENSI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN YANG
PERNAH/ SEDANG MENIKAH
OLEH
PASANGAN 24,5 %
20,5 %

12,3 % 10,6 %
7,5% 9,0 %
3,8 %
1,8 %

Fisik Seksual Emosional Ekonomi


12 Bulan Terakhir Selama Hidup

Mengalami minimal 1 dari 4 jenis kekerasan Mengalami minimal 1 dari 3 jenis kekerasan

41,7% 28,3%
SELAMA HIDUP SELAMA HIDUP

16,4% -
1. Fisik
10,4% Tiga jenis kekerasan:
12

Empat jenis BULA


TERAKHIR 2. Seksual
N
kekerasan:
1.
12 BULAN Fisik
2.
BADAN PUSAT STATISTIK
Seksual 20
PREVALENSI KEKERASAN EMOSIONAL DAN
EKONOMI OLEH PASANGAN
Kekerasan Emosional Kekerasan Ekonomi
3 jenis Kekerasan Emosional yang paling 3 jenis Kekerasan Ekonomi yang paling
banyak dialami perempuan pernah/ sedang banyak dialami perempuan pernah/ sedang
menikah dari Pasangan . menikah dari Pasangan .

14,9%
5,2% Menghina / membuat
Tida k diperbolehkan bekerja
rendah diri oleh pasangan

10,8% Pasa ngan menolak memberikan


uang belanja padahal dia punya
4,1% Menakuti-nakuti /
uang
mengintimidasi

Pasa ngan mengambil penghasilan/


6,7% tabu ngan tanpa persetujuan
2,3% Merendahkan/ mempermalukan di
12 Bulan Terakhir Selama Hidup
depan orang lain
BADAN PUSAT STATISTIK
12 Bulan Terakhir Selama Hidup 21
STATISTIK KASUS
JUMLAH KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK PEREMPUAN
2006-2016

Sumber: Catatan Tahunan Komnas Perempuan, 2017


Data Kasus KTP yang ditangani Lembaga Layanan Menurut Provinsi
(n=13.602)

Sumber: Catatan Tahunan Komnas Perempuan, 2017


Lembaga Layanan yang Menangani KTP:
Sebagian besar lembaga layanan PEMERINTAH
(n=13.602)

Sumber: Catatan Tahunan Komnas Perempuan, 2017


2025
2025
PERKEMBANGAN PAYUNG HUKUM NASIONAL Menuju
Menuju terwujudnya
terwujudnya
kesetaraan
kesetaraan gender
gender
Perlindungan
Perlindungan Perempuan
Perempuan dan
dan Anak
Anak

2008
2008 2009
2009 2010
2010
•• UU
UU No.
No. 10
10 ttg
ttg Pemilu
Pemilu •• PMK
PMK No.
No. 119
119 ttg
ttg •• Permen
Permen PP
PP No.
No. 11 ttg
ttg
2004
2004 Legislatif
Legislatif (30%
(30% balon
balon Petunjuk Penyusunan
Petunjuk Penyusunan SPM
SPM Bidang
Bidang Layanan
Layanan
UU perempuan
perempuan di di legislatif
legislatif dan
dan Penelaahan
Penelaahan RKA RKA Terpadu
Terpadu bagi
bagi
UU No.
No. 23
23 ttg
ttg
Penghapusan
Penghapusan •• Perpres No. 69 tentang
Perpres No. 69 tentang K/L
K/L dan
dan Pelaksanaan
Pelaksanaan Perempuan
Perempuan dan
dan Anak
Anak
Kekerasan Gugus
Gugus Tugas
Tugas PPTPPO
PPTPPO DIPA
DIPA TA
TA 2010
2010 (Awal
(Awal Korban Kekerasan.
Korban Kekerasan.
Kekerasan
dalam
dalam Rumah
Rumah •• PP No. 9 ttg Tata Cara
PP No. 9 ttg Tata Cara dan dan Penerapan
Penerapan ARG)
ARG) di
di K/L.
K/L.
Tangga. Mekanisme
Mekanisme Pelayanan
Pelayanan •• Permen PP No. 1 ttg
Permen PP No. 1 ttg
1999 Tangga.
1999 Terpadu bagi Saksi
Terpadu bagi Saksi SPM
SPM Trafficking.
Trafficking.
UU
UU No.
No. 39
39 ttg
ttg dan/atau TPPO.
dan/atau TPPO.
HAM
HAM •• Permendagri
Permendagri No. No. 15 15 ttg
ttg
2000
2000 Pedoman Pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan
Inpres
Inpres No.
No. 99 ttg
ttg PUG
PUG didi Daerah.
Daerah.
PUG
PUG dalam
dalam •• UU
UU no.44 ttg
no.44 ttg Pornografi
Pornografi 2014
2014 &
& 2016
2016
Pembangunan
Pembangunan •• UU
UU No.
No. 35/2014
35/2014 dan
dan UU
UU
Nasional
Nasional No. 1/2016 Tentang
No. 1/2016 Tentang
Revisi
Revisi UU
UU Perlindungan
Perlindungan
Anak
Anak
2012
2012
•• UU
UU No.
No. 88 ttg
ttg Pemilihan
Pemilihan Umum
Umum
1984
1984 &
& 1989
1989 Anggota DPR,DPD dan DPRD.
Anggota DPR,DPD dan DPRD.
UU
UU No.
No. 7/1984
7/1984
tentang ratifikasi
tentang ratifikasi 2002
2002 2007
2007 2011
2011
CEDAW
CEDAW (Konvensi
(Konvensi UU UU
UU No.
No. 21
21 ttg
ttg •• UU
UU No.
No. 22 ttg
ttg Partai
Partai Politik
Politik (30%
(30%
UU No.
No. 23
23 ttg
ttg
Internasional
Internasional Anti
Anti Perlindungan
Perlindungan Pemberantasan
Pemberantasan Kepengurusan
Kepengurusan perempuan
perempuan di
di
Diskriminasi
Diskriminasi Anak
Anak Tindak
Tindak Pidana
Pidana partai politik).
partai politik).
terhadap
terhadap Perdagangan
Perdagangan •
• Permendagri
Permendagri No.
No. 6767 ttg
ttg
Perempuan)
Perempuan) Orang.
Orang. Perubahan atas Permendagri
Perubahan atas Permendagri
Ratifikasi
Ratifikasi Konvensi
Konvensi No.
No. 15
15 Tahun
Tahun 2008.
2008.
Hak Anak
Hak Anak
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PP DAN PA DALAM RPJMN 2015-2019

(BUKU II) BAB I – KEBIJAKAN/ISU NASIONAL


PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)

a) Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dan anak dalam


pembangunan, melalui harmonisasi peraturan perundangan dan
pelaksanaannya di semua tingkat pemerintahan, dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan.
b) Peningkatan perlindungan perempuan dan anak terhadap
berbagai tindak kekerasan termasuk TPPO, melalui upaya-
upaya pencegahan, pelayanan, dan pemberdayaan.
c) Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak.
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK RI TAHUN 2015-2019
TUJUAN
NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

1 Jumlah K/L dan Pemda yang melaksanakan pembangunan yang


responsif gender dan perlindungan anak
2 Jumlah K/L dan Pemda yang melaksanakan perlindungan
perempuan dan anak
3 Jumlah Kabupaten/Kota menuju Kabupaten/Kota Layak Anak

4 Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan sistem data gender


dan anak
5 Persentase hasil pengawasan fungsional yang ditindaklanjuti
6 Persentase pelaksanaan reformasi birokrasi di Kemen PP-PA
Sasaran Strategis Program KPP PA

meningkatnya pelaksanaan pengarusutamaan gender dan


Tujuan 1 pemberdayaanperempuan di berbagai bidang pembangunan yang
ditandai dengan:
Meningkatnya kesetaraan Sasaran
gender dan pemberdayaan a. Meningkatnya jumlah kebijakan yang responsif
perempuan gender mendukung pemberdayaan perempuan;
b. Meningkatnya jumlah lembaga yang melaksanakan
kebijakan pengarusutamaan gender dan
pemberdayaan perempuan.

Tujuan 2 meningkatnya perlindungan perempuan dan anak dari


berbagai tindak kekerasan yang ditandai dengan:
Meningkatnya penerapan a. Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan
kebijakan perlindungan Sasaran perempuan dan anak;
perempuan dan anak b. Meningkatnya jumlah lembaga yang melaksanakan
dari tindak kekerasan. perlindungan perempuan dan anak;
c. Meningkatnya persentase kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak yang mendapat layanan
komprehensif.
Sasaran Strategis Program KPP PA

2 (dua) sasaran strategis yaitu:


Tujuan 3
1. Meningkatnya pemenuhan hak anak, termasuk tindakan afirmasi bagi anak
Meningkatnya pemenuhan hak dalam kondisi khusus, yang ditandai dengan:
Sasaran
semua anak, termasuk anak a. Tersedianya kebijakan pemenuhan hak anak;
dalam kondisi khusus dan b. Meningkatnya jumlah lembaga yang melaksanakan kebijakan
pemenuhan hak anak.
perlindungan anak
2. Meningkatnya perlindungan anak, yang ditandai dengan:
a. Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan anak;
b. Meningkatnya jumlah lembaga yang melaksanakan kebijakan
perlindungan anak;
c. Meningkatnya persentase pengaduan kasus anak yang di
tindaklanjuti.
Sasaran Strategis Program KPP PA
1. Meningkatnya koordinasi bantuan hukum dan hubungan masyarakat
Tujuan 4 2. Meningkatnya koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan program dan
anggaran;
Mewujudkan tata Sasaran
kelola pemerintahan 3. Meningkatnya pelembagaan data terpilah dan data anak
yang baik di 4. Meningkatkan pengembangan SDM, administrasi dan pengelolaan penunjang
lingkungan Kemen PPPA pelaksana tugas Kemen PPPA, yang ditandai dengan terlaksananya
perencanaan, pembinaaan, dan manajemen kepegawaian dalam rangka
mewujudkan SDM Kemen PPPA yang profesional dan kompetitif;
5. Meningkatnya pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur
Kemen PPPA, yang ditandai dengan terlaksananya pengawasan keuangan
dan kinerja yang akuntabel;
6. Meningkatnya telaahan Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan, dan Program Perlindungan Anak, yang ditandai dengan tersedianya
hasil telaahan untuk penyempurnaan kinerja pelaksanaan Program Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dan Program Perlindungan Anak.
Program Prioritas KPP dan PA RI
1. Peningkatan Kualitas Pelayanan P2TP2A sesuai dengan standar pelayanan minimal,
bekerjasama dengan Pemda di 34 Provinsi dan 70 Kab/Kota, berupa
pembangunan/renovasi gedung dan bantuan operasional yang didasarkan hasil
Pemetaan P2TP2A Tahun 2015, juga peningkatan kemampuan SDM penyedia
layanan di P2TP2A bekerjasama dengan Lembaga Pendamping Psikososial  dan
Lembaga Pendamping  Bantuan Hukum di 34 Provinsi;
2. Pengembangan strategi edukasi masyarakat melalui publikasi dan promosi tentang
kebijakan dan program PP dan PA melalui Iklan Layanan Masyarakat, TV Program,
Radio Komunitas, dan sarana Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) lainnya.
3. Mewujudkan berbagai gerakan massif untuk melindungi perempuan dan anak dari
kekerasan, antara lain Gerakan Nasional Anti Pornografi dan memperkuat Gugus
Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
4. Pembentukan dan pengembangan model-model pemberdayaan masyarakat,
khususnya di bidang ekonomi untuk meningkatkan produktivitas ekonomi
perempuan, antara lain melalui pengembangan industi rumahan untuk menguatkan
perempuan pelaku usaha.
5. Pengembangan system data dan informasi bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
Pembentukan P2TP2A di Indonesia sebagai bagian
Kebijakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak RI untuk Perlindungan bagi
Korban KTPA

2000-2002 2002-2006 2009-2010


Masalah perempuan Kebutuhan akan Pelayanan Terpadu
dan anak dalam pusat pelayanan bagi korban sesuai
berbagai aspek terpadu untuk Standar Pelayanan
kehidupan di setiap pemberdayaan dan Minimal
daerah perlindungan
• Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia meningkat
tajam setiap tahun secara kualitas dan kuantitas
ANALISA • Hak korban harus dipenuhi utk dapat pelayanan dan perlindungan
SITUASI

• Mandat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


(KPP PA): Melindungi Anak, Perempuan dan Kelompok Marginal
RPJMN • Isu strategis pembangunan PUG : Peningkatan perlindungan perempuan
dari berbagai tindak kekerasan, termasuk TPPO
2015-2019

• Permen PP PA No. 1 Tahun 2015 Renstra KPP PA 2015-2019: Indikator Kinerja


Utama II K/L dan Pemda melaksanakan perlindungan perempuan dan anak.
• Sasaran strategis: meningkatnya persentase korban KTPA yang mendapat
Kebijakan LAYANAN KOMPREHENSIF

KPP PA

Peraturan Menteri PP dan PA No. 9 Tahun 2016 Tentang Nomenklatur Perangkat Daerah
Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pasal 2: Dinas PP dan PA di daerah membentuk UPT P2TP2A
Kegiatan Pencegahan yg dilakukan
Optimalisasi KIE untuk
peran keluarga & sosialisasi
masyarakat dlm tentang
perlindungan kebijakan
(Puspaga, perlindungan
PATBM, dll) perempuan &
Pelibatan anak
laki-
Optimalisasi P2TP2A
laki dalam
sebagai lembaga
pencegahan
layanan bagi korban
kekerasan
untuk memutus
terhadap
mata rantai
perempuan dan
kekerasan
Pelatihan dananak
capacity
building bagi
masyarakat, tokoh
agama, K/L sebagai
agen perubahan dalam
34
We are women, we are only half the world, but we gave
birth to the whole world. No one on this planet came
here without coming through us.
“Jangan pernah mengabaikan dan menyakiti
perempuan, karena merekalah yang
melahirkan kehidupan”
****
A
IM
E R SIH
T A
K

Anda mungkin juga menyukai