Anda di halaman 1dari 47

 Menurut FI IV

sistem semi padat terdiri dari suspensi


yang dibuat dari partikel anorganik
yang kecil atau molekul yang besar
terpenetrasi oleh suatu cairan
Jenis Deskripsi Contoh
Organik Sistem 2 Fase Gel Aluminium hidroksida
Magma bentonit
Anorganik Sistem 1 Fase Karbopol
Tragacant
Hidrogel Mengandung air Silika
Bentonit
Tragacant
Pektin
Natrium Alginat
Metil selulosa
Natrium karboksi metil selulosa
Alumine
Pasta Pektin
Veegum
Organogel Tidak mengandung air Plastibase
Pelarut organ Petrolatum
Lard
Cocoa Butter
carbowax bases
• Gom Alam
• Karbomer
• Alginat
• Bentonit
• PVA
• PVP
• Selulosa dan derivatnya
• Polietilen
A. Tragacanth
B. Gelatin
C. Carrageenan
D. Pektin
E. Gom Xanthan
F. Gom-gom lain
 Serbuk putih hingga putih kekuningan
 Konsentrasi: antara 2%-5%.
 Sebagai basis gel yang stabil: pada pH 4-
8.
 Pengawet yang biasa digunakan adalah :
- 0,1 % asam benzoate atau sodium
benzoate
- Kombinasi dari 0.17 % metil paraben
dan 0.03 % propil paraben.
 Membentuk gel pada konsentrasi 2-
15% atau lebih.
 Pengelompokan ini berdasarkan jenis
proses perendamannya:
- gelatin tipe A (Proses perendaman
asam)
- gelatin tipe B (Proses perendaman
basa)
 Carragenan adalah ekstrak hidrokoloid
dari rumput laut merah .
 mengandung campuran natrium,
kalium, ammonium, kalsium dan
magnesium sulfat, ester dari polimer
galaktosa, serta 3,6-anhidrogalaktosa
 Pektin adalah ekstrak polisakarida yang
diambil dari kulit bagian dalam buah
jeruk atau, dapat digunakan untuk
membuat jelly dalam sediaan farmasi
maupun dalam industri makanan .
 Kekuatan gel bergantung pada faktor-
faktor seperti konsentrasi zat
tambahan dan pH, serta karakteristik
dari bahan baku itu sendiri.
 Gom xanthan diproduksi dari
fermentasi bakteri
 Carbomer adalah senyawa polimer
sintetik yang banyak digunakan dalam
formulasi sediaan topikal.
 Carbomer digunakan sebagai bahan
pembentuk gel pada konsentrasi 0.5-2%.
 Jenis Carbomer dalam USP 23/NF 18, yaitu
carbomer 910, 934, 934P, 940, dan 1342.
 Neutralizer ditambahkan kedalam sistem
untuk mengembangkan gel setelah
carbomer didispersikan.
 Pemerian dari alginat yaitu tidak
berasa, tidak berbau, serbuk berserat,
berwarna putih hingga putih
kekuningan.
 Sediaan alginat paling stabil pada
daerah pH 6-7 .
 Untuk pengawet, disarankan
penggunaan campuran metil dan
propilparaben dan senyawa air raksa
organik (Thiomersal).
 Beberapa gel bentonit (bentuk Ca)
bersifat tiksotrop, artinya mereka
menunjukkan transformasi gel-sol-gel
isoterm yang nyata.
 Gel bentonit stabil dalam pH 4,5-10,5 .
 Kemampuan mengembang dari
bentonit berbeda-beda tergantung dari
asal dan cara pengolahan produknya.
 diperoleh melalui hidrolisis
polivinilasetat.
 PVA digunakan untuk membuat gel
yang sangat mudah kering.
 Pada konsentrasi 12-15% dapat
dihasilkan gel yang dapat disebarkan
dan secara fisiologis tak tersatukan,
yang digunakan khususnya sebagai
preparat kosmetik.
 Polivinilpirolidin (PVP) diperoleh melalui
polimerisasi dari N-ninilpirolidin .
 merupakan serbuk yang sangat
higroskopis,berwarna putih, mudah larut
dalam air, alkhol,metilenkorida, dan
kloroform.
 Sifat fisika-koloidnya mirip dengan
polivinilalkohol
 Untuk membuat gel yang dapat disebar,
serbuk harus dapat didistribusikan dalam
air sambil dilakukan pengadukan kontinyu
dan dibiarkan sebentar agar membengkak.
A. Methylcellulose
B. Carboxymethylcellulose Sodium
C. Hydroxypropyl Methylcellulose
D. Hydroxyethylcellulose
E. Microcrystalline cellulose
 Methylcellulose yang sangat kental
digunakan sebagai zat pengental
dalam sediaan topikal seperti krim dan
gel.
 Stabil pada PH 3-11 dan temperatur
kamar. Pada pemanasan, viskositasnya
berkurang
 Natriumselulosaglikolat.
 nama dagang Zelllin®, Tylose® C, dan
Tylose® CB.
 Digunakan pada formulasi farmasetik oral
dan topikal terutama untuk viscosity-
increasing agent. Konsentrasi tinggi (4-6%)
biasa digunakan untuk produksi gel
sebagai basis.
 Perbedaannya dengan metilselulosa adalah
Na-CMC dapat larut baik dengan air panas
maupun air dingin. Larutan dalam airnya
stabil terhadap suhu berapapun serta
dapat stabil dalam waktu lama pada suhu
1000C tanpa mengalami koagulasi.
 pH : 5,5-8,0
 Digunakan sebagai suspending agent,
emulsifier, dan stabilizing agent pada
gel dan salep
 PH : 5,5-8,5
 Pada pH dibawah 5 dapat terjadi
hidrolisis dan pada pH yang tinggi
dapat terjadi oksidasi
 Stabil walaupun bersifat higroskopis
 Kenaikan temperatur dapat
mengurangi viskositas dari larutan
encer hydroxyethylcellulose.
 Kelarutan : larut dalam 5% w/v larutan
NaOH, praktis tidak larut dalam air,
larutan asam, dan pelarut organik
lainnya
 digunakan untuk cairan gel hidrofobik.
 Untuk membentuk gel, perlu untuk
mendispersikan polimer dalam minyak
dalam temperatur yang naik (diatas
80°C) lalu didinginkan mendadak untuk
menghasilkan kristal-kristal halus yang
membentuk matriks.
 Prinsip: Pengendapan fase terdispersi
agar mendapatkan suatu derajat
kehalusan dari bagian-bagian partikel.
• Endapan bersifat gelatin yang
diinginkan dapat dihasilkan apabila
larutan unsur anorganik bereaksi
membentuk suatu senyawa kimia yang
tidak larut serta mempunyai daya
tarik-menarik yang tinggi dengan air.
 Sebagaimana partikel-partikel
mikrokristal dari endapan
mengambang, menarik air dengan kuat
lalu bergabung membentuk endapan
yang bersifat seperti gelatin.
 Untuk meyakinkan keseragaman dosis,
gel dan magma harus dikocok dahulu
sebelum dipakai.
memiliki viskositas tinggi
GEL penting sekali untuk memilih
peralatan pembuatan gel
contohnya, alat untuk mencampur.
Harus mampu mencampur secara
merata,
Harus dapat menghilangkan gelembung
udara,
Alat disesuaikan pada transportasi,
penyaringan (filterisasi) dan
pendinginan zat dengan viskositas
tinggi.
Zink Oxide Gel
Zinc oxide 20,0%  astringent
Carbomer 934P 0,8%  basis gel
Larutan NaOH 3,2% pelarut
Air 76,0%

Sebarkan carbomer pada air, lalu biarkan


sampai mengembang. Masukkan NaOH
sambil perlahan-lahan diaduk. Kemudian
tambahkan zinc oxide secara perlahan juga,
aduk homogen hingga terbentuk gel.
 
Gel Pelembab
Humektan
Dipropilenglikol 7%
PEG 1500 8%
Water-soluble polymer :
Carboxyvinyl polymer 0.4%
Metil selulosa 0.2%
Pengawet q.s
Pewarna q.s
Pewangi q.s
Zink Oxide Gel
Zinc oxide 20,0%  astringent
Carbomer 934P 0,8%  basis gel
Larutan NaOH 3,2% pelarut
Air 76,0%

Sebarkan carbomer pada air, lalu biarkan


sampai mengembang. Masukkan NaOH
sambil perlahan-lahan diaduk. Kemudian
tambahkan zinc oxide secara perlahan juga,
aduk homogen hingga terbentuk gel.
 
Gel Pelembab
Humektan
Dipropilenglikol 7%
PEG 1500 8%
Water-soluble polymer :
Carboxyvinyl polymer 0.4%
Metil selulosa 0.2%
Pengawet q.s
Pewarna q.s
Pewangi q.s
1. Swelling
2. Sinersis
3. Efek Suhu
4. Efek Elektrolit
5. Elastisitas dan Rigiditas
6. Rheologi
Komponen pembentuk gel dapat
mengabsorpsi larutan  penambahan
volume  gel mengembang.

Pelarut akan berpenetrasi di antara


matriks gel dan terjadi interaksi antara
pelarut dan gel.

Ikatan silang antara polimer di dalam


matriks gel  kelarutan komponen gel
berkurang.
 Terjadi karena adanya kontraksi di dalam massa gel.
 Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas
permukaan gel.
 Pada waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang
elastis terbentuk massa gel yang tegar.
 Mekanisme :
Berhubungan dengan fase relaksasi akibat adanya
tekanan elastis pada saat terbentuknya gel.
 Perubahan pada ketegaran gel  jarak antara matriks
berubah memungkinkan cairan bergerak menuju
permukaan.
 Dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel.
 Mempengaruhi struktur gel.
 Gel dapat terbentuk melalui ↓ temperatur,
dapat juga terjadi setelah pemanasan hingga
suhu tertentu.
 Polimer seperti CMC, HPMC terlarut hanya pada
air yang dingin  larutan yang kental. Pada ↑
suhu, larutan tersebut membentuk gel.
 Fenomena pembentukan gel atau pemisahan
fase yang disebabkan oleh pemanasan 
thermogelation.
Konsentrasi elektrolit yang sangat ↑ berpengaruh
pada gel hidrofilik  ion berkompetisi efektif
dengan koloid terhadap pelarut yang ada dan
koloid digaramkan (melarut).

Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan konsentrasi


elektrolit kecil  ↑ rigiditas gel dan ↓waktu untuk
menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser.

Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan


adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium yang
disebabkan karena terjadinya pengendapan
parsial dari alginat sebagai kalsium alginat yang
tidak larut.
Karakteristik dari gel gelatin agar dan
nitroselulosa : selama transformasi dari
bentuk sol  gel terjadi ↑ elastisitas
dengan ↑konsentrasi pembentuk gel.

Bentuk struktur gel resisten terhadap


deformasi dan mempunyai aliran
viskoelastik.

Struktur gel dapat bermacam-macam


tergantung dari komponen pembentuk
gel.
Larutan pembentuk gel dan dispersi
padatan yang terflokulasi  sifat
aliran pseudoplastik yang khas dan
menunjukkan jalan aliran non-Newton
yang dikarakterisasi oleh ↓viskositas
dan ↑ laju alir.
Diclomec (K)
 Pabrik : Combiphar
 Komposisi : diklofenak dietilamonium
1,16 g/100 g gel
 Indikasi : rematik persendian
dan non persendian (nyeri dan
inflamasi kronik)
 Dosis : 3-4 kali sehari, oleskan
pada bagian nyeri dan inflamasi topical
Feldene Gel (K)
• Pabrik : Pfizer
• Komposisi : Piroksikam 5 mg/g gel
• Indikasi : menghilangkan rasa sakit ,
inflamasi, dan gangguan muskuloskelet
seperti tendinitis, tenosinovitis,
periartritis, sparains, dan strains
• Kontraindikasi : hipersensitif
• ESO : local iritasi ringan sampai
sedang, eritema, ruam kulit, pruritus
• Dosis : 3-4 kali sehari dioleskan pada
bagian yang sakit
Flamar Emulgel ( K)
• Pabrik : Sanbe Farma
• Komposisi : Natrium diklofenak 10
mg/g emulgel
• Indikasi : inflamasi, reumatik jaringan
lunak, penyakit reumatik yang terlokalisir
• Kontraindikasi : hipersensitif, pasien
yang terserang asma, urtikaria, atau
rhinitis akut yang dipresipitasi oleh asam
asetil salisilat atau obat antiinflamasi
nonsteroid lain
• ESO : iritasi local, eritema,
pruritus atau dermatitis, fotosensitivitas
pada kulit, deskuamasi, dan atropi
• Dosis : 3-4 kali sehari, tidak
dianjurkan pada anak-anak
Voltaren (K)
 Pabrik : Sandoz
 Komposisi : Diklofenak dietilamonium
1,16 g setara dengan Na-diklofenak 1 g
 Indikasi : pengobatan lokal
pada inflamasi karena trauma, rematik
jaringan lunak, dan rematik yang
terlokalisasi
Bioplacenton (K)
• Pabrik : Kalbe Farma
• Komposisi : ekstrak plasenta 10%,
neomisin sulfat 0,5%
• Indikasi : luka bakar, tukak
kronik, penyembuhan lambat dan luka,
tukak dekubaital, ekzem pioderma,
impetigo, furun-kulosis dan infeksi kulit
lain
• Dosis : 4-6 kali sehari, oleskan
tipis pada kulit yang terinfeksi
Ketomed (K)
• Pabrik : Surya Dermato
• Komposisi : Ketokonazol 2%
• Indikasi : Tinea pedis dan tinea
cruris disebabkan Trychophyton
rubrum, T. mentagrophytes dan
Epidermophyton floccosum, tinea
versicolor disebabkan Malassezia furfur
(Pityrosporon orbiculare)
• Kontraindikasi : hipersensitif
• ESO : iritasi, gatal, dan perih

Anda mungkin juga menyukai