Anda di halaman 1dari 11

INTRUSI AIR LAUT

(ROB)
BANJIR ROB

Banjir rob atau banjir pasang surut air laut adalah


pola fluktuasi muka air laut yang dipengaruhi
oleh gaya tarik benda-benda angkasa, terutama
oleh bulan dan matahari terhadap massa air laut
di bumi
(Sunarto, 2003 dalam Desmawan dan Sukamdi,
2012).
CIRI-CIRI BANJIR ROB

1. Terjadi pada saat air laut sedang pasang


2. Warna air tidak terlalu keruh
3. Tidak melulu terjadi pada saat musim
penghujan tiba
4. Biasanya terjadi pada daerah yang
mempunyai wilayah dataran lebih rendah
daripada wilayah lautan.
FAKTOR ALAM PENYEBAB ROB
Banjir rob terjadi akibat adanya kenaikan muka air laut
yang disebabkan oleh
1. Keadaan topografi suatu wilayah
2. Pasang surut air laut
3. Dorongan air, angin, atau swell (gelombang yang
bergerak dengan jarak sangat jauh meninggalkan
daerah pembangkitnya)
4. Badai di laut
5. Pencairan es kutub yang dipicu oleh pemanasan
global

Sumber:
Karana dan Supriharjo, 2013
FAKTOR AKTIVITAS MANUSIA PENYEBAB
ROB
Aktivitas manusia yang dapat memicu terjadinya banjir rob
antara lain:
1. Pemompaan air tanah yang berlebihan
2. Pengerukan alur pelayaran
3. Reklamasi pantai
4. Eksploitasi lahan pesisir
5. Sistem drainase yang tidak terawat
6. Membuang sampah di sungai sehingga tampungan
sungai berkurang
7. Perubahan penggunaan tanah rawa, situ, sawah, dan
lain sebagainya
8. Pembabatan hutan mangrove
Sumber:
Wahyudi, dkk, 2001 dalam Wahyudi, 2007
Asdak, 1995
DAMPAK BANJIR ROB

1. Menimbulkan kerugian material


2. Merusak bangunan
3. Menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan
becek
4. Menyebarnya bibit penyakit
5. Mengganggu lalu lintas
6. Kelangkaan air bersih
PETA KERAWANAN BANJIR ROB
JAKARTA UTARA
PETA KERAWANAN BANJIR ROB
KOTA SEMARANG
ESTIMASI KERUGIAN AKIBAT ROB
CARA MENANGGULANGI BANJIR ROB
1. Melakukan pemanenan air hujan di daerah atas, pembuatan pompa untuk
daerah bawah, dan membendung air laut yang masuk ke daratan.
2. Melakukan konsep water front city, yakni menjadikan air sebagai bagian
kehidupan sehari- hari dari amsyarakat. Konsep ini dapat diterapkan di
aderah yang mempunyai tingkat penurunan tanah yang tinggi. Konsep ini
secera tidak langsung menghendaki masyarakat untuk membuat rumah
panggung dengan kondisi sekelilingnya adalah air bersih.
3. Melakukan konseptidal gate, yakni meletakkan pintu air atau pintu pasang
surut di daerah muara degan tujuan untuk mencegah air laut yang datan
dan masuk ke sungai terlalu besar.
4. Melakukan konsep polder, yakni pembuatan kolam kecil yang digunakan
untuk menampung rob. Polder- polder tersebut harus ditata sedemikian rupa
dan dilakukan secara terpadu, serta menjadi bagian dari drainase kota.
5. Penanaman kembali Mangrove di pesisir pantai
6. Melakukan kegiatan adaptasi terhadap banjir rob seperti: evakuasi barang
penting, peninggian elevasi kawasan, pembuatan tanggul kawasan

Anda mungkin juga menyukai