Anda di halaman 1dari 29

TATA LAKSANA AKHIR KEHIDUPAN

PADA ANAK DAN DEWASA

NS. M.ZUL’IRFAN, M.KEP


BACKGROUND

• Kematian yang semakin dekat merupakan hal yang


berat dan sulit bagi orang-orang yang dalam kondisi
menjelang akhir hayat. Tak seorangpun dapat
menghindari dari kejadian kematian.
• Setiap orang yang terbaring dalam proses menuju
kematian akan mengamati segala hal yang akan dapat
membantunya menghadapi proses kematian hingga
kematian hal yang menjadi hal yang pasti
• Jika proses kematian berlangsung lama dengan kondisi
yang sulit, maka orang-orang yang melihatnya akan
meninggalkan kesan bahwa kematian merupakan hal
yang menakutkan atau bahkan takut terhadap
MENGENAL KONDISI MENJELANG
AKHIR HAYAT
• Berbagi informasi mengenai tanda dan gejala pada seseorang yang menjelang kematian
akan sangat bermanfaat untuk pasien dan keluarganya bagaimana mereka
mempersiapkan diri menghadapi proses kematian itu sendiri (Brener, 2007)
• Biasanya anggota keluarga mengetahui adanya perubahan yang terjadi pada pasien, akan
tetapi mereka tidak memahami dan mengetahui bahwa tanda dan gejala tersebut
merupakan proses dari kematian
• Memahami hal tersebut merupakan suatu cara untuk memberikan pengajaran kepada
pasien dan keluarga untuk membantu pasien mengatasi stres dan mendiskusikan hal
terkait kebutuhan spiritual pasien dan keluarganya
• Pasien di akhir hayatnya sering menarik diri dari pergaulan social dan lebih focus terhadap
sesuatu sekaligus melakukan intropeksi diri.
LANJUTAN…

• Pasien yang mempunyai kemampuan kognitif akan menggunakan waktu terakhirnya


tersebut untuk melakukan refleksi mengenai hidupnya, menemukan makna
hidupnya.
• Anggota keluarga dan penjaga pasien sebaiknya menyediakan waktu khusus untuk
duduk dan mendengarkan segala hal yang diungkapkan oleh pasien.
• Disaat pasien terlihat kematiannya semakin dekat, maka hal penting dilakukan
adalah untuk menyampaikan kepada pihak keluarga apa yang menjadi harapannya
terhadap pasien tersebut selama pasien menghadapi waktu-waktu terakhirnya.
• Hal yang umum terjadi di mana pasien atau anggota keluarga menanyakan berapa
lama lagi kemungkinan pasien dapat bertahan hidup.
PATOFISIOLOGI KEMATIAN

• Secara sains, dimensi fisik dan patofisiologi proses kematian bukanlah suatu
kejadian yang terjadi sebagai satu kejadian tunggal dalam waktu singkat tapi
merupakan suatu kejadian yang berlangsung lama sesuai dengan kondisi dan
perkembangan penyakit pasien.
• Berdasarkan hal tersebut kematian seluler, di mana kematian yang terjadi pada
tingkat sel ataupun kelompok sel (Kematian mikroskopik)
• Sedangkan kematian dalam skala besar yaitu kematian secara individu dari suatu
makhluk hidup sebagai manusia yang dikenal dengan kematian somatik
KEMATIAN SEL (KEMATIAN
MIKROSKOPIK)
• Apoptosis (sel terprogram secara gnetik untuk melakukan bunuh diri)
• Perubahan struktur sel akibat inisiasi senyawa kimiawi dan enzim
• Enzim tersebut memicu serangkaian kejadian merusak protein sel
• Sel-sel menciut sehingga menjadi berkurang ukurannya
• Penyebab : benda berbahaya, pengaruh dan stressor lingkungan
• Proses pajanan benda berbahaya dalam jangka waktu lama menyebkan nekrosis
(kematian permanen)
PERBEDAAN
APOPTOSIS DAN NEKROSIS
KEMATIAN SOMATIK

• Erat kaitannya dengan kematian yang sebenarnya


• Ditandai dengan berakhirnya proses pernapasan dan sirkulasi pada seseorang
• Kematian klinis = kematian otak yang mana fungsi pernapasan dan sirkulasi
berlangsung atas bantuan alat-alat pendukung hidup, sehingga proses ini disebut
juga sebagai proses menuju kematian
• Dapat berlangsung impending death bertahan hidup <4 minggu, imminent death
<1 minggu.
KEMATIAN SOMATIK
(PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER)
• Pernurunan kardiak output
• Nadi melemah
• Temperatur kulit menurun terutama pada ekstremitas atas dan bawah, dan hidung
• Disritmia
• Kulit menjadi pucat terkadang kekuningan
• Sianosis
• Edema pada ekstremitas bawah
KEMATIAN SOMATIK
(PERUBAHAN SISTEM RESPIRASI)
• Pernurunan kardiak output
• Kelemahan secara umum pada otot pernapasan
• Edema paru
• Kemampuan batuk efektif menurun (penumpukan sekret)
KEMATIAN SOMATIK
(PERUBAHAN SISTEM SARAF)
• Perubahan fungsi kognitif • Penurunan fungsi batang otak
• Menghindar dan menarik diri dari interaksi social menyebabkan fungsi respirasi dan
• Kemampuan komunikasi yang menurun (verbal dan kardiovaskuler semakin buruk
nonverbal)
• Kehilangan kontrol eliminasi (urine/
• Periode konfusi
fekal)/ inkontinensia
• Halusinasi
• Perubahan sensasi terhadap nyeri sentuhan dan suhu
• Penurunan sensitivitas pada alat indra
• Pasien gelisah
• Mengerang seperti kesakitan, agitasi dan delirium dan
berlanjut koma
KEMATIAN SOMATIK
(PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN)
• Kehilangan nafsu makan (anoreksia)
• Hilangnya kemampuan menelan makanan padat, lunak dan cair
KEMATIAN SOMATIK
(PERUBAHAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL)
• Hilangnya kekuatan otot secara umum (tanda fisik yang paling awal kematian
somatik)
• Kelemahan ototo diawali dari tungkai kaki
• Selanjutnya tungkai tangan, otot-otot dada dan sampai otot yang akan
menghasilkan suara
• Penurunan BB (Akibat immobilisasi)
• Sendi kaku dan nyeri
PERAWATAN AKHIR HAYAT PADA 48 JAM
TERAKHIR
 Manajemen nyeri
• Identifikasi stimulus yang sifatnya merusak dan reversible
• Idntifikasi hal-hal yang dapat meningkat intensitas nyeri
• Memberikan opioid saat faktor pencetus ditemukan
• Jika sesuai dan memungkinkan berikan co-analgesic berupa adjuvan
LANJUTAN…

 Manajemen Agitasi (Perasaan Gelisah)


• Penyebab keracunan obat (opioid), gangguan metabolism, ketidaknyamanan fisik dan
kecemasan
• Pemberian antibiotic bila mengalami infeksi
• Distensi kandung kemih lakukan pemasangan kateter
• Distensi rectum lakukan evakuasi manual
• Lakukan komunikasi saat memberikan intervensi
• Pemberian benzodiazepine dianjurkan megobati delirium yang berhubungan kejang/ putus
obat
• Pemberian midazolam dosis 5-20 mg/hari pemberian awal lalu dosis dinaikkan 30 mg/hari
LANJUTAN…

 Manajemen Mual dan Muntah


• Penggunaan anti emetik spectrum luas (cyclizine/ levomepromazine)

 Manajemen sekret pada jalan napas


• Perubahan posisi mempermudah drainage secret
• Pemberian obat midazolam dosis 2,5-5 mg sebelum suction
• Obat kontrol produksi secret : hyoscine, hydrobromide, glycopyrronium, hyoscine
butylbromide
LANJUTAN…

 Manajemen Dispnea
• Penggunaan kipas angina untuk menciptakan suasana sejuk
• Obat-obatan opioid dan benzodiazepine

 Perawatan Mulut
• Melakukan oral hygiene
• Perawatan per 2 jam pada pasien tidak sadar
LANJUTAN…

 Masalah Mikturisi
• Penggunaan diapers
• Frekuensi penggantian sesering mungkin

 Perawatan Pencernaan
• Pemberian laksatif melalui rektal (konstipasi)
• Diare (ciptakan kondisi bersih dan nyaman) diare akan berhenti sendirinya seiring
menurunnya aktivitas usus.
LANJUTAN…

 Perawatan Kulit
• Mencegah luka tekan (tujuan paliatif mencegah terjadinya luka tekan)
• Jaga kulit pasien bersih dan lembab
• Gunakan matras khusus sesuai dengan panduan dari NICE (The National Institute
for Health and Care Excellent)
• Lakukan pengkajian Waterlow skor atau Braden skor
PERSIAPAN MENJELANG AKHIR KEHIDUPAN
Kebutuhan fisik Psikososial Lain-lain
Pastikan kenyamanan pasien o Pastikan keluarga menerima wasiat o Pastikan adanya end of life policy dan
 Perawatan kulit : jaga kelembaban, o Berikan dukungan kepada keluarga lakukan sesuai dengan policy tersebut
perawatan luka dan obat untuk untuk menghentikan TPN, transfusi, o Pastikan wasiat telah di dokumentasikan
nyeri anticipative dialisis, hidrasi IV, dan obat yang tidak o Pastikan DNR telah di dokumentasikan
 Perawatan mulut akan menambah kenyamanan pasien dan keluarga telah menyetujuinya
 Tindakan untuk retensi urin dan o Siapkan bantuan sosial worker dan o Berikan tempat tersendiri untuk
feses rohaniawan menjaga privasi
o Tidak melakukan tes untuk o Berikan waktu bagi keluarga untuk o Fasilitasi untuk keluarga yang akan
diagnosa, monitoring gula darah, selalu bersama pasien berjaga
saturasi oksigen, suctioning o Pastikan keluarga telah di informasikan o Berikan waktu untuk keluarga untuk
o Tidak melakukan pemeriksaan vital tentang tanda-tanda kematian berikan interupsi
sign pendampingan o Fasilitasi upacara untuk pemakaman
o Lakukan pengkajian gejala setiap 4 o Anticipatory bereavement
jam o Dukungan bagi anak-anak dan cucu dan
o Rubah rute pemberian obat jika per beri mereka kesempatan bersama
oral tidak dapat dilakukan pasien
o Naikkan dosis jika diperlukan untuk o Dukungan dalam melakukan ritual
mencapai kenyamanan sesuai agama, keyakinan dan adat yang
o Death rattle : hipersekresi salifa dianut
yang menimbulkan suara : rubah  
posisi, kurangi cairan, berikan
atropin 1% tetes mata 1-2 drop
secara SL
o Bila ada agitasi lakukan sedasi
paliatif (dilakukan oleh dokter)
PERAWATAN AKHIR HAYAT
DI RUMAH
 Pihak keluarga ada yang bersedia untuk mendampingi dan dapat membantu dan
memberikan layanan pada pasien
 Perawat akan mengunjungi pasien setiap hari dan mungkin bisa lebih sering
tergantung kondisi pasien
 Ada tenaga dokter yang bersedia melakukan kunjungan bila diperlukan
 Memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan secara tim untuk merespon
secara cepat masalah baru yang muncul
 Memastikan bahwa ada saranan untuk merujuk pasien ke rumah sakit bila kondisi
tidak dapat diatasi di rumah
MENGENAL TANDA-TANDA PASIEN YANG
DINYATAKAN MENINGGAL DUNIA
Campbel (2009), :  Catat hasil observasi dan riwayat
 Lakukan pengkajian secara seksama untuk mengetahui dan proses kematian pasien pada
memastikan bahwa :
catatan rekam medik pasien
• Suara jantung tidak terdengar (auskultasi)
dengan mencantumkan waktu
• Nadi tidak teraba (palpasi)
kejadian berdasarkan hasil
• Bunyi nafas tidak terdengar (auskultasi) pengkajian dan pemeriksaan.
• Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan usaha bernapas (inspeksi)
• Pupil mengalami dilatasi dan tidak berespon terhadap cahaya
• Badan menjadi pucat dan seperti lilin
• Umumnya mata terbuka
• Dagu Nampak terjatuh dan terbuka
PERAWATAN PADA SAAT PASIEN
MENINGGAL
Kualitas meninggal :
• Nyeri dan gejala lain terkontrol dengan baik
• Ditempat yang diinginkan pasien, berada di tengah keluarga, sesuai dengan
kultur yang dianut dan sempat membuat wasiat
• Hubungan sosial yang baik dan rekonsiliasi, tidak ada masalah belum selesai
• Secara spiritual siap : di doakan, tenang, telah dimaafkan dan memafkan,
percaya dan siap memasuki kehidupan yang akan
• Memiliki kesempatan untuk menyampaikan selamat tinggal
• Keluarga mendapatkan dukungan yang diperlukan
NEXT…

• Lepas semua alat medis yang masih terpasang


• Perlakukan jenazah sesuai agama dan kultur yang dianut
• Berikan waktu privat untuk keluarga
• Persiapkan bila ada wasiat untuk donor organ
• Siapkan surat kematian dan dokumen lain yang diperlukan untuk pemakaman
• Tawarkan panduan untuk proses masa duka cita yang normal
• Dukungan masa duka cita : menyampaikan dukacita secara formal melalui lisan atau kartu
• Siapkan atau menghindari pertemuan keluarga setelah kematian untuk debriefing
• Identifikasi anggota keluarga yang memiliki masalah selama masa bereavement dan berikan dukungan
yang diberikan
• Diskusikan resiko kanker dan pencegahan yang dapat dilakukan (Kemenkes RI, 2013)
CONTOH CATATAN HASIL OBSERVASI
KEMATIAN PASIEN
16/03/2019
14.30 WIB

Bedasarkan Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ditemukan nadi tidak teraba,
reflek pupil negatif, tidak terdengar bunyi jantung dan suara napas. Dengan ini
dinyatakan bahwa pasien tersebut telah meninggal pada pukul 00.10 WIB.

TTD Perawat

Ns. Ahmad Kholil, S.Kep


PERAN PERAWAT SETELAH KEMATIAN

• Jangan memimdahkan segera jenazah tersebut


• Perawat meyakinkan bahwa kondisi tersebut dapat membuat mereka menjadi lebih dekat dengan
caramenurunkan tempat tidur menjadi lebih rendah, melepaskan pengaman tempat tidur,
• Perawat menyampaikan kepada keluarga untuk meninggalkan sejenak kembali dalam waktu 15 menit
• Jika keluarga merasa kesulitan dalam kondisi setelah 15 menit perawat kembali ajak keluarga untuk
merapikan semua barang-barang pasien dan merapikan ruangan pasien agar mereka lebih nyaman.
• Pastikan keluarga paham instruksi selanjutnya dari perawat karena seseorang dalam kondisi stres
sulit untuk memahami komunikasi verbal
• Jika memadai libatkan keluarga untuk memandikan jenazah
NEXT...

• Perawatan selama masa berkabung merupakan komponen penting dalam program


perawatan paliatif. Memberikan perawatan selama masa berkabung memerlukan
pemahaman akan proses normal dari berduka dan tugas dari berduka. Berikut 4 tugas
selama masa berkabung yang harus dipenuhi untuk mencapai tahapan berkabung yang
sehat, yaitu :
• Menerima kenyataan akan kehilangan
• Menunjukkan rasa sakit akan kehilangan
• Menyesuaikan dengan lingkungan bahwa orang yang telah meninggal sudah tidak ada
• Menemukan cara untuk mengingat yang telah meninggal namun tetap menjalankan
kehidupan masing-masing. (Black & Hawks, 2014)
PERLU DIINGAT !!!

Bahwa perawatan paliatif tetap berlanjut setelah pasien


meninggal sebagai bentuk penghargaan dan menjaga
martabat jenazah. Menjadi hal yang sangat penting yaitu
cara memperlakukan dan merawat jenazah dan orang
yang berduka akan memberikan pengaruh terhadap
proses berduka pada keluarga yang
ditinggalkan.

Anda mungkin juga menyukai