• Enzim adalah protein yang bisa mempercepat reaksi
metabolik. Enzim bekerja dalam tubuh hidup dengan mempercepat reaksi, namun tidak bereaksi sehingga pada akhirnya reaksi akan pulih dalam bentuk aslinya. Oleh karena itu, enzim juga disebut biocatalysts. • Fungsi enzim yang paling menonjol adalah mengendalikan dan mengkatalisis aktivitas kimia di tubuh makhluk hidup. Enzim bekerja sangat selektif, spesifik, dan efisien. Selektif, artinya hanya beberapa jenis zat yang bisa dilakukan. ANTIBODI MONOKLONAL • Antibodi monoklonal adalah antibodi buatan yang identifik karena diproduksi oleh salah satu jenis sel imun saja dan semua klonnya merupakan sel single parent. • Antibodi monoklonal mempunyai sifat khusus yang unik, yaitu dapat mengenal suatu molekul, memberikan informasi tentang molekul spesifik dan sebagai terapi target tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. • Antibodi monoklonal murni dapat diproduksi dalam jumlah besar dan bebas kontaminasi. Antibodi monoklonal dapat diciptakan untuk mengikat antigen tertentu kemudian dapat mendeteksi atau memurnikannya. VAKSIN • Vaksin adalah sedian yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Vaksin dibuat dari bakteri, risetsia atau virus dan dapat berupa suspense organisme hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid (Farmakope Indonesia Edisi IV). • Bioteknologi telah mengembangkan dan melakukan modifikasi terhadap vaksin sehingga diperoleh vaksin yang lebih efektif melalui DNA rekombinan dan rekayasa genetika. FORTEO (TERIPARATIDE) FORTEO™ (teriparatide) merupakan suatu hormon rekombinan dari hormon paratiroid (PTH) analog manusia dengan bobot massa sebesar 4117,8 dalton, dimetabolisme di hepar (proteolisis nonspesifik) dan diekskresi di ginjal dalam bentuk metabolit, dan mempunyai bioavailibilitas sebesar 95% dan waktu paruh 1 jam. FORTEO™ (teriparatide) disintesis dari PTH mengguanakan bakteri untai E. Colli secara genetik serta dimanufaktur dalam sediaan cairan injeksi untuk subkutan dengan bentuk pen multidosis (2,4 ml) berisi teriparatide 20 mcg. MEKANISME AKSI DARI FORTEO • Aksi biokimia dari FORTEO™ (teriparatide) berlangsung melalui reseptor PTH-1 yang membentuk osteoblast tulang dan sel stroma sumsum tulang belakang sehingga menginduksi formasi osteoblastik dan me-mineralisasi tulang. Peningankatan dari mineralisasi tulang oleh FORTEO™ (teriparatide) dapat mengurangi kerapuhan tulang menyamai atau bahkan melebihi terapi menggunakan agen-agen antiresorptif. Selain itu, FORTEO™ (teriparatide) dapat meningkatkan densitas mineral-mineral tulang dan mengurangi resiko fraktur vertebral dan non-vertebral dengan kisaran 10-15% dalam 2 sampai 3 tahun terapi(4). Dosis yang dapat diberikan untuk terapi osteoporosis yaitu sekali sehari sebesar 20 mcg secara subkutan selama 6 bulan dan dapat diberikan dalam dosis maksimal selama lebih dari 2 tahun. FUNGSI DARI FORTEO Menurut FDA, FORTEO™ (teriparatide) diindikasikan untuk 3 indikasi : 1. Pengobatan perempuan post-menopause yang mengalami osteiporosis dengan resiko tinggi patah tulang. FORTEO™ (teriparatide) dalam kondisi tersebut dapat mengurangi resiko fraktur vertebral dan non-vertebral. 2. Meningkatkan massa tulang pada laki-laki dengan osteoporosis primer atau terkait hipogonad dengan resiko tinggi fraktur tulang. 3. Pengobatan untuk laki-laki dan perempuan dengan osteoporosis yang diasosiasi akibat terapi glukokortikoid sistemik dengan resiko tinggi fraktur tulang CARA PRODUKSI HORMON PARATIROID
Pada individu normal, kelenjar paratiroid dapat mendeteksi
hipokalsemia kemudian memberikan respon berupa sintesis dan sekresi PTH. PTH kemudian menuju target organ dan juga menstimulasi produksi vitamin D3 agar dapat memobilisasi kalsium untuk mencapai konsentrasi kalsium serum yang normal. Bila serum kalsium kembali normal maka terjadi feedback negatif ke kelenjar paratiroid untuk menekan pelepasan PTH TERIMA KASIH