No 38 tahun 2014
OLEH
SUMIRAH BUDI PERTAMI
MEMBEDAH
UU KEPERAWATAN
No 38 tahun 2014
OLEH
SUMIRAH BUDI PERTAMI
PROSES PEMBUATAN DAN
PENGESAHAN UU DI INDONESIA
• UUD 1945 AMANDEMEN:
• PASAL 5
• Pasal 20
• UU NO 12 TAHUN 2011 TENTANG Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
BAB III
PASAL 5 UUD 1945 AMANDEMEN
* (1) Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-undang kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan
Undang-undang Sebagaimana mestinya.
BAB VII
PASAL 20 UUD 1945 AMANDEMEN
• * (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang-undang.
• * (2) Setiap rancangan Undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
• * (3) Jika rancangan Undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan Undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
• * (4) Persidangan mengesahkan rancangan Undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi Undang-undang.
• * (5) Dalam rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan
undangundang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi
Undang-undang dan wajib diundangkan.
PROSES PEMBUATAN DAN
PENGESAHAN RUUK
• Usaha untuk mewujudkan UU Kep. sudah dirintis mulai dari tahun 90-an
saat itu bekerjasama dengan Ditjen Yanmedik Depkes dan Konsultan
WHO sehinga terbentuk final draf UU Kep. Pada tahun 1995 melalui
Depkes RI UU Kep telah dimasukkan oleh Prolegnas (Program Legislasi
Nasional) kepada DPR RI dengan no urut 160 yang seharusnya dapat
diundangkan periode 2004–2009 (PP PPNI, 2008)
• Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PP PPNI)
melalui Gerakan Nasional 12 Mei 2008 meminta pemerintah dan DPR
agar mengundangkan RUU Keperawatan paling lambat tahun 2009
melalui inisiatif DPR RI (PP PPNI, 2008)
• 1 Januari 2010 Mutual Recognition Arrange (MRA) perawat-perawat
asing sudah bebas masuk ke Indonesia, Sementara Indonesia sebagai
tuan rumah belum memiliki pengaturan hukum yang dapat
melindungi masyarakat dan perawat Indonesia (PP PPNI, 2008)
PROSES PEMBENTUKAN UU
Tahap Perencanaan:
perencanaan UU dilakukan dalam Prolegnas (UU No 12 Tahun 2011 )
ditetapkan skala prioritas
penyusunan Prolegnas dilakukan terkoordinasi, terarah, dan terpadu
melibatkan partisipasi bersama DPR RI dan Pemerintah.
Alat kelengkapan khusus DPR RI tersebut adalah Bidang Legislasi ( Pasal
21 UU No 12 tahun 2011)
• Tahap Penyusunan RUU:
RUU dapat berasal dari DPR RI, Presiden, ataupun dari DPD RI harus
disertai naskah akademik yang disusun berdasarkan Prolegnas (Pasal 45
ayat 1 UU No 12 tahun 2011)
Presiden menunjuk menteri
Menteri mengkoordinsikan RUU dengan Mensesneg dan
menteri/lembaga terkait, serta berkoordinasi dengan Menkumham dan
menteri/ pimpinan lembaga nondepartemen terkait.
Menteri yang ditugaskan tersebut menyiapkan pandangan dan pendapat
Pemerintah serta Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).
• Tahap Pembahsan RUU di DPR RI
Pembicaraan Tingkat I
Pasaal 67 UU No 12 tahun 2011, dalam pembicaraan tingkat I, RUU
dibahas di dalam Rapat Komisi, Rapat Badan Legislasi, Rapat Badan
Anggaran, atau Rapat Panitia Khusus DPR RI bersama-sama dengan
Pemerintah
Kegiatan pengantar musyawarah, pembahasan Daftar inventarisasi
masalah dan penyampaian pendapat mini.
• Pembicaraan Tingkat II
pengambilan keputusan dalam Rapat paripurna DPR RI, yang didahului
• Penyampaian laporan berisi proses, pendapat mini fraksi dan hasil
pembicaraan Tingkat I
• Pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap fraksi di DPR RI dan
anggotanya secara lisan
• Penyampaian pendapat akhir Presiden oleh Menteri yang mewakilinya.
• Tahap Pengesahan, pengundangan dan PenyebarluasanUU
Pengesahan Rancangan Undang-undang (Pasal 72 UU No 12 Tahun
2011)
penandatanganan pengesahan UU oleh Presiden
penandatanganan sekaligus pengundangan ke Lembaran Negara
Republik Indonesia oleh Menteri Sekretaris Negara.
• Penyebarluasan ( Pasal 88 UU No 12 tahun 2011)
Penyebarluasan dilakukan oleh DPR RI dan Pemerintah sejak Prolegnas,
penyusunan RUU, pembahasan RUU , hingga pengundangan Undang-
undang
Pengundangan UU dalam Lembaran Negara republik Indonesia atau
Berita negara Republik Indonesia
• Pengundangan ( Pasal 81 UU No 12 Tahun 2011)
• 1).Lembaran Negara Republik Indoinesia
• 2).Tambahan Lembaran negara republik Indonesia
• 3). Berita Negara Republik Indonesia.
• 4). Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
• 5). Lembaran daerah
• 6). Tambahan Lembaran daerah
• 7). Berita daerah
PERNYATAAN dr.Nova Riyanti Yusuf,Sp.KJ(ketua Panja)
Aksi 10 Januari 2013 DI Bundaran HI
Aksi 7 Februari 2013 di Bundaran HI
PARIPURNA DPR RI UNTUK PENGESAHAN
UUK 25 SEPTEMBER 2014
ISI UUK, NO 38 TAHUN 2014
13 Bab, 66 pasal
• Bab 1 : Ketentuan umum
• Bab 2 : Jenis perawat
• Bab 3 : pendidikan tinggi keperawatan
• Bab 4 : registrasi, izin praktek, registrasi ulang
• Bab 5 : praktik keperawatan
• Bab 6 : hak dan kewajiban
• Bab 7 : organisasi perawat
• Bab 8 : kolegium
• Bab 9 : konsil keperawatan
• Bab 10 : pengembangan,pembinaan, & pengawasan
• Bab 11 : sanksi administrasi
• Bab 12 : ketentuan peralihan
• Bab 13 : ketentuan penutup
BAB I : 3 PASAL
• PASAL 1 : Ketentuan umum ; keperawatan, perawat, pelayanan
keperawatan, askep, uji kompetensi, sertifikat kompetensi, sertifikat
profesi, registrasi, STR, SIPP, fasilitas pelayanan kesehatan, perawat
WNA, klien, orgnisasi profesi perawat, kolegium keperawatan, konsil
keperawatan, institusi pendidikan, wahana pendidikan keperawatan,
pemerintah pusat, pemerintah daerah, menteri (menkes)
• Perawat adalah lulus pendidikan tinggi keperawatan
lulusan dalam dan luar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai peraturan perundang-undang
Pasal 2
• Azas praktik keperawatan (7 azas) : perikemanusiaan, ilmiah, etika dan
profesional, manfaat, keadilan, perlindungan, kesehatan dan
keselamatan klien
Pasal 3 : Tujuan pengaturan
keperawatan (4 butir)
• Mutu perawat
• Mutu pelayanan keperawatan
• Perlindungan dan kepastian hukum perawat dan klien
• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
BAB II : 1 pasal (pasal 4) jenis
perawat (3 ayat)
• Perawat profesi : Ners, Ners spesialis
• Perawat vokasi
• Ayat 3 : ketentuan lebih lanjut ttg jenis perawat diatur oleh
peraturan menteri (?????)
BAB III: Pendidikan tinggi
keperawatan (pasal 5-16)
• Pasal 5 ; pendidikan vokasi, akademik, profesi (konsideran UU
sisdiknas)
• Vokasi: D3 keperawatan
• Akademik : sarjana, magister, doktor
• Profesi : ners, ners spesialis
• Institusi harus punya wahana (faskes milik sendiri/ kerjasama) RS/
klinik pratama, jejaring/komunitas (diatur oleh peraturan menteri
rispeti dan menkes) dan berkoordinasi dengan organisasi profesi
(?????)
Pasal 11
• Penyelenggarana pendidikan tinggi keperawatan harus memenuhi
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN (SNPK) (????.SIAPA
YANG MEMBUAT)
• SNPK DISUSUN OLEH Menteri Rispeti, Menkes, AIPNI, APDIKI, PPNI
(apa peran kolegium, atau Konsil ????)
• SNPK ditetapkan oleh Menrispeti
Pasal 12
• Kuota mahasiswa ditetapkan oleh Menrispeti dan Menkes
Pasal 13 : Dosen dan tenaga
pendidikan
• Dosen berasal dan institusi dan wahana pendidikan
• (sesuai dengan UU guru dan Dosen)
Pasal 16 : mahasiswa perawat
• Masa akhir vokasi dan profesi harus uji kompetensi nasional
• Uji kompetensi dilakukan oleh PT, OP, lembaga pelatihan, lembaga
sertifikasi yg terakreditasi.
• Uuji kompetensi harus sesuai kompetensi kerja
• Standar Kompetensi kerja disusun oleh OP, Konsil dan
ditetapkan oleh Menkes (?????)
• Sertifikat kompetensi diterbitkan PT
• Tata cara uji kompetensi diatur Menrispeti
Bab IV: Registrasi, izin praktek, &
registrasi ulang
• Pasal 17 : konsil keperawatan bertugas untuk pembinaan dan
pengawasan mutu keperawatan (kenapa tidak masuk Bab Konsil ???)
• Pasal 18 : perawat harus punya STR
• STR diterbitkan oleh konsil keperawatan
• Pasal 19 : izin perawat : harus ada SIPP
• Satu SIPP untuk satu tempat, Maksimal 2 SIPP
• Praktek mandiri harus buat papan