Anda di halaman 1dari 32

PSAP NO.

04
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Agustus 2007

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
CaLK disusun untuk menghindari kesalahpahaman pengguna yang beragam
dalam memaknai LRA, Neraca, dan LAK
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum: Memberi pemahaman tentang arti penting dan relavansi CaLK
untuk menciptakan pelaporan yang memadai
Tujuan Khusus: Memberi pemahaman tentang penyusunan CaLK dengan
mengacu pada paragraf-paragraf PSAP 04
C. Deskripsi Singkat
CaLK tidak terstruktur, tetapi berpotensi menjelaskan LRA, Neraca, dan LAK
sehingga dapat dengan mudah dibaca oleh pengguna umum yang awam
akuntansi tetapi penyusunan CaLK sangat dipengaruhi subjektivitas tentang
seberapa banyak informasi yang dianggap memadai
D. Metode Pembelajaran
Metode andragogik yang meminta interaksi antara instruktur dengan peserta didik
2
BAB II
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN YANG MEMADAI

A. Asimetri Informasi Keuangan Negara


Kenyataan bahwa para pengguna laporan keuangan yang tidak hadir dalam
pengurusan transaksi dan pencatatan sehari-hari memungkinkan asimetri
informasi dengan dua kemungkinan konsekuensi negatifnya.
B. Insentif bagi Penyajian Laporan Keuangan yang Memadai
 pembentukan harga pasar surat berharga melalui pemberian sinyal
 lebih bersesuaian dengan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan partisipasi
sebagai bagian dari good governance.
C. Catatan atas Laporan Keuangan sebagai Wujud Penyajian Laporan
Keuangan yang Memadai
 Perubahan anggaran yang penting selama periode
 Kinerja keuangan entitas pelaporan
 Dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
 Informasi lainnya yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan
 Informasi yang bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca
laporan.

3
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (1)
A. Ketentuan Umum

8. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh
pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen
entitas pelaporan.
Masalah:
Ada perbedaan kemampuan kalangan yang melek ’akuntansi’ dan kaum awam dalam
memahami secara pragmatik, semantik dan bahkan logik, seluruh makna yang disampaikan
lewat ’bahasa’ akuntansi dalam bentuknya yang terstruktur seperti dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas baik secara sendiri-sendiri maupun dalam kaitan
satu sama lain.

9. Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan.

Sumber kesalahpahaman utama yang berkaitan dengan orientasi basis akuntansi ini mungkin dapat
dilihat pada pemaknaan pendapatan atau belanja

10. Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan dalam
bentuk CaLK

4
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (2)
12. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Bab I Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
1.4. Sistematika penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Keuangan
2.3. Indikator Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter
2.4. Indikator Pencapaian Kinerja Program Entitas Pelaporan
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Fiskal dan Moneter
3.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Kinerja
Bab IV Ikhtisar pencapaian kinerja program entitas pelaporan
4.1. Ikhtisar realisasi pencapaian sasaran kinerja program entitas pelaporan
4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Kinerja
5
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (2)
Bab V Kebijakan Akuntansi
5.1. Entitas pelaporan
5.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
5.3 Basis pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
5.4. Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan Rekening-rekening Akuntansi
Bab VI. Penjelasan Rekening-rekening Laporan Keuangan
6.1. Rincian dan Penjelasan Masing-masing Rekening Laporan Keuangan
6.1.1 Pendapatan
6.1.2 Belanja
6.1.3 Pembiayaan
6.1.4 Aset
6.1.5 Kewajiban
6.1.6 Ekuitas Dana
6.1.7 Komponen-komponen Arus kas
6.2. Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban yang Timbul Sehubungan dengan Penerapan
Basis Akrual atas Pendapatan dan Belanja dan Rekonsiliasinya dengan Penerapan Basis Kas,
untuk Entitas Pelaporan yang Menggunakan Akuntansi Berbasis Akrual Penuh.
Bab VII Penjelasan atas Informasi non Keuangan
Bab VIII Penutup
Lampiran
6
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (3)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04
13. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan
dalam rangka pengungkapan yang memadai

(a) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target
Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target;
Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro ini, misalnya, dapat diisi dengan
berbagai penjelasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penyusunan APBN/APBD seperti
asumsi makro yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah dan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Bagian kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro ini dapat dituangkan dalam Bab II Bagian
2.1
Pencapaian Target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target dapat disajikan sebagai bagian 3.1 dan 3.2 dari Bab III
(b) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
Bagian ini bisa memakan halaman yang cukup banyak, mengingat berbagai pengungkapan berupa
angka absolut atau grafik perkembangan pos-pos anggaran seperti penerimanan negara, belanja,
defisit anggaran, pembiayaan yang mencakup penerimaan pembiayaan luar negeri atau
pembayaran cicilan pokok utang Luar Negeri akan memerlukan pejelasan yang cukup panjang.
Seluruh penjelasan rinci tentang ini dapat dimuat dalam Bab III juga.

7
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (4)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04
13. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai
(c) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya;
Dasar penyusunan laporan keuangan diisi dengan berbagai rujukan berupa pasal-pasal dari
atau seluruh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan keuangan
negara pada umumnya dan akuntansi pemerintahan pada khususnya.
Penjelasan ini dituangkan dalam Bab I Bagian 1.2

Selain memuat dasar hukum, standar ini juga dapat menjadi dasar bagi pemuatan uraian
mengenai pendekatan penyusunan Laporan Keuangan.
Pendekatan ini dapat dimuat dalam bagian pendahuluan Bab I sebagai Bagian 1.3.
(d) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
Sebagian besar informasi keuangan lainnya yang relevan seringkali hanya bisa
mengungkapkan makna pragmatis, semantik dan logiknya jika disimbolkan dalam bahasa
yang naratif.
Penjelasan naratif serupa hal-hal di atas dijabarkan dalam penjelasan yang dapat dimuat
dalam Bab V, VI, atau VII

8
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (5)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

13. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos
laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai
(e) Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas;
Suatu Pemda yang telah menerapkan pendapatan berbasis akrual penuh akan
mungkin mencatat sejumlah pihutang atas ketetapan pajak yang belum menghasilkan
kas bagi kas negara /daerah pada tahun berjalan. Praktik ini jelas tidak serupa
dengan praktik yang mungkin akan dianut sebagian besar pengguna akuntansi
pemerintah ini, yang hanya mencatatkan pendapatan pajak saat Surat Ketetapan
Pajak sudah disertai dengan Surat Setoran Pajak ke Kas Negara. Dengan demikian
penyimpangan ini sebisa mungkin diungkapkan. Pengungkapan ini dapat dilakukan
dalam Bab VI Bagian 6.2.
(f) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

9
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (6)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04
Penyajian Informasi tentang Kebijakan Fiskal/ Keuangan, Ekonomi Makro, Pencapaian Target Undang-
Undang APBN/Peraturan Daerah APBD, Berikut Kendala dan Hambatan yang Dihadapi dalam
Pencapaian Target
17. Untuk membantu pembaca Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan
informasi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana perkembangan posisi dan
kondisi keuangan/fiskal entitas pelaporan serta bagaimana hal tersebut tercapai
Sebagai contoh, jika surplus anggaran dalam Laporan Realisasi Anggaran cukup besar, CaLK
diharapkan dapat memberi penjelasan tentang apa yang membuat pendapatan menjadi jauh lebih
besar daripada anggaran atau sebaliknya yang membuat belanja jauh lebih kecil daripada anggaran.
18. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, entitas pelaporan harus menyajikan informasi
mengenai perbedaan yang penting posisi dan kondisi keuangan/fiskal periode berjalan bila
dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran, dan dengan rencana
lainnya
Bagian 2.1 yang memuat kriteria ekonomi makro, misalnya dapat ditunjukkan dengan uraian naratif
mengenai kebijakan fiskal dan moneter serta prognosa kondisi ekonomi makro yang diharapkan.
Bagian 2.2. menguraikan kebijakan ekonomi makro seperti contoh berikut:
Diupayakan tingkat inflasi ditekan hingga tidak mencapai dua digit sedangkan untuk menggalakkan
investasi pelonggaran tingkat bunga SBI akan diupayakan pada saat yang tepat.

10
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (7)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

20. Kondisi ekonomi makro yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan APBN/APBD
berikut tingkat capaiannya. Indikator ekonomi makro tersebut antara lain Produk Domestik
Bruto/Produk Domestik Regional Bruto, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar, harga
minyak, tingkat suku bunga dan neraca pembayaran.

Indikator Kebijakan Ekonomi Makro (Moneter)


(dalam jutaan rupiah)
Uraian APBN/D
(UU No/ tahun
Perda No/ tahun)
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 5,4
Tingkat Inflasi (persen) 5,5
Nilai Tukar rupiah (Rp/US$) 8.600
. Suku Bunga SBI-3 Bulan (Persen) 6,5
Harga Minyak (US$ / barel) 24,0
Produksi Minyak (juta barel/hari) 1.125
Bagian ini diungkapkan dalam Bagian 2.3
11
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (8)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

20. Kondisi ekonomi makro yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan APBN/APBD
berikut tingkat capaiannya. Indikator ekonomi makro tersebut antara lain Produk Domestik
Bruto/Produk Domestik Regional Bruto, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar, harga
minyak, tingkat suku bunga dan neraca pembayaran.
Adapun Kriteria kebijakan keuangan dari sudut fiskal yang akan
dimasukkan ke dalam Bagian 2.3, tabel data dengan berbagai
variabel terkait sebagai berikut dapat dipertimbangkan.

Indikator Kebijakan Keuangan (Fiskal)


(dalam jutaan rupiah)
Uraian APBN/D
(UU No/ tahun
Perda No/ tahun)
Penerimaan Perpajakan 297,844,130
Penerimaan Negara Bukan Pajak 81,783,001
Penerimaan Hibah 750,000
Jumlah Anggaran Pendapatan 380,377,131
Negara/Daerah dan Hibah
Belanja Pemerintah Pusat/Daerah 266,220,255
Belanja untuk Daerah 131,549,055
Jumah Anggaran Belanja 397,769,310
Negara/Daerah
Defisit Anggaran 17,392,179

Bagian ini diungkapkan dalam Bagian 2.3


12
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (9)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

Selanjutnya pada Bagian 2.4, CaLK sebisanya memuat ringkasan indikator kinerja program hingga ke
sasarannya. Format seperti dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (LKKIP) dapat dipertimbangkan sebagai format yang
komprehensif tetapi cukup ringkas dalam mengakomodasi rencana stratejik suatu entitas pelaporan.
No Program Indikator Satuan Sasaran
- Kegiatan Hasil
- Keluaran
1 Peningkatan Peningkatan nilai temuan % 2%
Pengawasan dari tahun lalu
Aparatur Negara Jumlah Instansi yang
Laporan Keuangannya Instansi 10
sesuai SAP

- Audit Keuangan - Laporan Hasil Audit Laporan 312


- Audit - Laporan Hasil Audit Laporan 3.119
Operasional
- Audit Kinerja - Laporan Hasil Audit Laporan 112
Bagian ini - Asistensi SAP - Jumlah Asistensi Kejadian 27
diungkapkan - Inventarisasi - Jumlah Inventarisasi Kejadian 5
dalam Bagian 2.4 BMKN
13
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (10)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04
21. Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan perubahan anggaran yang penting
selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disahkan oleh
DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, serta
masalah lainnya
Asumsi Penyusunan Perubahan Anggaran
(dalam jutaan rupiah)
Uraian APBN/D APBN/D - P Beda
(UU No/tahun (UU No/ tahun (%)
Perda No/ Perda No/
tahun) tahun)
Penerimaan Perpajakan 297,844,130 351,973,630 18.17%
Penerimaan Negara 81,783,001 180,697,391 120.95%
Bukan Pajak
Penerimaan Hibah 750,000 7,455,088 894.01%
Jumlah Anggaran 380,377,131 540,126,109 42.00%
Pendapatan Negara/
Daerah dan Hibah
Belanja Pemerintah 266,220,255 411,667,571 54.63%
Pusat/Daerah
Belanja untuk Daerah 131,549,055 153,402,251 16.61%
Jumah Angagran Belanja 397,769,310 565,069,822 42.06%
Negara/Daerah
Defisit Anggaran 17,392,179 24,943,713 43.42%

Bagian ini diungkapkan dalam Bagian 3.1


14
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (11)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

21. Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan perubahan anggaran yang
penting selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali
disahkan oleh DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target
yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya

Bagian hambatan dan kendala diungkapkan dalam Bagian 3.2

Perubahan pada perkiraan pendapatan negara dan hibah didasarkan oleh adanya
perubahan pada harga rata-rata minyak mentah Indonesia di pasar dunia yang membaik
dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang melemah. Kedua faktor
perubahan in diperkirakan akan meningkatkan penerimaan migas dalam jumlah yang
signifikan. Namun pada saat yang sama, beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan
membengkak

15
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (12)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

27. Pencapaian kinerja keuangan yang telah ditetapkan dijelaskan secara obyektif dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Keberhasilan pencapaian kinerja dapat diketahui
berdasarkan tingkat efisiensi dan efektivitas suatu program. Efisiensi dapat diukur
dengan membandingkan keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan
efektivitas diukur dengan membandingkan hasil (outcome) dengan target yang
ditetapkan.

Seluruh paragraf 25 sampai dengan 28 adalah penjelasan yang sangat terkait dengan
sistem akuntabilitas kinerja sebagaimana dulu dikenal dalam pelaporan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dikenal dalam Inpres Nomor 7
Tahun 1999.

Dengan demikian, uraian mengenai pencapaian kinerja ouput dan outcome program ini,
menurut Struktur CaLK alternatif ini, dapat dituangkan dalam Bab IV, Bagian 4.1. Lalu,
dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

16
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (13)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04
27. Pencapaian kinerja keuangan yang telah ditetapkan dijelaskan secara obyektif dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Keberhasilan pencapaian kinerja dapat diketahui berdasarkan tingkat efisiensi dan efektivitas suatu
program. Efisiensi dapat diukur dengan membandingkan keluaran ( output) dengan masukan (input). Sedangkan
efektivitas diukur dengan membandingkan hasil (outcome) dengan target yang ditetapkan.

N Program Indikator Satuan Sasaran Belanja


o - Kegiatan Hasil (Rp juta)
- Keluaran
Ren- Real- Ren- Real-
cana isasi cana isasi

1 Peningkatan Peningkatan % 2% 3%
Pengawasan nilai temuan
Aparatur dari tahun lalu
Negara Jumlah Instansi 10 2
Instansi yang
Laporan
Keuangannya
sesuai SAP

Bagian ini - Audit - Laporan Laporan 312 221 2.876 1.887


Keuangan Hasil Audit
diungkapk - Audit - Laporan Laporan 3.119 3.200 1.992 2.221
an dalam Operasional
- Audit
Hasil Audit
- Laporan Laporan 112 112 900 877
Bagian Kinerja Hasil Audit
- Asistensi - Jumlah Kejadian 27 40 450 435
4.1 SAP Asistensi
- Inventarisa - Jumlah Kejadian 5 3 3.122 2.998
si BMKN Inventarisasi

17
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (14)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

27. Pencapaian kinerja keuangan yang telah ditetapkan dijelaskan secara obyektif dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Keberhasilan pencapaian kinerja dapat diketahui
berdasarkan tingkat efisiensi dan efektivitas suatu program. Efisiensi dapat diukur dengan
membandingkan keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan efektivitas diukur
dengan membandingkan hasil (outcome) dengan target yang ditetapkan.

Uraian Penjelasan Hambatan dan Kendala pada Bagian 4.2

Pada tahun 2005 BPKP dapat menghasilkan temuan dari pemeriksaan sebesar 3% dari
nilai temuan tahun lalu tetapi dari 10 instansi yang disasar untuk menyajikan Laporan
Keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah, hanya dua yang sudah berhasil.
Pencapaian 3% nilai temuan disebabkan bahwa adanya asumsi bahwa risiko salah urus
dalam manajemen keuangan pemerintahan masih cukup besar sedangkan jumlah instansi
yang mampu menyusun Laporan Keuangan sesuai SAP karena sebagian besar asistensi
masih berlangsung dan hasilnya baru terukur pada tahun-tahun berikutnya.

18
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (15)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04
29. Pembahasan mengenai kinerja keuangan harus:
(a) Meliputi baik hasil yang positif maupun negatif;
(b) Menyajikan data historis yang relevan;
(c) Membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan dan rencana yang telah ditetapkan;
(d) Menyajikan informasi penjelasan lainnya yang diyakini oleh manajemen akan dibutuhkan oleh pembaca laporan keuangan untuk
dapat memahami indikator, hasil, dan perbedaan yang ada dengan tujuan atau rencana.

Kinerja keuangan yang dimaksud dalam paragraf 29 sampai dengan 33 di atas, selain berupa posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana
juga berupa berbagai kinerja lain yang berdimensi keuangan seperti realisasi penerimaan dan belanja. Dalam struktur CaLK
alternatif, penjelasan kinerja keuangan seperti ini dimasukkan dalam tambahan Bab III, Bagian 3.1.

Grafik 1: Perkembangan Realisasi


Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA
2001-2005
T riliu n R u p ia h

600.0
500.0
400.0 146.2
122.5
300.0 98.9
115.1 88.4
200.0 347.0
242.0 280.6
100.0 185.5 210.3
0.0
2001 2002 2003 2004 2005
Ta hun

Perpajakan PNBP

19
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (16)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

34. Dalam menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan, entitas pelaporan harus mengungkapkan dasar
penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi.

Beberapa rujukan yang paling umum dan karenanya paling mengikat sebagai dasar hukum penyajian
laporan keuangan adalah, antara lain tetapi tidak terbatas pada:
1. Pasal 23 ayat (1) UUD 1945
2. Pasal 30 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
3. Pasal yang mengangkut pertanggungjawaban dari Undang-undang tentang APBN dan Perda APBD
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2003 tentang
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah

Penjelasan ini dimuat dalam Bab I bagian 1.2 dari struktur CaLK alternatif.

20
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (17)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

47. Pengungkapan entitas pelaporan yang membentuk suatu laporan


keuangan untuk tujuan umum akan sangat membantu pembaca laporan
untuk dapat memahami informasi keuangan yang disajikan pada laporan
keuangan.

Walaupun sudah disinggung dalam Bagian 1.3, uraian ringkas mengenai


entitas pelaporan dapat diulang pada Bagian awal dari Bab V ini. Dengan
demikian bagian 5.1 akan lebih memperjelas domisili dan bentuk hukum
suatu entitas dan jurisdiksi tempat entitas tersebut berada serta seluruh
unit kerja yang terkait dalam penyajian laporan keuangan yang diuraikan
dalam CaLK ini.

21
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (18)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

48. Walaupun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan telah menyarankan


penggunaan basis akuntansi tertentu untuk penyusunan laporan keuangan
pemerintah, pernyataan penggunaan basis akuntansi yang mendasari laporan
keuangan pemerintah semestinya diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan.

Khusus mengenai basis akuntansi, Struktur CaLK alternatif ini memberi ruang bagi
penjelasannya di dalam Bab V Bagian 5.2. Mengingat secara umum PP 24 tahun
2005 menganjurkan pemakaian basis akuntansi kas menuju akrual maka bagian ini
akan berisi uraian mengenai penerapan basis kas dan basis akrual. Akan tetapi,
bagian ini pun akan menjadi tempat bagi penjelasan tentang pemakaian basis akrual
penuh, jika memang hal itu sudah diterapkan.
Sebagai contoh, penjelasan mengenai basis akuntansi ini adalah sebagai berikut.
 Basis akuntansi dalam pencatatan realisasi APBN/D yaitu basis kas,
 Basis akuntansi dalam pencatatan dan penyajian Neraca, dalam hal ini aset,
kewajiban, dan ekuitas dana, yaitu basis akrual.

22
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (19)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

49. Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui basis–basis pengukuran yang


digunakan sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan. Apabila lebih dari
satu basis pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, maka
informasi yang disajikan harus cukup memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan
kewajiban yang menggunakan basis pengukuran tersebut.

Mengenai basis pengukuran ini dijelaskan dalam Bagian 5.3 dari Bab V Struktur CaLK
alternatif ini. Isinya lebih merupakan sorotan-sorotan tertentu atas berbagai pengukuran
yang mungkin tidak lazim karena berbagai keadaan yang terkait atas elemen Laporan
Akuntansi.
 Sebagai contoh, kenyataan bahwa pemerintah Indonesia baru memulai penertiban sistem
akuntansinya sementara aset yang dikuasai pemerintah ada yang sudah diperoleh sejak
zaman penjajahan memungkinkan hilangnya referensi mengenai nilai aset. Oleh karena itu,
akan terdapat kemungkinan pada bab ini penjelasan mengenai berbagai metode pengukuran
nilai aset yang dilaporkan.
 Aset tetap yang sudah tidak terdapat bukti pendukung perolehannya diukur dengan nilai
wajar sedangkan aset tetap yang masih terdapat bukti pendukung perolehannya diukur
dengan nilai perolehannya

23
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (20)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

50. Dalam menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan akuntansi diungkapkan, manajemen
harus mempertimbangkan manfaat pengungkapan tersebut dalam membantu pengguna
untuk memahami setiap transaksi yang tercermin dalam laporan keuangan.

Contoh penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang mencakup pendapatan, belanja,


pembiayaan, aset, kewajiban dan ekuitas dana adalah sebagai berikut:
• Pengakuan Pendapatan pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara/Daerah
• Pengakuan Belanja pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah
• Pengakuan Pembiayaan pada saat kas diterima pada/ keluar dari Kas Umum Negara/Daerah
• Jenis-jenis sumber daya/kekayaan yang dapat dikelompokkan sebagai aset secara umum dan
aset secara khusus yang terdiri dari aset lancar, investasi, aset tetap, dana cadangan. Selain
itu, dalam bagian ini pun diuraikan cara penilaiannya.
• Pengakuan aset tetap yang perolehannya setelah tanggal 1 Januari tahun 200x didasarkan pada
nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:
 Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang
nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus rupiah), dan
 Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari
Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah)

24
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (21)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

55. Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan informasi yang


diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan lainnya serta pengungkapan-pengungkapan lain yang
diperlukan untuk penyajian wajar atas laporan keuangan, seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lain.

Pengungkapan-pengungkapan lain yang paling perlu diuraikan dalam


CaLK adalah penjelasan mengenai rekening-rekening atau pos-pos
akuntansi. Penjelasan ini bisa jadi merupakan bagian yang paling panjang
dibandingkan dengan yang lain. Dalam Struktur CaLK alternatif,
pengungkapan penjelasan-penjelasan per pos atau rekening akuntansi ini
dimuat dalam Bab VI.

25
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (22)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

Penjelasan-penjelasan per pos atau rekening akuntansi ini dimuat dalam Bab VI.

PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN


A. PENDAPATAN
A.1. Realisasi Pendapatan
(Pada bagian ini diuraikan jenis pendapatan yang masuk ke kas negara melalui satke-
satker Kementerian Negara/Lembaga, berikut penyebab terlampuinya anggaran atau
tidak tercapainya target, jika ada. Berikut adalah contoh pengungkapan pendapatan
pada Kementerian yang menerima pendapatan perpajakan dan pendapatan
nonpajak).
Pendapatan terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak.
Penerimaan pajak selama periode ini adalah sebesar Rp <total capaian penerimaan
perpajakan selama periode pelaporan> atau <persentase capaian>% dari
anggarannya. Realisasi penerimaan pajak yang berada <di atas/di bawah>(pilih salah
satu sesuai dengan kondisi yang ada).

26
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (23)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

Tabel.2
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja

Kode Jenis Anggaran Setelah Realisasi


Uraian Jenis Belanja Persentase
Bel. Revisi Belanja
1 2 3 4 5=(4/3)x100%
51 Belanja Pegawai Rp. Rp. ………….%
52 Belanja Barang Rp. Rp. ………….%
53 Belanja Modal Rp. Rp. ………….%
57 Belanja Bantuan Sosial Rp. Rp. ………….%
Dst Dst Rp. Rp. ………….%
Jumlah Rp Rp ………….%
<Format seperti di
atas disesuaikan
dengan jenis belanja
yang terdapat pada
kementerian
negara/lembaga>

27
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (24)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

I. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA


A. KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada <Nama Kementerian Negara/Lembaga> per <tanggal neraca> sebesar Rp<nilai kas
di bendaharawan pembayar> merupakan saldo kas pada bendahara pengeluaran. Jumlah di atas merupakan saldo kas/bank
dari penerimaan uang persediaan yang belum dipertanggungjawabkan secara definitif kepada Kas Negara pada tanggal neraca.
Terdiri dari :
Tabel. 6
Daftar Kas Bendahara Pengeluaran

No. Uraian Eselon I Jumlah


1 Rp.

Jumlah Rp.
(rincian seperti di atas diuraikan secara
lengkap terutama untuk periode akhir
tahun anggaran, jika setelah tanggal 31
Desember 200x saldo kas di
bendaharawan telah disetorkan,
diungkapkan Eselon I yang telah
melakukan penyetoran).

28
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (25)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

58. Entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan berbasis akrual atas pendapatan
dan belanja harus mengungkapkan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual dan menyajikan rekonsiliasinya dengan
penerapan basis kas.
Transaksi Catatan dengan Basis Catatan dengan Basis
Akrual Kas Menuju Akrual
Tanggal 31 Des 200x: 31 Des 200x: 31 Des 200x:
Surat Ketetapan Pajak
menetapkan Pajak (Db) Pihutang Pajak 412 juta (Db) Pihutang Pajak 412 jt
(Kr) Pendapatan Pajak 412jt (Kr) Pndptn Ditgghkan 412 jt
Penghasilan yang
dapat ditagih:
Rp 300 Milyar

SPM Langsung atas (Db) Belanja Modal 300 jt (Db) Dana yg hrs
pembelian Mobil yang (Kr) Hutang 300 jt Disediakan 300 jt
belum dkeluarkan (Kr) Hutang 300jt
SP2D oleh KPPN Rp300 (Db) Aset tetap 300 jt
(Kr) Diinvst dl Aset Ttp 300 jt
juta

29
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (26)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04
58. Entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan berbasis akrual atas pendapatan dan belanja harus
mengungkapkan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual dan
menyajikan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas.

Transaksi Rekonsiliasi
Kinerja keuangan basis kas menurut LKK basis Biaya Netto Laporan
Kas Kinerja Keuangan
Basis Kas: Rp xx
Penambahan
Belanja Modal yang belum Belanja Modal 300 juta
Boleh dicatat karena belum
Ada pengeluaran kas dari Kas
negara

Beban penyusutan yang tidak Beban Penyusutan 30 juta


boleh dicatat mengingat aset
tetap belum dicatat

Pengurangan
Pendapatan pajak yang belum Pendapatan pajak ( 412 juta)
Boleh dicatat karena belum ada
Penerimaan di Kas Negara SILPA menurut is Rpxx - 82 juta
Basis Kas
menuju Akrual

30
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN CALK (27)
C. Penyusunan CaLK sesuai Pragaraf-paragraf PSAP 04

64. Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian penting selama
tahun pelaporan, seperti:
(a) Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;
(b) Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru;
(c) Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca; dan
(d) Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
(e) Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus
ditanggulangi pemerintah.

Komitmen atau kejadian kontinjensi yang perlu disajikan adalah berbagai kejadian, yang
umumnya berkaitan dengan litigasi atau penuntutan atau penggugatan yang menjadikan
pemerintah sebagai pihak tergugat. Keberatan atas ketetapan pajak, tuntutan restitusi pajak,
atau aksi masal untuk menuntut ganti rugi, adalah contoh-contoh populer untuk kejadian
kontinjensi. Sepanjang tuntutan ini belum mampu menghasilkan kemungkinan nilai restitusi
atau ganti rugi yang harus dibayar oleh negara secara meyakinkan maka kejadian ini cukup
diungkapkan secara naratif dengan atau tanpa menyebut potensi kerugian yang ditimbulkan.

Kejadian kontinjensi yang berkemungkinan mendatangkan keuntungan bagi pemerintah, atas


dasar kehati-hatian tidak perlu dicatatkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

31
TERIMA KASIH
Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan
(KSAP)
Gedung Perbendaharaan II, Lt. 3, Departemen
Keuangan
Jl. Budi Utomo No. 6, Jakarta
Telepon/Fax (021) 352 4551,
website : www.ksap.org
Email: webmaster@ksap.org
32

Anda mungkin juga menyukai