Anda di halaman 1dari 19

PENEMUAN TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN


DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SERTA
MENGURANGI KECEMASAN MATEMATIKA SISWA
SMK

Ricky Amarulloh
158060043

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2017
Latar Belakang Masalah
Permendiknas No. 22
tahun 2006. Hasil
penelitian Irawanti (2014)
kemampuan pemahaman
konsep rendah dan
Berdasarkan
kemampuan komunikasi Kecemasan
hasil
kurang berkembang Matematika Cockroft
wawancara (Krismanto,2003:6),
terhadap guru Kunter (1992)
matematika di dan Tobias
SMK (Wahyudin, 2010:7)

“Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan


Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman dan Komunikasi Matematika serta
Mengurangi Kecemasan Matematika Siswa SMK”
Rumusan Masalah
 Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa
yang mendapat pembelajaran dengan metode penemuan
terbimbing lebih baik daripada siswa yang mendapat
pembelajaran ekspositori?
 Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa
yang mendapat pembelajaran dengan metode penemuan
terbimbing lebih baik daripada siswa yang mendapat
pembelajaran ekspositori?
 Bagaimana tingkat kecemasan matematika siswa yang
mendapat pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing
dan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori?
 Apakah terdapat korelasi antara kemampuan pemahaman
matematika, kemampuan komunikasi matematika dan
kecemasan matematika?
 Faktor kecemasan apa yang paling berpengaruh terhadap
kemampuan pemahaman dan komunikasi matematika siswa?
Hipotesis
 Peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa
yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih
baik daripada siswa yang pembelajarannya
menggunakan pembelajaran ekspositori.
 Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa
yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih
baik daripada siswa yang pembelajarannya
menggunakan pembelajaran ekspositori.
 Setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing tingkat
kecemasan matematika siswa lebih rendah daripada
siswa yang pembelajarannya menggunakan
pembelajaran ekspositori.
 Terdapat hubungan antara kemampuan pemahaman
matematika, kemampuan komunikasi matematika dan
kecemasan matematika siswa.
Populasi dan Sampel

 Populasi : Seluruh siswa SMKN 1 Soreang


 Sampel : Siswa kelas XI (dua kelas). kelas XI Akomodasi
Perhotelan 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI
Akomodasi Perhotelan 2 sebagai kelas kontrol.
 Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan juli sampai dengan
agustus 2017
Operasional Variabel
Operasion
Instrum Skal Responde
Variabel al Indikator
en a n
Variabel
Menurut Sumarmo (Izudin, 2015:30) menyatakan
Kemampua Mengukur Pretes Rasi Peserta
bahwa kemampuan komunikasi merupakan
n kemampua kemampuan yang dapat menyertakan dan dan o didik
memuat berbagai kesempatan berkomunikasi
Komunikas n postes
dalam bentuk
i komunikasi 1. Menyatakan situasi, gambar, diagram, atau
benda nyata dalam ke dalam bahasa, simbol,
Matematik siswa
ide, atau model matematika;
a 2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika
secara lisan atau tulisan;
3. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang
matematika;
4. Membaca dengan pemahaman suatu
representasi matematika tertulis;
5. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau
paragraph matematika dalam bahasa sendiri.
Pembelajar MengukurMenurut Kilpatrick, Swafford, & Findell Pretes Rasi Peserta
(2001:116), indikator dari pemahaman
an kemampua matematika siswa adalah sebagai berikut: dan o didik
Pemahama n 1. Menyatakan ulang secara verbal konsep postes
yang telah dipelajari.
n Pemahama
2. Mengklasifikasikan objek-objek
Matematik n siswa berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
a persyaratan untuk membentuk konsep
tersebut.
3. Menerapkan konsep secara algoritma.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai
Operasional Variabel
Operasional Instru Respon
Variabel Indikator Skala
Variabel men den
Menurut Markaban (Fauzi,
Metode Mengamati Lembar Interv Pesert
2015:14) yang mengemukakan
Penemuan Pembelajara agar pelaksanaan metode Observa al a didik
penemuan terbimbing berjalan
Terbimbing n dengan si
efektif, beberapa langkah-
Metode langkah yang mesti ditempuh
yaitu sebagai berikut;
Penemuan 1. Merumuskan masalah.
2. Menyusun, memproses,
Terbimbing
mengorganisir, dan
menganalisis data.
3. Guru membimbing
4. Siswa menyusun konjektor
(prakira).
5. Menjelaskam kembali
Kecemasan Mengukur Menurut Baloglu dan Zelhart Angket Interv Pesert
Matematika tingkat (2007:595) terdapat 3 Siswa al a didik
Kecemasan indikator yang menyebabkan
matematik kecemasan matematika
a antara lain:
1. Kecemasan matematika
terhadap tes (ujian)
2. Kecemasan matematika
Kerangka Pemikiran
Metode Penelitian

Desain Penelitian
Kelas Pretes Pembelajaran Postes

Eksperimen O X O

Kontrol O - O

Keterangan:
O : Pretes dan Postes dari Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
X : Pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing
_ : Pembelajaran dengan metode ekspositori

Metode Mix Method


Prosedur Penelitian Embedded Design

Quantitative Design
Quantitative Data Collection and Analysis
Interpretation
Qualitative
Qualitative Data
Data Collection
Collection and
and Analysis
Analysis
Before, during and after
Hasil Penelitian
1. Data Pretes
Kemampuan Pemahaman Kemampuan Komunikasi
Pretes Matematika Matematika
N Min Max Avrg N Min Max Avrg
Kelas
31 5 42 18,42 31 5 35 17,84
Eksperimen
Kelas
31 5 38 17,87 31 8 38 19,45
Kontrol

2. Data Postes
Kemampuan Pemahaman Kemampuan Komunikasi
Postes Matematika Matematika
N Min Max Avrg N Min Max Avrg
Kelas
31 43 95 72,35 31 48 98 74,74
Eksperimen
Kelas
31 45 83 65,55 31 43 85 63,48
Kontrol
Hasil Penelitian
80 72.35 74.74
65.55 63.48
60
40
18.42 19.45
17.87 17.84
20
0

Kelas Eksperimen
Kelas Konrol
Hasil Penelitian
Uji Statistika
 


Kemampuan Pemahaman Kemampuan Komunikasi
Matematika Matematika
Uji Statistik Normalita Homogenita Normalit Homogenit
Uji t Uji t
Postes s s as as
Leven Sig. (2 Leve Sig. (2
df Sig. Sig. df Sig. Sig.
e tailed) ne tailed)
Kelas
31 0.446 31 0.373
Eksperimen =0.0085
0.125 0.725 =0.009 1.606 0.210
Kelas Kontrol 31 0.123 31 0.350
 Hasil Uji Hipotesa menyatakan nilai signifikansi Kemampuan Pemahaman
Matematika sebesar 0,009 < 0.05 (H0 ditolak) dan nilai signifikansi
Kemampuan Komunikasi Matematika sebesar 0,0085 0,05 (Ho ditolak) yang
menunjukkan bahwa “Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika
yang mendapat pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih
baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori”.
Hasil Penelitian
3. Data N-Gain
Kemampuan Pemahaman Kemampuan Komunikasi
N-Gain Matematika Matematika
N Min Max Avrg N Min Max Avrg
Kelas
31 0,37 0,91 0,6684 31 0,43 0,98 0,6987
Eksperimen
Kelas
31 0,27 0,75 0,5797 31 0,35 0,82 0,5942
Kontrol
Hasil Penelitian
0.69
0.67
0.68
0.64 0.59
0.58
0.6
0.56
0.52

Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Hasil Penelitian
Uji Statistika
 

Kemampuan Pemahaman Kemampuan Komunikasi


Matematika Matematika
Uji Statistik Normalit Homogenita Normalit Homogenit
Uji t Uji t
N-Gain as s as as
Leven Sig. (2 Leve Sig. (2
df Sig. Sig. df Sig. Sig.
e tailed) ne tailed)
Kelas 0,56 0,56
31 31
Eksperimen 8 1 0,26
0,019 0,892 = 0,0035 1,279
0,14 0,71 3 = 0,002
31 31
Kelas Kontrol 7 1
 Hasil Uji Hipotesa menyatakan nilai signifikansi Kemampuan Pemahaman

Matematika sebesar 0,0035 < 0.05 (H0 ditolak) dan nilai signifikansi
Kemampuan Komunikasi Matematika sebesar 0,002 0,05 (Ho ditolak) yang
menunjukkan bahwa “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematika yang mendapat pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang mendapat
pembelajaran ekspositori”.
Hasil Penelitian
4. Data Angket Kecemasan Matematika

Angket Kecemasan
Angket Matematika
N Min Max Avrg
Kelas Eksperimen 31 39 66 53,76
 Kelas Kontrol skala tingkat
Berdasarkan 31 44 69
kecemasan 57,60
matematika menurut Zung (1971) tingkat
kecemasan matematika siswa pada kedua kelas
siswa berada pada kategori mild moderate
anxiety levels atau kategori pada tingkat ringan
sampai sedang.
Hasil Penelitian
5. Korelasi Antar Variabel

Kemamp
uan Kemampuan
Pemaham Komunikasi
an 0,945 Matematika
Matemati Sangat Kuat
ka

  0,626   0,609
Kuat Kuat
Kecemasa
n
Matemati
ka
Kesimpulan
 Peningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematika siswa yang
menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang
pembelajarannya menggunakan pembelajaran ekspositori.
 Tingkat kecemasan matematika berdasarkan Self Rating Anxiety Scale (SAS) tingkat
kecemasan matematika kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing dan kelas yang mendapatkan pembelajaran ekspositori
berada pada kategori mild moderate anxiety levels atau kategori pada tingkat ringan
sampai sedang tetapi rata-rata keseluruhan tingkat kecemasan matematika siswa
kelas yang mendapatkan pembelajaran metode penemuan terbimbing lebih rendah.
 Dengan menggunakan pembelajaran metode penemuan terbimbing memungkinkan
siswa untuk berdiskusi dan saling bertukar pemahaman dan komunikasi dengan
bimbingan guru sebagai fasilitator maupun dengan temannya dapat mengurangi
rasa cemas siswa pada saat pembelajaran, kemudian gurupun memperhatikan
kecemasan matematika siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran, karena
hal tersebut mengandung pengertian bahwa siswa dapat belajar secara lebih
percaya diri dan memiliki minat tinggi terhadap belajar matematika.
 Terdapat hubungan positif antara kemampuan pemahaman matematika dengan
kemampuan komunikasi matematika, dan terdapat hubungan negatif antara
kemampuan pemahaman dan komunikasi matematika dengan kecemasan
matematika pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode penemuan
terbimbing
 Faktor-faktor kecemasan yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan
pemahaman dan komunikasi matematika adalah pengalaman belajar sebelumnya,
Saran
 Pembelajaran Metode Penemuan Terbimbing hendaknya menjadi alternatif
guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika di kelas, terutama
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
matematika serta mengurangi kecemasan matematika siswa.
 Bagi penelitian selanjutnya yang akan mengaplikasikan Metode Penemuan
Terbimbing agar lebih mempersiapkan diri menjadi fasilitator atau
pembimbing dalam pembelajaran, dan harus mempertimbangkan relevansi
dengan konsep matematika yang akan digunakan, selain itu hendaknya
diteliti penggunaan metode penemuan terbimbing tidak hanya
dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori, namun dapat pula
dibandingkan dengan pembelajaran lainnya.
 Untuk mengkaji kecemasan matematika hendaknya dilihat berdasarkan
Kemampuan Awal Matematika (KAM) siswa dengan indikator lain.
 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan pembelajaran
metode penemuan terbimbing terhadap kemampuan matematika dan
kemampuan afektif lainnya.
 Pada saat pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing seperti
yang dilakukan peneliti, hendaknya lebih cermat dalam memperhitungkan
waktu menyelesaikan satu materi pembelajaran sebaik mungkin, sehingga
penerapan belajar aktif dapat dilaksanakan sesuai rencana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai