Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN

INDUSTRIAL
PANCASILA
KELOMPOK 7 SDM KELAS D:
ROBERT DUWI 1612010164
ZULVIA ISMAWARI 17012010172
NADYA AISYAH 17012010179
JOEL SARAGIH 17012010155
BUDIONO 17012010263
Pengertian Hubungan Industrial
Pancasila
■hubungan antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan jasa (pekerja,
pengusaha dan pemerintah) didasarkan
atas nilai yang merupakan manisfestasi
dari keseluruhan sila-sila dari pancasila dan
Undang-undang 1945 yang tumbuh dan
berkembang diatas kepribadian bangsa dan
kebudayaan nasional Indonesia.
TUJUAN: LANDASAN:

a) Mensukseskan pembangunan
• Hubungan Industrial
dalam rangka mengemban cita-
Pancasila mempunyai
cita bangsa Indonesia yaitu
landasan idiil yaitu Pancasila
masyarakat adil dan makmur.
dan landasan konstitusional
b) Ikut berperan dalam
adalah UUD’45. secara
melaksanakan ketertiban dunia
operasional berlandaskan
yang
GBHN serta ketentuan-
berdasarkan kemerdekaan,
ketentuan pelaksanaannya
perdamaian abadi dan keadilan
yang diatur oleh pemerintah.
sosial.
c) Menciptakan ketenangan,
• Hubungan industrial
ketentraman dan ketertiban
pancasila juga berlandaskan
kerja serta ketenangan usaha.
kepada kebijaksanaan-
d) Meningkatkan produksi dan
kebijaksanaan pemerintah
produktivitas kerja.
untuk menciptakan
e) Meningkatkan kesejahteraan
keamanan nasional dan
pekerja serta derajadnya sesuai
stabilitas nasional.
dengan martabatnya manusia.
Ciri-ciri hubungan industrial
Pancasila
1. Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa bukan sekedar mencari
materi, tetapi pengabdian kepada Tuhan, sesama manusia,
bangsa dan negara.
2. Sila Kemanusiaan  pekerja bukan sekedar faktor
produksi tetapi sebagai manusia pribadi dgn segala
martabat dan harkatnya
3. Sila Persatuan Indonesia pekerja dan pengusaha
mempunyai kepentingan yg sama yaitu kemajuan
perusahaan
4. Sila Kerakyatan perbedaan diselesaikan dgn jalan
musyawarah utk mufakat
5. Sila Sosial dalam menikmati hasil
perusahaan dibagi secara kekelaurgaan, adil dan
Keadilan
merata sesuai dengan pengorbanan masing-masing.
PELAKSANAAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL PANCASILA
■ 1. Lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit
a. Lembaga kerjasama bipartite dikembangkan perusahaan agar komunikasi antar
pihak pekerja dan pihak pengusaha selalu berjalan dengan lancar.
b. Lembaga kerjasama tripartite dikembangkan sebagai forum komunikasi,
konsultasi dan dialog antar ketiga pihak tersebut.
■ 2. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
a. Melalui kesepakatan kerja bersama dapat diwujudkan suatu proses musyawarah
dan mufakat dalam mewujudkan kesepakatan kerja bersama.
b. Dalam kesepakatan kerja bersama semangat hubungan industrial pancasila
perlu mendapat perhatian.
c. Setiap kesepakatan kerja bersama supaya paling sedikit harus memiliki suatu
pendahuluan/mukadimah yang mencerminkan falsafah hubungan industrial
pancasila.
■ 3. Kelembagaan penyelesaian perselisihan industrial
a. Lembaga yang diserahi tugas penyelesaian perselisihan industrial perlu ditingkatkan
peranannya melalui peningkatan kemampuan serta integritas personilnya.
b. Kelembagaan penyelesaian perselisihan baik pegawai perantara, arbitrase P4D/P4P
yang berfungsi dengan baik akan dapat menyelesaikan perselisihan dengan cepat, adil,
terarah dan murah.
■ 4. Peraturan perundangan ketenagakerjaan

a.Peraturan perundangan berfungsi melindungi pihak yang lemah terhadap pihak yang kuat
dan memberi kepastian terhadap hak dan kewajibannya masing-masing.
b. Setiap peraturan perundangan ketenagakerjaan harus dijiwai oleh falsafah hubungan
industrial pancasila. Karena itu kalau perlu diciptakan peraturan perundangan yang baru
yang dapat mendorong pelaksanaan hubungan industrial pancasila.
■ 5. Pendidikan hubungan industrial
a. Agar falsafah hubungan industrial pancasila dipahami oleh masyarakat, maka falsafah itu
disebarluaskan baik melalui penyuluhan maupun melalui pendidikan.
b. Penyuluhan dan pendidikan mengenai hubungan industrial pancasila ini perlu dilakukan
baik kepada pekerja/serikat pekerja maupun pengusaha dan juga aparat pemerintah.
Beberapa masalah khusus yang harus
dipecahkan dalam pelaksanaan
hubungan industrial pancasila

■ 1. Masalah pengupahan
Apabila didalam perusahaan dapat diciptakan suatu system pengupahan yang
akibat akan dapat menciptakan ketenagakerjaan, ketenangan usaha serta
peningkatan produktivitas kerja. Apabila didalam perusahaan tidak dapat
diciptakan suatu system pengupahan yang baik, maka upah akan selalu
menjadi sumber perselisihan didalam perusahaan.
■ 2. Pemogokan
Pemogokan akan dapat merusak hubungan antara pekerja dan pengusaha.
Hak mogok diakui dan diatur penggunaannya. Oleh sebab itu walaupun secara
yuridis dibenarkan tetapi secara filosofis harus dihindari.

Anda mungkin juga menyukai