BANTEN, 2020 MAAG ATAU DISPEPSIA MERUPAKAN ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBARKAN SUATU KELUHAN BERUPA RASA TIDAK NYAMAN DI PERUT BAGIAN ATAS ATAU ULU HATI. Munculnya gejala sakit maag bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti: • Gastritis, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau infeksi lambung. • Pola makan yang terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, berlemak, asam, serta makanan yang banyak mengandung gas. • Sering mengonsumsi minuman berkafein dan alkohol. • Kebiasaan berbaring atau tidur setelah makan. • Kehamilan. • Stres berlebihan. • Efek samping obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), pil KB, dan kortikosteroid. 1. ANTASIDA Antasida, Obat ini bekerja dengan cara menetralkan asam lambung, sehingga keluhan nyeri ulu hati dapat berkurang. Meski jarang terjadi, obat maag yang satu ini dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti perut terasa kembung, diare, dan mual. Sebagian produk obat antasida juga tidak disarankan untuk digunakan pada anak usia di bawah 12 tahun serta ibu hamil dan menyusui. 2. H2 BLOCKER Obat H2 blocker bekerja dengan cara mengurangi produksi asam lambung. Contoh obat maag yang termasuk dalam golongan obat ini adalah cimetidin, famotidin, dan ranitidin. Obat maag ini jarang menimbulkan efek samping, tetapi penggunaannya pada ibu hamil atau menyusui, penderita penyakit ginjal dan hati, serta orang dengan daya tahan tubuh yang lemah sebaiknya dihindari 3. PROTON PUMP INHIBITOR {PPIS}
merupakan kelompok obat yang bisa mengatasi
gejala sakit maag dengan cara menghambat enzim yang memproduksi asam lambung. Contoh obat jenis ini adalah omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole. Meski jarang, obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa mual, pusing, sembelit, dan kembung 4. SUKRALFAT Sukralfat sering digunakan untuk mengobati gejala sakit maag yang disebabkan oleh tukak lambung, GERD, dan infeksi lambung. Obat ini bekerja dengan cara melapisi dinding lambung dan mencegahnya dari iritasi dan peradangan akibat asam lambung berlebih atau infeksi. Obat ini tersedia dalam bentuk sirup. Obat maag sukralfat jarang menimbulkan efek samping, tapi kadang bisa menyebabkan konstipasi. Obat ini sering digunakan bersamaan dengan obat maag jenis lainnya 5.BISMUTH SUBSALICYLAT
Obat yang tersedia dalam bentuk sirup ini bekerja
dengan cara menetralkan dan mengurangi produksi asam lambung serta meredakan peredangan pada lambung. Selain untuk mengobati sakit maag, bismuth subsalicylate juga bisa digunakan untuk mengobati diare. Obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa perut kembung, mual, muntah, dan warna tinja menjadi coklat atau kehitaman. 6. ANTIBIOTIK
Obat antibiotik tidak umum digunakan untuk
mengobati gejala maag. Antibiotik biasanya baru akan diresepkan oleh dokter jika gejala maag yang Anda rasakan disebabkan oleh infeksi bakteri, misalnya bakteri Helicobacter pylori. Jenis obat yang termasuk golongan antibiotik untuk mengobati sakit maag adalah amoxicillin, clarithromycin, metronidazole, dan tetracycline Selain mengonsumsi obat-obatan di atas, penderita maag juga perlu menghindari makanan pemicu maag, menerapkan pola makan yang teratur, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan baik untuk mencegah maag kambuh kembali. Jika maag tidak kunjung membaik dalam waktu dua minggu setelah mengonsumsi obat maag atau gejala maag muncul bersama gejala berbahaya lain, seperti muntah darah, sulit menelan, feses berwarna hitam, hingga penurunan berat badan, sebaiknya konsultasikan ke dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. THANKS FOR ATTENTION