Anda di halaman 1dari 20

HULL CONSTRUCTION METHOD AND

PREOUTFITTING

Oleh:
Zahro Wanda M.
(20180210009)

TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
JURNAL KE-1
Structural Analysis on the Block
Lifting in Shipbuilding Construction
Process
 Penulis: Muhammad Nurul Misbah, Septia Hardy
Sujiatanti, Dony Setyawan, Rizky Chandra Ariesta,
Satriyo Rahmadianto
 Volume/Halaman: 6 halaman
 Tahun: 2018
 Menganalisis dan mengetahui posisi peletakkan
eyepads yang optimal untuk mengurangi deformasi
dan stress pada konstruksi kapal yang akan
mengalami proses block lifting
 Bottom Structure bagian Portside Block dan Centre
Block.
 Metode Elemen hingga.
Variabel Depeden
Struktur bottom plate
Bagian bottom plate yang diuji (portside block
dan center block)
Jumlah eyepads yang dipasang
Diameter eyepads.
Variabel Independen
Jarak antar eyepads
Variasi peletakkan eyepads
Langkah Percobaan

Membuat model 3D bottom plate pada


aplikasi software elemen hingga.
Menguji masing-masing model
menggunakan metode elemen hingga.
Pengumpulan dan perbandingan hasil data.
Pembahasan
Proses pembangunan kapal sangat panjang dan memakan banyak
waktu karena memiliki macam-macam proses.
Metode pembangunan kapal bergantung pada kemampuan dan
ketersediaan alat pada galangan tersebut.
Banyak galangan yang menggunakan sistem block assembly karena
pembangunan kapal akan lebih cepat dibandingkan dengan
pembangunan konvenisonal.
Bottom structure yang digunakan telah didesain oleh galangan
kapal dengan ukuran 30,5126 meter (panjanglebartinggi)
Metode elemen hingga menganalisis tegangan dan regangan
maksimum selama proses block lifting.
Blok tersusun atas:
Bottom: bottom plate, bottom longitudinal, plat bilga.
Inner bottom: inner bottom plate dan inner bottom longitudinal.
Diantara bottom dan inner bottom, dipasang plate floor, bottom centre
girder, dan bottom side girder.
Analisa
Dengan mengalami block lifting, beban
pada konstruksi akan tersalurkan pada
crane dengan bantuan eyepads tersebut.
Oleh sebab itu, beban konstruksi yang
terangkat akan menimbulkan displasemen
yang banyak muncul di arah vertikal
konstruksi.
Deformasi muncul ketika centre block
mengalami block lifting.
HASIL ANALISA

Hasil analisa menggunakan


software elemen hingga
pada bagian portside block

Hasil analisa
menggunakan
software elemen
hingga pada bagian
center block.
KESIMPULAN
Untuk mengurangi tegangan pada konstruksi
portside block yang mengalami block lifting,
maka diharapkan untuk memakai variasi
peletakkan eyepads nomor 2.
Untuk mengurangi deformasi pada konstruksi
center block yang mengalami block liffting,
maka diharapkan untuk memakai variasi
peletakkan eyepads nomor 1
JURNAL KE-2
Analisa Re-Schedule Pembangunan Kapal Baru
Sistem Hull Block Construction Method dengan
Critical Path Method Pada Kapal Tug Boat 2 x 1600
Hp Hull 062 di PT. Janata Marina Indah Unit II
 Penulis: Dina Krisnawati, Imam Pujo Mulyanto, Kiryanto.
 Volume/Halaman: Vol.3, 7 halaman
 Tahun: 2015
 Menganalisa dampak reschedule jadwal proyek
pembangunan kapal Tug Boat 2 x 1600 Hp Hull 062 di PT.
Janata Marina Indah Unit II yang dimana jadwal tersebut
menyimpang dari jadwal seharusnya (terlambat).
 Manajemen proyek pembangunan kapal Tug Boat 2 x
1600 Hp Hull 062 di PT. Janata Marina Indah Unit II
 Metode eksperimen menggunakan Critical Path Method
(CPM).
Variabel Depeden
Metode pembangunan kapal
Konstruksi lambung
Data kapal
Kapasitas produksi
Jam kerja dan tarif kerja yang berlaku
Dokumen yang terkait
Data dari lapangan.
Variabel Independen
Jumlah tenaga kerja
Biaya material
Aplikasi penjadwalan yang digunakan
Waktu yang dipergunakan
Date line proyek
Langkah Percobaan

Studi lapangan
Studi literatur
Pengolahan data yang terkumpul
menggunakan Microsoft Project (2010)
Rescheduling berdasarkan hasil analisa
data yang telah diolah
Proyek memenuhi target
Pembahasan
 Tugboat 2 x 1600 HP Hull 062 merupakan tipe kapal tunda
mendorong dan menarik milik PT.Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang Pelabuhan Teluk Bayur. PT.Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Teluk Bayur
menambah satu unit kapal tunda (tugboat). Kapal ini dibuat
oleh PT Janata Marina Indah dan diberi nama KT.Teluk Bayur,
memiliki kekuatan daya mesin 2 x 1.600 HP (Horse Power).
 Pengembangan sarana pamanduan, perseroan akan membuat
kapal 2 x 1600 Hp melakukan pengerukkan kolam,
pengerukkan alur, perbaikkan break water Pulau Talena,
pembangunan dermaga tambat armada kepanduan,
pemasangan rambu-rambu navigasi, pembuatan kapal pandu,
pengadaan rumah dinas pandu dan peningkatan stasion pandu.
 Mengalami keterlambatan disebabkan oleh terjadinya
penundaan di divisi perencanaan pengadaan material
Asumsi yang digunakan ialah jumlah tenaga kerja
tetap dan biaya katerial kapal juga tetap.
Metode critical path method digunakan untuk
mengetahui jalur kritis pada proyek pembangunan
kapal.Melalui jalur kritis ini dapat ditentukan
tindakan-tindakan yang dapat memperbaiki waktu
penyelesaian proyek.
Kenaikan biaya produksi diestimasi dari besarnya
simpangan yang muncul setelah di kalkulasi.
Kebutuhan Jam Orang Pembangunan Tug Boat
Pelindo II 2 x 1600 HP Hull 062 diatas ialah 26.725
JO, dengan Jam Orang terkecil ialah 125 (JO) yang
digunakan untuk blok skeg, sedangkan kebutuhan
jam orang terbesar adalah 2425 (JO) yang
digunakan untuk proses ereksi blok AP 7 ,ereksi DB
1 dan ereksi Sekg.
Jumlah seluruh blok kapal adalah 10 buah,
dengan berat total yaitu 250.000 kg (250
ton)
Blok paling ringan adalah blok Skeg dengan
berat 5000 kg (5 ton) dan blok yang paling
berat adalah blok DB 1 dengan berat 50000
kg (50 ton)
Jalur kritis merupakan jalur yang memiliki
rangkaian komponen-komponen kegiatan
dengan total jumlah waktu terlama dan
menunjukkan kurun waktu penyelesaian
proyek yang tercepat.
Jalur kritis yang terdapat dalam gambar
adalah pada proses enginering,
machineries, propulsion & system, enginer
Hasil Penelitian
Oerhitungan biaya kerja tanpa lembur dan
percepatan ialah sebesar
Rp250.546.875,00
Perhitungan kerja dengan lembur dapat
mempercepat pekerjaan selama 15 hari
dengan konsekuensi biaya tambahan
Biaya produksi setelah diperhitungkan
dengan biaya lembur ialah
Rp306.009.375,00
Selisih biaya produksi sebelum adanya
lembur dan sesudah adanya biaya lembur
ialah Rp55.462.500,00 (22,14%)
KESIMPULAN
Dengan penjadwalan ulang menggunakan
Microsoft Project, pekerjaan dipercepat 15 hari
dengan konsekuensi pembengkakan biaya
sebesar 22,14% untuk biaya lembur
Tidak ada penambahan tenaga kerja karena
sistem lembur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai