BATUBARA
Genesa dan Lingkungan Pengendapan
• Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian
umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
• Penyebaran endapan batubara di Indonesia ditinjau dari sudut geologi sangat erat
hubungannya dengan penyebaran formasi sedimen yang berumur Tersier yang
terdapat secara luas di sebagian besar kepulauan di Indonesia. Batubara di
Indonesia dapat dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya.
1. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
2. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
3. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu
bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan
biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
4. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus,
mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti
gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.
5. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah
yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan,
panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit,
bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
• Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan
(luster) metalik, mengandung antara 86% – 98% unsur karbon (C) dengan
kadar air kurang dari 8%.
• Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.
• Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut
dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap
proses yang terjadi, yakni:
• ¨ Posisi geotektonik
Adalah suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik lempeng dalam pembentukan batubara
merupakan faktor yang dominan akan mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan pengendapan dan kecepatan
penurunan cekungan Pada fase akhir, posisi geotektonik mempengaruhi proses metamorfosa organik dan struktur
lapangan batubara melalui masa sejarah setelah pengendapan akhir
• ¨ Topografi (morfologi)
Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa
dimana batubara tersebut terbentuk
• ¨ Iklim
Kelembaban mengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai tergantung posisi geografi dan dipengaruhi oleh
posisi geotektonik Tropis dan subtropis sesuai untuk pertumbuhan yang optimal hutan rawa tropis mempunyai siklus
pertumbuhan setiap 7-9 tahun dengan ketinggian pohon mencapai 30 m. Sedang iklim yanng lebih dingin ketinggian
pohon hanya mencapai 5-6 meter dalam waktu yang sama.
• ¨ Penurunan cekungan
Penurunan cekungan dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik jika penurunan dan pengendapan gambut seimbang maka
akan dihasilkan endapan batubara yang tebal. Pergantian transgresi dan regresi mempengaruhi pertumbuhan flora dan
pengendapannya. Menyebabkan adanya infiltrasi material dan mineral yang mempengaruhi mutu dari batubara yang
terbentuk.
• ¨ Umur geologi
Proses geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan tumbuhan Makin tua umur suatu batuan akan memiliki
kemungkinan makin dalam penimbunan yang terjadi hingga mampu terbentuk batubara bermutu tinggi
• ¨ Tumbuh-tumbuhan
Unsur utama pembentuk batubara dengan lingkngan tertentu dan sebagai
faktor penentu tipe batubara, evolusi kehidupan menciptakan kondisi yang berbeda selama masa sejarah geologi
• ¨ Dekomposisi
Merupakan bagian dari tansformasi biokimia material organik yang merupakan titik awal seluruh alterasi
• ¨ Sejarah sesudah pengendapan
Sejarah cekungan tergantung pada posisi geotektonikterjadi proses geokimia dan metamorfosa organik setelah
pengendapan gambut bertanggung jawab terhadap pembentukan struktur cekungan batubara baik berupa sesar, lipatan,
intrusi danlainnya.
• ¨ Struktur cekungan pembentuk
Karena gaya tektonik menghasilkan lapisan batubara dengan bentuk-bentuk tertentu.
• ¨ Metamorfosis organik
Selama proses ini terjadi pengurangan kandungan air, oksigen dan zat terbang (CO2, CO, CH4 dll)
ASAL PEMBENTUKAN
BATUBARA
Endapan yang mengandung unsur organik sebesar 50% sampai 70 % dari volume
batuan disebut sebagai batu bara. Ada tiga cara terbentuknya asosiasi organik secara alami
pada proses sedimentasi dalam pembentukan minyak bumi dan batu bara, yaitu :
3. berupa pengendapan dari sisa-sisa tumbuhan dengan jumlah yang sedikit. Biasanya
minyak bumi dan batubara yang dibentuk sangat sedikit, sehingga daerah
pengendapan yang seperti ini tidak di manfaatkan.
Proses tersebut dipengaruhi oleh tingkat derajat pemasakan dan waktu yang diperlukan
dalam proses pembentukan batu bara dan minyak bumi. Sebagai hasil studi penelitian
petrografi dan sedimentologi menyatakan bahwa evolusi dari tumbuh-tumbuhan, iklim dan
lingkungan pengendapan merupakan faktor utama yang mendukung pembentukan minyak
bumi dan batubara.
Pengembangan Evolusi Tumbuh-tumbuhan
Iklim
Menurut Diessel (1984, op cit Susilawati ,1992) lebih dari 90% batubara di dunia terbentuk di
lingkungan paralik yaitu rawa-rawa yang berdekatan dengan pantai. Daerah seperti ini dapat
dijumpai di dataran pantai, lagunal, deltaik, atau juga fluviatil.
Dari studi tentang batubara yang mencakup aspek luas, ditemukan bahwa ketebalan,
luasnya, dan kualitas batubara mempengaruhi lingkungan pengendapan. Lingkungan sedimen
yang dulunya merupakan rawa batubara memiliki bentuk topografi dimana batubara
berkembang.
2. Secara umum batubara jenis ini diendapkan disuatu cekungan intramontan, ciri khas
dari batubara ini adalah ketebalan yang relative besar dan penyebaran yang tidak terlaulu
luas. Material organik jenis batubara ini dapat bersifat Autochtone, dimana organismenya
hidup disuatu tempat dan mati ditempat itu juga. Berda dengan Allochtone, dimana
organismenya hidup disuatu tempat dan mati ditempat yang lain.
Petrologi Batubara
Plies
Perlap. Btbr dr ketebalannya. Karakteristiknya apbl scr vertikal mbtk perlap
yg bgs & msg2 lap btbr memp jenis yg beda, serta diantara lap btbr disisipi
lap bkn btbr. Dgn adanya lap sisipan bisa digunkn u/ membg lap mjd unit
lap yg lbh kcl.
Lap2 yg tdr dr material bkn btbr yg diantara lap btbr=band/parting. Dan ini
yg tbt selama akumulasi peat dpt berasal dr:
material yg dibawa pd wkt rawa terkena banjir.
Mat. Yg berupa abu vulkanis yg sbrnya dr luar lingk rawa.
Split
Btk lap btbr dilap, kdg2 didptkan lap yg terbelah serta disisipi o/ lap sedimen
yg akhirnya mbg lap btbr mjd 2 lap. Shg dlm satu daerah bisa ditmkn suatu
lap btbr, tapi bila ditelusuri scr lateral pd tpt lain lap tsb dpt terbg mjd 2 lap.
Split :
Simple Split
Didpt pd B yg tdk menerus, disbbkn krn pd satu daerah akumulasi tbh2an dlam waktu yg relatif
pendek diganti o/ sed klastik, stlh itu kondisi bs berubah mjd kond rawa shg akumulasi tbh2an
bs berlgsg lagi.
Progressive Splitting
Akumulasi tbh2an pd daerah tsb selalu bergntian dg pengendpn material bkn B shg dlm suatu
drh mgkn ditmkn bbrp split.
Zig-zag split
Ditmkn dibbrp drh lap B, di Australi split yg di dpt ; dg jrk vertikal mencapai 30 m, Jrk hrstal
antara 100m-10km, dg Dip diatas 45O.
Kmgkn krn ada saat kualifikasi, tdp perbedaan pengaruh pemanpatan
Washout & Roof rolls
Washout adl bhn sed, biasanya sandstone yg turun kebwh dr lap atas B, serta mbtk channel.
Ukr sgt bervariasi ukr-nya mulai dr yg sgt tipis spt channel yg disebut Roof Rolls.
Roof rolls mpy btk sempit,pjg dg bts semi prrl tdr atas mat bat yg msk keatas dlm lap B dr lap
dsr. Dg adanya floor rolls akan mengurangi ketebalan B yg dpt diTA. Floor rolls dpt tbt krn
adanya gy tektonik, mk ada kmgkn lap dsr dr lap B sbgn msk kedlm lap B .
Washout tbt krn :
pemot lap peat o/ meander sungai(baru) hal ini tjd stlh post depositional.
Proses pemadtan dr peat →B tdk sama.
Cleat
Join yg tdp pd lap B, jarak antara cleat dr bbrp mm s/d 30 cm
Clastic Dike
Suatu btk bdn bat sed yg memot lap B.
EKSPLORASI BATUBARA
THP EXPLOR.
Thp. Detail
Preliminary Exploration
Pemetaan geologi detail serta penyebaran singkap B serta proyeksi
dibwh permuk u/ mdpt model geologi detail dilap B. U/ perenc-anaan
lokasi pemboran. Pemetaan didsrkn atas survai geologi detail,sumur uji.
Detail Exploration
Daerahnya lbh sempit dr prelim dg met pmbrn & geophysical well
logging.
a.d Prelim Eksp.
Thp ini hrs dpt mbrkn inf yg ckp ttg :
struktur geol didrh dimn didptkan end B
shg dpt dipero/ cad yg memp nilai eknms
menaikkan status cad, shg dpt dipersiapkan met exploit yg sebaik2nya
diakhiri dg laporan :
kondisi geol
perkiraan & klasifikasi cad B →msk cad indicated
diputuskan apakah explor detail perlu / tdk
a.d. Detail Explor.
Dilkkn pd daerah cad yg dihrp didptkan data lbh lengkap u/ persiapan penamb.
7-an u/ mdptkan cad B dg tgkt ketelitian yg lbh tinggi & didukung dg semua data
yg penting u/ keprluan :
development TA
pabrik pencucian B
kemungkinan pemanfaatan B
Apbl hsl data blm lengkap shg perlu beri gbr-an yg memuaskan, mk u/ mdptkan
struktur tekto-nik dilapangan yg lbh bs dibantu dg met geophy-sic.
MET EKSPLORASI