K E LO M P O K 7

PRAKTIKUM I P A D A S AR
O S M OS I S P A D A K EN T A N G
ANGGOTA K EL OM POK :
NAMA
NNAH (4001418078)
AULIA MIFTAKHULJA
(4001418026)
TRI PUJI UTAMI
(4001418013)
EVA WULANDARI
I (4001418031)
SUMINAR RESTU WID
I. TUJUAN PERCOBAAN

• MENDEKSKRIPSIKAN PERISTIWA OSMOSIS PADA SEL TUMBUHAN,

YAITU KENTANG.

• MEMBUKTIKAN PERISTIWA OSMOSIS.

II. KD (KOMPETENSI DASAR)

MEMBANDINGKAN MEKANISME TRANSFOR PADA

MEMBRAN.
 III. SK (STANDAR KOMPETENSI)

• MEMAHAMI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SEBAGAI UNIT

TERKECIL KEHIDUPAN.
IV. DASAR TEORI
TRANSPORTASI SEL DIBAGI MENJADI DUA YAITU TRANSPORTASI AKTIF DAN
TRANSPORTASI PASIF. TRANSPORTASI AKTIF YAITU TRANSPORTASI LINTAS MEMBRAN
MENGGUNAKAN ENERGI YANG BERUPA ATP. TRANSPORTASI INI MEMERLUKAN ENERGI
KARENA TRANSPORTASI INI MELAWAN GRADIEN KONSENTRASI. SEDANGKAN TRANSPORTASI
PASIF TIDAK MEMBUTUHKAN ENERGI KARENA HANYA MENURUNI GRADIEN KONSENTRASI.
TRANSPORTASI PASIF DIBEDAKAN MENJADI TIGA YAITU DIFUSI, DIFUSI BERFASILITASI
DAN OSMOSIS.  OSMOSIS YAITU PROSES PERPINDAHAN AIR DARI DAERAH YANG
BERKONSENTRASI RENDAH (HIPOTONIK) KE DAERAH YANG BERKONSENTRASI TINGGI
(HIPERTONIK) MELALUI MEMBRAN SEMIPERMIABEL. MEMBRAN SEMIPERMIABEL ADALAH
SELAPUT PEMISAH YANG HANYA BISA DITEMBUS OLEH AIR DAN ZAT TERTENTU YANG LARUT
DI DALAMNYA. SECARA UMUM, MEMBRANE TERSEBUT PERMIABEL TERHADAP AIR DAN ZAT-
ZAT KECIL DAN TIDAK BERMUATAN (KIMBALL, 1983).
 DALAM SISTEM OSMOSIS, DIKENAL LARUTAN HIPERTONIK (LARUTAN YANG MEMPUNYAI
KONSENTRASI TERLARUT TINGGI), LARUTAN HIPOTONIK (LARUTAN DENGAN KONSENTRASI
TERLARUT RENDAH), DAN LARUTAN ISOTONIK (DUA LARUTAN YANG MEMPUNYAI KONSENTRASI
TERLARUT SAMA). JIKA TERDAPAT DUA LARUTAN YANG TIDAK SAMA KONSENTRASINYA, MAKA
MOLEKUL AIR MELEWATI MEMBRAN SAMPAI KEDUA LARUTAN SEIMBANG (RETNANINGATI, 2012).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT OSMOSIS ANTARA LAIN :

• KONSENTRASI AIR DAN ZAT TERLARUT YANG ADA DI DALAM SEL DAN LUAR SEL. OSMOSIS AKAN TERJADI
DARI ZAT YANG BERKONSENTRASI PELARUT TINGGI DAN KONSENTRASI ZAT TERLARUTNYA RENDAH
MENUJU ZAT YANG BERKONSENTRASI PELARUT RENDAH DAN KONSENTRASI ZAT TERLARUTNYA TINGGI.

• KETEBALAN MEMBRAN. MAKIN TIPIS MEMBRAN, MAKIN CEPAT PROSES DIFUSI.

• SUHU.
• SEMAKIN TINGGI SUHU, PARTIKEL MENDAPATKAN ENERGI UNTUK BERGERAK DENGAN LEBIH CEPAT.
MAKA, SEMAKIN CEPAT PULA OSMOSISNYA.
 DALAM PROSES OSMOSIS, PADA LARUTAN HIPERTONIK, SEBAGIAN BESAR
MOLEKUL AIR TERIKAT (TERTARIK) KE MOLEKUL GULA (TERLARUT), SEHINGGA HANYA
SEDIKIT MOLEKUL AIR YANG BEBAS DAN BISA MELEWATI MEMBRAN. SEDANGKAN PADA
LARUTAN HIPOTONIK, MEMILIKI LEBIH BANYAK MOLEKUL AIR YANG BEBAS (TIDAK
TERIKAT OLEH MOLEKUL TERLARUT), SEHINGGA LEBIH BANYAK MOLEKUL AIR YANG
MELEWATI MEMBRAN. OLEH SEBAB ITU, DALAM OSMOSIS ALIRAN NETTO MOLEKUL AIR
ADALAH DARI LARUTAN HIPOTONIK KE HIPERTONIK (SUDJADI, 2007).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan
 
1. Kentang
2.  Air
3. Pisau
4. Neraca (timbangan)
5.  Tissue 
6. Gelas 2 buah
7. Gula Pasir
 
 VI. CARA KERJA
1. MENYIAPKAN ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN.
2. MENGUPAS KENTANG TERLEBIH DAHULU DENGAN PISAU LALU POTONG DI BAGIAN UJUNGNYA.
3. SALAH SATU BAGIAN UJUNG KENTANG YANG TELAH DIPOTONG DITUSUK DENGAN MENGGUNAKAN
SEDOTAN.
4. MEMBENTUK KENTANG MENJADI KOTAK DAN SESUAIKAN UKURAN AGAR DAPAT MASUK KE DALAM
GELAS.
5. MEMBERIKAN LUBANG KE DALAM KENTANG TERSEBUT.
6. MENGISI AIR SECUKUPNYA KE DALAM 2 GELAS.
8 MENUANGKAN SEDIKIT PEWARNA TEKSTIL KE DALAM 2 GELAS (DENGAN WARNA BERBEDA)
9. MEMBERIKAN 10 SENDOK GULA PASIR KE DALAM GELAS PERTAMA DAN 20 SENDOK KE DALAM GELAS
KEDUA.
10. MENGADUK HINGG GULA PASIR LARUT.
12. MEMASUKAN AIR YANG TERDAPAT DALAM GELAS KEDUA YANG SUDAH DIBERI PEWARNA
TEKSTIL DAN GULA PASIR 20 SENDOK KE DALAM KENTANG YANG TELAH DIBERI LUBANG.

13. KEMUDIAN TUTUP DENGAN MENGGUNAKAN UJUNG KENTANG YANG TELAH DIBERI SEDOTAN.
14. MEMASUKKAN KENTANG KE DALAM GELAS PERTAMA YANG TELAH DI BERI PEWARNA TEKSTIL
DAN GULA PASIR 10 SENDOK.
15. LALU TUNGGU SAMPAI LARUTAN YANG ADA DI DALAM KENTANG TERSEBUT NAIK
16. MENCATAT HASIL KE DALAM TABEL.
VII. TABEL HASIL PENGAMATAN
Kentang Air 100 ml Larutan gula 10 Larutan gula 20
sendok sendok

     
Awal

     
Akhir

     
Selisih