Anda di halaman 1dari 30

*CASE REPORT SESSION*

STEMI INFERIOR

Sofian
G1A218001
Pembimbing : dr. Ade Susanti, Sp.An

BAGIAN ANESTESI
RSUD Raden Mattaher Prov. Jambi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
PENDAHULUAN
Menurut laporan WHO,
pada tahun 2004, penyakit Di Indonesia pada tahun
infark miokard akut 2002, IMA merupakan
merupakan penyebab penyebab kematian
kematian utama di dunia. pertama
Sebanyak 7.200.000
(12,2%) kematian terjadi
akibat penyakit ini di
seluruh dunia.

Penyakit infark miokard merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang


menyebabkan sel otot jantung mati
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (STEMI) merupakan bagian dari
spektrum sindrom koroner akut (SKA)

2
Laporan Kasus
Nama : Tn. A
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : RT 10 Bulian
Pekerjaan : Petani
MRS : 08/03/2020

3
Data Subjektif
Keluhan Utama:
Nyeri dada sebelah kiri sejak ± 4 jam SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengan
rujukan dari FKTP Mitra Keluarga Pemayung. Pasien
mengalami nyeri dada sejak ± 4 jam SMRS ketika pasien
sedang bekerja, nyeri dirasakan di dada sebelah kiri, seperti
tertindih beban berat dan menjalar ke leher, rahang, serta
kedua lengannya. Durasi nyeri dada dirasakan lebih dari 30
menit dan nyeri dada tersebut tidak hilang dengan istirahat.
Selama nyeri dada, pasien merasakan sesak napas,
berkeringat, dan merasa mual dan nyeri di ulu hati. Muntah
(-) Batuk (-) Riwayat sesak napas sebelumnya (-) BAK dan
BAB normal merokok (+)

4
Riwayat penyakit dahulu
• Keluhan serupa (-)
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat dislipidemia (-)

Riwayat Keluarga
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)

5
PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis; GCS 15 (E4V5M6)

Tanda Vital Tekanan darah : 100/70mmHg


Nadi : 92x/menit, reguler, isi cukup
Nafas : 24x/menit, reguler
Suhu : 37,20C

Antropometri BB : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 23,9
Kesan : Overweight
Kepala
Bentuk Kepala : Normocephal
Rambut : Hitam sedikit beruban
Ekspresi : Tampak sakit sedang
Simetris Muka : Simetris

Mata
• Kelopak : edema (-/-)
• Konjungtiva : Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera : Sklera Ikterik (-/-)
• Pupil : isokor, Diameter 3 mm, Reflek Cahaya (+/+)
• Lensa : normal
• Gerakan: normal
• Lapangan Pandang : normal
Leher
JVP : 5+1 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba
Kelenjar Limfonodi : tidak teraba

Kelenjar
Pembesaran Kelenjar Submandibula : (-)
Pembesaran Kelenjar Submental : (-)
Pembesaran Kelenjar Jugularis Superior : (-)
Pembesaran Kelenjar Jugularis Inferior : (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Teraba ICS V dua jari ke arah lateral linea
midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas Atas : ICS II Linea parasternal sinistra
Batas Kiri : ICS V dua jari ke arah lateral linea midclavicula sinistra
Batas Kanan : ICS IV satu jari ke arah lateral linea parasternal dextra
Auskultasi : BJ I/II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo
Inspeksi : pergerakan simetris kiri dan kanan, spider naevi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil kanan = kiri
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi: Vesikuler kanan dan kiri, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin (30/01/2018)


WBC : 11,69 x109/L MCV : 88,7 fL
RBC : 4,76 x1012/L MCH : 29,2 pg
HGB : 13,9 g/dL
PLT : 228 x109/L HCT : 42,2%
GDS: 111 mg/dl
Enzim Jantung (30/01/2018)
CKMB : 2,82 Ng/ml
Troponin I : 0,003 Ng/ml

Faal Ginjal (30/01/2018)


Ureum : 25 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
• Elektrolit
(30/01/2018)
Na: 138,32 mmol/L
K : 5,12 mmol/L
Cl : 104,11 mmol/L
Ca : 1,17 mmol/L
GAMBARAN EKG
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa Kerja
STEMI Inferior onset 4 jam KILLIP I

Diagnosa Banding
• Angina Pectoris
• Perikarditis
TATALAKSANA

Non Farmakologi Farmakologi


• O2 NRM 10 L/menit
Bed rest, dengan posisi yang
nyaman • IVFD RL 20 tetes/menit
• Aspilet loading 2+ 2 tab
• Clopidogrel 300 mg
• ISDN 5g

Pengobatan Trombolitik
• Clopidogrel 1x1
• Aspilet 1X1
• Inj. Lovenox 2x0,6 KgBB

Inj ranitidn 2x1


Dopamin 5mcg/kgBB/L menetap
PROGNOSIS

Quo ad Vitam Bonam

Quo ad Functionam dubia ad bonam

Quo ad Sanationam dubia ad bonam


INFARK MIOKARD AKUT
Infark Miokard Akut (IMA) : ggn aliran darah ke jantung yg menyebabkan
sel otot jantung mati. Aliran darah terhenti setelah terjadi sumbatan
koroner akut, menyebabkan daerah otot di sekitarnya yang sama sekali
tidak mendapat aliran darah atau alirannya sangat sedikit tidak dapat
mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark

• STEMI terjadi jika aliran darah koroner menurun akibat oklusi trombus
pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya.
• Trombus arteri koroner terjadi cepat pada lokasi injuri vaskuler,
• injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi,
dan akumulasi lipid.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
• Usia
• Jenis Kelamin

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi


Patofisiologi
Merokok, Jaringan ikat pada
Hipertensi, pembuluh darah
aterosklerosis STEMI
Dislipidemia, mengalami
Hiperglikemi thrombogenik
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• EKG
• Biomarker Kerusakan Jantung
ELEKTROKARDIOGRAM
Gelombang Q/ Elevasi Arteri

 Pada STEMI Lokasi Infark

Anteroseptal
ST
V1 dan V2
koroner
LAD

gambaran yang Anterior


Lateral
V3 dan V4
V5 dan V6
LAD
LCX

paling khas adalah Ekstensif


Anterior
I, AVL, V1-V6 LAD, LCX

High Lateral I, AVL, V5 dan V6 LCX


adanya ST elevasi Posterior V7-V9 LCX PL
Inferior II, III, AVF PDA
pada EKG Right ventrikel V3R-V4R RCA
Biomarker Kerusakan Jantung
BIOMARKER ↑ WAKTU PUNCAK KEMBALI
ELEVASI NORMAL

CK-MB 4– 8 jam 24 jam 48 – 72 jam

(cTn)T 4– 6 jam 24 jam 5 – 10 hari

(cTn)I 4– 8 jam 12 jam – 2 5 – 14 hari


hari
AWAL:
Terapi Reperfusi
Terapi lain
AHA merekomendasikan tatalaksana pasien STEMI
diberikan terapi menggunakan
• Anti-platelet (aspirin, clopidogrel, thienopyridin),
• Antitrombotik (heparin)
• Anti-koagulan seperti Unfractionated Heparin
(UFH) / Low Molecular Weight Heparin (LMWH),
• Nitrat,
• Beta Blocker (bisoprolol, propanolol),
• ACE-inhibitor (captopril),
• Angiotensin Receptor Blocker (valsartan)
• Antagonis Kalsium (verapamil)
Anamnesis
Analisa Kasus Teori
Pasien datang ke IGD RSUD Raden Infark miokard akut (IMA ) adalah nekrosis
Mattaher dengan rujukan dari FKTP Mitra miokard akibat aliran darah ke otot
Keluarga Pemayung. Pasien mengalami jantung terganggu sehingga jantung tidak
nyeri dada sejak ± 4 jam SMRS ketika mampu memompa darah untuk
pasien sedang bekerja, nyeri dirasakan di memenuhi kebutuhan metabolisme
dada sebelah kiri, seperti tertindih beban jaringan sehingga berakibat adanya
berat dan menjalar ke leher, rahang, serta gangguan pada organ-organ tubuh. STEMI
kedua lengannya. Durasi nyeri dada terjadi jika trombus arteri koroner terjadi
dirasakan lebih dari 30 menit dan nyeri secara cepat pada lokasi injuri vaskular, di
dada tersebut tidak hilang dengan mana injuri ini dicetuskan oleh faktor
istirahat. Selama nyeri dada, pasien seperti merokok, hipertensi dan
merasakan sesak napas, berkeringat, dan akumulasi lipid. Anamnesis nyeri dada
merasa mual dan nyeri di ulu hati. yang khas dan gambaran EKG adanya
Muntah (-) Batuk (-) Riwayat sesak napas elevasi ST ≥1 mm, minimal pada 2
sebelumnya (-) BAK dan BAB normal sandapan yang berdampingan.
merokok (+)
Anamnesis Teori
Kesadaran : Composmentis (GCS Sebagian besar pasien cemas dan gelisah.
15) E4M6V5 Sering kali ekstremitas pucat disertai
Keadaan umum : Tampak sakit sedang keringat dingin. Kombinasi nyeri dada
Tanda vital : substernal >30 menit dan banyak keringat
- Tekanan darah : 110/70 mmHg dicurigai kuat adanya STEMI. Seperempat
- Nadi : 92x/menit pasien infark anterior memiliki
- RR : 24 x/menit manifestasi hiperaktivitas saraf simpatis
- Suhu : 37,2 ˚C (takikardia dan/atau hipertensi) dan
  hampir setengah pasien infark inferior
Palsasi thorax: nyeri tekan (/-), menunjukkan hiperaktivitas parasimpatis
Ekstermitas bawah :Akral dingin, (bradikardia dan/atau hipotensi).
Tanda fisis lain pada disfungsi
ventrikular adalah S4 dan S3 gallop,
penurunan intensitas bunyi jantung
pertama dan split paradoksikal bunyi
jantung kedua.
Pemeriksaan penunjang Teori
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan EKG di IGD merupakan landasan
EKG : ST elevasi di lead III dan AVF. dalam menentukan terapi karena bukti kuat
menunjukkan gambaran elevasi ST dapat
Enzim : CKMB :2,82 ;Troponin : 0,03 mengidentifikasi pasien yang bermanfaat untuk
dilakukan terapi reperfusi. Jika EKG awal tidak
diagnostik untuk STEMI tapi pasien tetap
simtomatik dan terdapat kecurigaan kuat STEMI,
EKG serial dengan interval 5-10 menit atau
pemantauan EKG 12 sandapan secara kontinu
harus dilakukan untuk mendeteksi potensi
perkembangan elevasi segmen ST. Pada pasien
dengan STEMI inferior, EKG sisi kanan harus
diambil untuk mendeteksi kemungkinan infark
pada ventrikel kanan.
Peningkatan enzim dua kali di atas nilai batas atas
normal menunjukkan ada nekrosis jantung (infark
miokard).
CKMB: meningkat setelah 3 jam bila ada infark
miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam
dan kembali normal dalam 2-4 hari. Operasi
jantung, miokarditis dan kardioversi elektrik dapat
meningkatkan CKMB
cTn: ada 2 jenis yaitu cTn T dan cTn I. enzim ini
meningkat setelah 2 jam bila infark miokard dan
mencapai puncak dalam 10-24 jam dan cTn T
masih dapat dideteksi setelah 5-14 hari,
sedangkan cTn I setelah 5-10 hari
Anamnesis Teori
O2 nasal kanul 4 L/menit Tatalaksana awal:
IVFD RL 20 tetes/menit
Terapi definitif  Oksigen 4L/ menit (saturasi
Aspilet loading 2+ 2 tab
Clopidogrel 300 mg dipertahankan > 90%).
ISDN 5g  Aspirin 160mg (dikunyah).
Pengobatan Trombolitik  Nitrat diberikan 5mg SL (dapat diulang
Clopidogrel 1x1
Aspilet 1X1 3x) lalu drip bila masih nyeri.
Inj. Lovenox 2x0,6kgBB Morfin IV bila nyeri tidak teratasi dengan
Inj ranitidn 2x1
Dopamin 5mcg/kgBB/L menetap nitrat
Tatalaksana lanjut sesuai indikasi dan
kontraindikasi (jangan menunda
reperfusi).
 Anti iskemik: nitrat, B-bloker, Ca
antagonis.
 Anti platelet oral: aspirin, clopidogrel.
 Anti koagulan: heparin (UFH,
LMWH).
KESIMPULAN
• Pasien menderita STEMI Inferior onset 4 jam Killip I,
karena ditemukan ST- Elevasi pada EKG. Dan faktor-
faktor resiko yang bisa menyebabkan Infark Miokart.
• Prinsip pengobatan pada STEMI adalah penanganan
kegawatdaruratan dimana diperlukan untuk
menegakkan diagnosis secar cepat dan penilaian
awal stratifikasi risiko, menghilangkan/ mengurangi
nyeri dan pencegahan atau penanganan henti
jantung,

Anda mungkin juga menyukai