Anda di halaman 1dari 17

KLASIFIKASI ANEMIA

BERDASARKAN PENYEBABNYA

Arlitha Deka Yana.,S.Si.,M.Kes


ANEMIA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI

Berdasarkan patofisiologi:
I. Kegagalan produksi sel darah merah:
A. Gangguan sel induk hematopoesis
 Anemia Aplastik
B. Gangguan sintesis DNA
 Anemia Megaloblastik
C. Gangguan sintesis Hemoglobin (Hb)
 Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia
D. Gangguan sintesis eritropoetin
 Anemia karena GGK
E. Gangguan karena mekanisme lain:
 Anemia karena penyakit kronis,
 anemia sideroblastik
 Anemia karena infiltrasi sumsum tulang

II. Peningkatan destruksi sel darah merah:


 Anemia Hemolitik
III. Kehilangan darah (Blood Loss)
 Anemia karena perdarahan akut
II. Peningkatan destruksi sel darah merah:
 Anemia Hemolitik

 Anemia hemolitik: anemia yang disebabkan oleh proses hemolitik.


 Hemolisis: pemecahan eritrosit sebelum waktunya (sebelum masa hidup rerata
eritrosit, yaitu 120 hari).
(Proses pemecahan eri karena sdh waktunya
senescence=penuaan)
 Hemolisis dapat terjadi di dalam pembuluh darah (hemolisis intravaskular) dan
di luar pembuluh darah (hemolisis ekstravaskular).
I. Kegagalan produksi sel darah merah:
A. Gangguan sel induk hematopoiesi Anemia Aplastik
Anemia Aplastik

 Anemia aplastik merupakan anemia yang disertai oleh pansitopenia pada


darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum tulang dalam
bentuk aplasia atau hipoplasia tanpa adanya infiltrasi, supresi atau
pendesakan sumsum tulang.1 Pada anemia aplastik terjadi penurunan
produksi sel darah dari sumsum tulang sehingga menyebabkan
retikulositopenia, anemia, granulositopenia, monositopenia dan
trombositopenia.
 Tiga faktor penting untuk terjadinya anemia aplastik adalah:
 a. Gangguan sel induk hemopoeitik
 b. Gangguan lingkungan mikro sumsum tulang
 c. proses imunologik
Mekanisme ini terjadi melalui berbagai faktor (multi faktorial) yaitu:
1. familial (herediter),
2. idiopatik (penyebabnya tidak dapat ditemukan) dan
3. dapat yang disebabkan oleh obatobatan, bahan kimia, radiasi ion, infeksi, dan
kelainan imunologis.

Anemia aplastik merupakan kegagalan hematopoiesis yang relatif jarang dijumpai


namun berpotensi mengancam nyawa.
Anemia Aplastik
Gangguan sintesis DNA  Anemia Megaloblastik

 Defisiensi Vitamin B12 atau asam folat akan mempengaruhi sintesis asam
deoksiribonukleat (DNA) sehingga perkembangan inti sel terhambat dalam
kaitannta terhadap pemetangan sitoplasma. Eritroblast terus bertumbuh ,
tetapi pembelahan sel tertinggal .Eritroblast yang besar ini dengan ketidak
sesuain inti sel dan sitoplasma diserbut dengan megaloblast.
 Pada anemia megoblastik karena Def.Vitamin b12 dan Asam folat , Ketahanan
hidup eritrosit berkurang hingga 30-50%
Megaloblastik anemia ditandai dengan makrosit (sel darah merah berukuran besar)
dan hypersegmented neutrofil.
C. Gangguan sintesis Hemoglobin (Hb)  Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia

 Penurunan Kecepatan sintesis Hame dan globin mengakibatkan terjadinya penurunan sintesis
Hemoglobin
 Dalam keadaan normal Tubuh oranng dewasa rata-rata mengandung 3-5 g besi,tergantung jenis
kelamin dan besar tubuh seseorang, hamper 2/3 besi terdapat dlm hemoglobin yg dilepaskan pd
prosess penuaan serta kematian sel dan diangkut melalui transferin plsasma ke sumsum tulang untuk
eritropoesis
Anemia Defisiensi Besi penyebab tersering dari
anemia Hipokromik-Mikrositik
Perhatikan penyebab lain (DD=diff diagnosis) sebelum
mendiagnosis Anemia def. besi, spt:
- anemia akibat penyakit kronis
- Thalasemia
- anemia Sideroblastik, dll
Anemia Def Besi yang timbul akibat kosongnya cadangan besi
tubuh besi utk eritropoeisis  pembentukan Hb
Setiap kondisi yang menimbulkan gangguan sintesis Hb 
gambaran hipokromik mikrositik


Gangguan sintesis eritropoeti  Anemia karena GGK
Defisiensi eritropoetin merupakan penyebab utama anemia pada pasien-pasien penyakit ginjal kronik

Anemia karena penyakitt Kronis Gangguan Karena Mekanisme Lain

 Gejala klinis mirip dengan anemia def.Fe


 Gambaran lab. hematologi = Anemia def. Fe (An.Hypo-Micro,
 MCV↓, MCH↓, SI↓) , tapi TIBC N/↓ and Ferritin N/↑)
 Pathogenesis :
Fe → storage // Transferrin

Tissues / RES

16
II. Peningkatan destruksi sel darah merah:  Anemia Hemolitik

 Anemia hemolitik: anemia yang disebabkan oleh proses hemolitik.


 Hemolisis: pemecahan eritrosit sebelum waktunya (sebelum masa hidup rerata eritrosit, yaitu 120 hari).
(Proses pemecahan eri karena sdh waktunya senescence=penuaan)
 Hemolisis dapat terjadi di dalam pembuluh darah (hemolisis intravaskular) dan di luar pembuluh darah (hemolisis
ekstravaskular).
 Normal red cell’s survival = 110-120 days → destructed by macrophage in marrow and spleen .
When the survival are shortened → EPO production is stimulated (compensated) → no Hb changes → anemia (–)
.
 If the destruction is acute or chronic with very shortened life of red cells , there will no compensation → anemia (+) .
 anemia caused by shortened red cell’s survival as a result of excessive uncompensated destruction of red cells .
 Hemolytic process = every process of red cells destruction with still / without compensated by bone marrow →
anemia is not always present .

 III. Kehilangan darah (Blood Loss)  Anemia karena perdarahan


akut

Anda mungkin juga menyukai