Anda di halaman 1dari 8

Definisi

• Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang epifisis atau


tulang rawan sendi. Fraktur juga dapat didefinisikan sebagai
suatu keadaan dimana tulang retak, pecah, atau patah, baik
tulang maupun tulang rawan Bentuk dari patah tulang bisa
hanya retakan saja, sampai hancur berkeping-keping.

• Fraktur proc. condyl adalah terputusnya kontinuitas strukur


tulang pada proc. condyl yang disebabkan oleh trauma baik
secara langsung maupun tidak langsung.

(Hakim AH et all, 2016)


Epidemiologi
• Berdasarkan usia, fraktur mandibula paling banyak terjadi pada usia
produktif yakni 11-30 tahun dengan 43 kasus (61,4%). Fraktur mandibula
yang paling banyak terjadi adalah pada lokasi Fraktur Simpisis sebanyak
27 kasus (38,1%).
• Di RSUD Ulin Banjarmasin:
1.Fraktur simpisis sebanyak 27 kasus dengan presentase 38,1 %,
2.Fraktur parasimpisis sebanyak 13 kasus dengan presentase 18,8 %,
3.Fraktur corpus mandibula simpisis sebanyak 11 kasus dengan presentase
15,8 %,
4.Fraktur arcus alveolar simpisis sebanyak 9 kasus dengan presentase 12,9
%,
5.Fraktur condyl sebanyak 4 kasus dengan presentase 5,8 %
6.Fraktur ramus dan fraktur mentalis masing – masing sebanyak kasus
dengan presentase 1,4 %.

(Hakim AH et all, 2016)


Etiologi
• Penyebab sebagian kecil dari fraktur mandibula adalah dari dalam
yang disebabkan oleh keadaan patologi dari tulang itu sendiri seperti
kista, tumor tulang, osteomielitis. Sedangkan yang terbanyak adalah
jejas dari luar dengan persentase seperti berikut :

• Kecelakaan lalu lintas 43%


• Perkelahian 7%
• Kecelakaan kerja 34%
• Jatuh 7%
• Kecelakaan olahraga 4%
• Penyebab lain 5%
(Cindera, 2012)
Manifestasi klinis

A. Kondilus Unilateral
• Daerah fraktur : nyeri, bengkak, memar B. Kondilus Bilateral
• Imobilisasi sendi
• nyeri, bengkak, memar
• Deviasi mandibula saat buka mulut
• Kontak prematur gigi • kedua sendi tidak dapat digerakkan
• Gigitan terbuka lateral • gigitan terbuka anterior
• Ketidakmampuan menggerakkan rahang
mandibula ke lateral • mandibula tidak dapat digerkkan ke
lateral

(Markgreen, 2014)
Klasifikasi
– Menurut lokasi fraktur di condylus:
• Tipe 1 : Kepla kondilus berada pada tempatnya dengan atau tanpa
displacement dan kemiringan tidak lebih dari 60 derajat.
• Tipe 2 : terjadi dislokasi dari kepala kondilus atau rendah pada dasar dari
processus

(Laub, 2009)
Objective
Pemeriksaan Intraoral
 Pemeriksaan : Dengan hati-hati dilakukan palpasi pada daerah dicurigai
fraktur ibu jari serta telunjuk ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk
menunjukkan mobilitas yang tidak wajar pada daerah fraktur.
Pemeriksaan Ekstraoral
 Pemeriksaan : Palpasi lembut dengan ujung-ujung jari dilakukan terhadap
daerah kondilus pada kedua sisi, kemudian diteruskan kesepanjang
perbatasan bawah mandibula. Bagian-bagian melunak harus ditemukan
pada daerah-daerah fraktur, demikian pula terjadinya perubahan kontur
dan krepitasi tulang. Jika fraktur mengenai saraf mandibula maka bibir
bawah akan mengalami mati rasa.

(Fonseca, 2013)
prognosis
• PROGNOSIS
– Prognosis pada kasus fraktur tergantung dari tingkat keparahan
serta tata laksana dari tim medis terhadap pasien dengan
korban fraktur.
– Jika penanganannya cepat, maka prognosisnya akan lebih baik
dan juga sebaliknya.
– Sedangkan dari tingkat keparahan, jika fraktur yang dialami
ringan, maka proses penyembuhan akan berlangsung dengan
cepat dengan prognosis yang baik. Tetapi jika pada kasus yang
berat prognosisnya juga akan buruk.
– Selain itu penderita dengan usia yang lebih muda akan lebih
bagus prognosisnya dibandingkan penderita dengan usia lanjut.
(Edwin S, 2016)
• Ahmad Habibi Awwalu Hakim, Rosihan Adhani, Bayu Indra Sukmana,
DESKRIPSI FRAKTUR MANDIBULA PADA PASIEN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ULIN BANJARMASIN PERIODE JULI 2013 - JULI 2014 (Studi
Retrospektif Berdasarkan Insidensi, Etiologi, Usia, Jenis Kelamin, dan Tatalaksana)
Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol I. No 2. September 2016 : 191 - 196
• Sari Caka Cindera. Prevalensi pasien fraktur mandibula yang dirawat di RSUD
Malang. Universitas Jember. 2012
• Markgreen & Ian Corbott. Kegawatdaruratan Dental.EGC : Jakarta;2014
• Saleh Edwin drg. Fraktur Maksila dan Tulang Wajah Sebagai Akibat Trauma
Kepala. 2 Desember 2016. PDGI Cabang Gunung Kidul-RSGM UMY.
• Fonseca Raymond J et al. Oral and Maxillofacial Trauma 4th edition. Elsevier :
Philadelphia. 2013
• Laub D, R. Facial Trauma, Mandibular Fractures. (2009).

Anda mungkin juga menyukai