LONGSOR
LONGSOR
TANAH LONGSOR
TUTOR 1B
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. DEFINISI & FAKTOR TANAH LONGSOR
2. EPIDEMIOLOGI TANAH LONGSOR
3. CIRI-CIRI TANAH LONGSOR
4. TANDA-TANDA & RESIKO TANAH LONGSOR
5. PENANGANAN TINDAK LANJUT & PENCEGAHAN TANAH LONGSOR
6. TANGGAP DARURAT, REHABILITAS, REKONSTRUKSI
7. SANITASI PADA KORBAN BENCANA LONGSOR
8. GIZI PADA KORBAN BENCANA LONGSOR
9. TRIASE PADA KORBAN BENCANA LONGSOR
DEFINISI & FAKTOR RESIKO
TANAH LONGSOR
DEFINISI
• Pergerakan suatu massa batuan, tanah atau bahan rombakan,
material penyusun lereng menuruni lereng.
– Crudden (1991)
• Hujan
• Lereng terjal
• Tanah yang kurang padat dan tebal
• Batuan yang kurang kuat
• Jenis tata lahan
• Getaran
• Penyusutan air danau atau bendungan
• Adanya beban tambahan
• Pengikisan/erosi
• Adanya material timbunan pada tebing
• Bekas longsoran lama
• Adanya bidang diskontinuitas
• Penggundulan hutan
• Daerah pembuangan sampah
EPIDEMIOLOGI TANAH LONGSOR
EPIDEMIOLOGI
Ada 6 jenis tanah longsor :
1. longsoran translasi terbanyak terjadi
Indonesia
2. longsoran rotasi
3. pergerakan blok
4. runtuhan batu
5. rayapan tanah
6. aliran bahan rombakan paling banyak
memakan korban jiwa
Longsoran translasi
Longsoran rotasi
Pergerakan blok
Runtuhan batu
Rayapan tanah
Aliran bahan rombakan
PENYEBAB
1. hujan
2. lereng terjal
3. tanah yang kurang padat dan tebal
4. batuan yang kurang kuat
5. jenis tata lahan
6. getaran
7. bekas longsoran lama
8. penggundulan hutan
Tanah Longsor di Indonesia
• Terdapat sekitar 918 lokasi rawan longsor di
Indonesia
• daerah yang memiliki rawan longsor :
Jawa Tengah 327 lokasi
Jawa barat 276 lokasi
Sumatera Barat 100 lokasi
Sumatera Utara 53 lokasi
Yogyakarta 30 lokasi
Kalimantan Barat 23 lokasi
sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimanatan Timur, Bali, dan
Jawa Timur
CIRI-CIRI STRUKTUR TANAH
LONGSOR
• Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia
adalah hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki
komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir
dan bersifat subur.
• Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air
pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang
hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor
pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi.
Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar
kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana
tanah longsor.
1.Longsoran Translasi
• Longsoran translasi
adalah bergeraknya
massa tanah dan
batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata
atau menggelom-bang
landai.
2. Longsoran Rotasi
• Longsoran rotasi adalah
bergeraknya massa
tanah dan batuan pada
bidang gelincir
berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
• Pergerakan blok adalah
perpindahan batuan
yang bergerak pada
bidang gelincir
berbentuk rata.
Longsoran ini disebut
juga longsoran translasi
blok batu.
4. Runtuhan Batu
• Runtuhan batu terjadi ketika
sejumlah besar batuan atau
material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh
bebas. Umumnya terjadi pada
lereng yang terjal hingga
menggantung, terutama di
daerah pantai. Batu-batu besar
yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang
parah.
5. Rayapan Tanah
• Rayapan tanah adalah jenis
tanah longsor yang bergerak
lambat. Jenis tanahnya
berupa butiran kasar dan
halus. Jenis tanah longsor ini
hampir tidak dapat dikenali.
Setelah waktu yang cukup
lama, longsor jenis rayapan
ini bisa menyebab-kan tiang-
tiang telepon, pohon, atau
rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
• Jenis tanah longsor ini terjadi
ketika massa tanah bergerak
didorong oleh air. Kecepatan
aliran tergantung pada kemiringan
lereng, volume dan tekanan air,
dan jenis materialnya. Gerakannya
terjadi di sepanjang lembah dan
mampu mencapai ratusan meter
jauhnya. Di beberapa tempat bisa
sampai ribuan meter, seperti di
daerah aliran sungai di sekitar
gunungapi. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.
TANDA-TANDA TANAH LONGSOR
Tebing terlihat rapuh dan kerikil banyak jatuh
Banyak pohon dan tiang listrik miring
Muncul retakan tanah pada tebing
Tidak ada lagi air tergenang setelah hujan
Tanah keluar air secara tiba-tiba
Amblasnya bagian luar atau dalam rumah
RESIKO TANAH LONGSOR
RESIKO TANAH LONGSOR
2. Rehabilitasi
Sesudah terjadi bencana
3. Rekonstruksi
TANGGAP DARURAT
• Upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana, untuk menanggulangi
dampak yang di timbulkan.
KESIAPSIAGAAN TAHAP
(PREPAREDNESS)
BENCANA TANGGAP DARURAT
(RESPONSE)
Penyiapan posko
• Selamatkan jiwa
Publikasi & Latihan
• Kirim bantuan makan/
(geladi)
Logistik
MITIGASI REHABILITASI
(MITIGATION) (RECOVERY)
Pemetaan, penyiapan • Pemulihan keadaan
perangkat lunak, penyiapan • Pembersihan lingkungan
program penanggulangan
64
Pra Tanggap Pasca
Bencana Darurat Bencana
Dampak terhadap kesehatan
bencana
Rusaknya sarana
pengungsian dan prasarana Korban masal
kesehatan
Pemulihan / rehabilitasi
• Tindakan-tindakan perbaikan yang dilakukan
untuk memulihkan diri kepada taraf
keberfungsian sebelum terjadinya bencana.
Kegiataan rehabilitasi
Pelayanan pemulihan
Rehabilitasi sarana dan Surveilans
kesehatan korban /
prasarana kesehatan epidemiologi
pengungsi
• Perbaikan gedung • Rujukan gizi • Pengawasan
pelayanan kesehatan • Air bersih terhadap faktor
• Perbaikan alat • Kesehatan penyebab kejadian
transportasi lingkungan dan sebaran
• Perbaikan alat • Post traumatic stress penyakit yang
kesehatan berguna untuk
• Perbaikan lain di penanggulangan dan
fasilitas kesehatan pencegahan secara
efektif
• Sistem pelaporan
khusus misal
penyebaran penyakit
menahun suatu
bencana alam
Rekonstruksi
• Usaha-usaha permanen dan jangka panjang
(berkelanjutan) untuk membangun kembali
berbagai kerusakan secara lebih baik dari
keadaan sebelum terjadi bencana dengan
telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya
bencana dimasa yang akan datang
Kegiataan rekonstruksi
Pembangunan kembali sarana dan prasarana kesehatan
Tanggap Tanggap
darurat awal darurat lanjut
Kegiatan Tanggap Darurat Tahap Awal Fase 1
Memberikan makanan yang bertujuan agar pengungsi
tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizinya
Pengelolaan
Menghitung penyelenggaraan
kebutuhan gizi makan di dapur
umum
Kegiatan Tanggap Darurat Lanjut
Menganalisis adanya
Melaksanakan
faktor penyulit seperti
pemberian makanan
kejadian diare, campak,
tambahan dan suplemen
demam berdarah dan
gizi.
lain-lain.
Kegiatan Transisi Darurat
• Transisi darurat adalah suatu keadaan
sebelum dilakukan rehabilitasi dan
rekonstruksi. Kegiatan penanganan gizi pada
situasi transisi darurat disesusaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada, dapat
dilaksanakan kegiatan gizi seperti pada
tanggap darurat
Kegiatan Pasca Bencana
• Kegiatan penanganan gizi pasca bencana pada dasarnya
adalah melaksanakan pemantauan dan evaluasi sebagai
bagian dari surveilans, untuk mengetahui kebutuhan yang
diperlukan (need assessment) dan melaksanakan kegiatan
pembinaan gizi sebagai tindak lanjut atau respon dari
informasi yang diperoleh secara terintegrasi dengan kegiatan
pelayanan kesehatan masyarakat (public health response)
untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi dan
kesehatan korban bencana.
TRIASE PADA KORBAN BENCANA
LONGSOR
TRIASE
1. Pernafasan ( respiratory)
2. Sirkulasi (perfusion)
3. Status Mental (Mental State)
KLASIFIKASI TRIAGE
MERAH
KUNING
HIJAU
HITAM
MERAH
• Triase ini ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan ke Rumah Sakit
yang telah siap menerima korban bencana massal.
• Jika pos medis lanjutan dapat berfungsi efektif, jumlah korban dalam
status"merah"akan berkurang, dan akan diperlukan pengelompokan
korban kembali sebelum evakuasi dilaksanakan.