Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ervina

wardaniyanti

Kimia

Materi : KOLOID
Koloid merupakan campuran dari dua
zat atau lebih yang tersebar secara
merata dengan ukuran partikel
terdispersi antara 1-1000
nm. Sedangkan, sistem koloid adalah
bentuk campuran yang keadaanya
terletak di antara larutan dan
suspensi (campuran kasar) dan
memiliki sifat-sifat yang khas.

Berdasarkan fasenya, sistem koloid


terbagi menjadi dua yaitu fase
terdispersi dan fase pendispersi.
Faseterdispersi (terlarut), adalah zat
yang  didipersikan, bersifat diskontinu.
2)    Medium dispersi (pelarut), adalah
zat yang menjadi medium untuk dispersi,
bersifat, bersifat kontinu
Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dengan sifat sistem-sistem dispersi
lainnya. Sifat-sifat koloid yang khas misalnya Efek Tyandall, Gerak Brown, adsorpsi
dan koagulasi.

EFEK TYNDALL
Efek Tyndall adalah efek
penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Ketika berkas cahaya diarahkan ke
larutan, cahaya tersebut akan diteruskan
sehingga kita tidak bisa melihatnya.
Kenapa? Hal ini dikarenakan larutan bersifat
homogen. Di sisi lain, ketika berkas cahaya
diarahkan ke partikel-partikel koloid dan
suspensi, berkas sinar akan dihamburkan
sehingga jejaknya dapat terlihat.
GERAK BROWN
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak
beraturan atau gerak zig zag partikel
koloid. Gerakan ini terjadi karena benturan tidak
teratur antara partikel koloid terdispersi dan medium
pendispersi. Benturan ini mengakibakan partikel
koloid bergetar dengan arah tidak beraturan dan
jarak yang pendek. Gerak zig zag akibat benturan
dari partikel pendispersi menyebabkan sistem koloid
tetap stabil, tetap homogen, dan tidak mengendap
ADSORPSI
Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya muatan
di permukaan parikel-partikel koloid. Adsorpsi terjadi
karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik
(ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan untuk
menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan
koloid yang cukup tinggi. Alhasil, ketika ada partikel kecil
yang menempel ke koloid, partikel itu akan cenderung tidak
mudah lepas (tetap menempel). Zat-zat teradsorpsi dapat
terikat kuat membentuk lapisan yang tebalnya tidak lebih
dari satu atau dua lapisan partikel. Partikel koloid mampu
menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya.
Ketika partikel koloid menyerap ion bermuatan, ion-ion
KOAGULASI
Koagulasi adalah peristiwa terjadinya pengendapan pada koloid. Penggumpalan partikel terjadi karena adanya
kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan
sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan,
penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan elektroforesis. Contoh koagulasi
Pembuatan
koloid dalam kehidupanKoloid
sehari-hari yaitu pada penggumpalan susu yang basi dan telur yang direbus hingga
membeku.
1. Pembuatan Koloid Dengan Cara Kondensasi
Pada cara ini, partikel-partikel kecil (partikel larutan) bergabung
menjadi partikel-partikel yang lebih besar (partikel koloid), yang
dapat dilakukan melalui:
Reaksi redoks
Contoh: pembuatan sol belerang
2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(koloid) + 2H2O(l)
Mau Belajar Bareng di Group WhatsApp?
Yuk Gabung Sekarang. Klik!
Hidrolisis
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan menambahkan larutan
FeCl3 ke dalam air mendidih
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
Dekomposisi rangkap
Contoh: pembuatan sol AgCl
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)
Cara peptisasi
Pada cara ini, partikel-partikel
besar dipecah dengan
bantuan zat pemeptisasi
(pemecah). Contoh: endapan
Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3;
endapan NiS oleh H2S; dan
agar-agar dipeptisasi oleh air.
Cara busur Bredig
Cara ini digunakan untuk
membuat sol-sol logam
seperti Ag, Au, dan Pt. Logam
 yang akan dijadikan koloid
digunakan sebagai elektrode
yang dicelupkan dalam
medium pendispersi lalu
kedua ujung elektroda diberi
2 . Pembuatan Koloid Dengan Cara Dispersi
loncatan listrik.
Pada cara ini, partikel-partikel besar (partikel suspensi) dipecah menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil (partikel koloid), yang dapat dilakukan
melalui:
Cara mekanik
Pada cara ini, butiran-butiran kasar digerus ataupun digiling dengan
penggiling koloid hingga tingkat kehalusan tertentu lalu diaduk dalam
medium pendispersi. Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus
serbuk belerang bersama-sama dengan gula pasir, kemudian serbuk yang
Fungsi koloid
Berikut adalah fungsi koloid antara lain:
Membantu menjernihkan air
Membantu pembuatan obat noted
Meyerap racun
Pelarut dalam produk kosmetik
Penyerap zat warna pada kain
Membentuk emulsi antara kotoran (minyak)
dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat
membersihkan kotoran, terutama kotoran dari
minyak
Membantu memutihkan gula tebu
Untuk menggumpalkan darah
3.      Emulsi
Jenis koloid Sistem koloid ini terbentuk
Berikut ini adalah jenis kolodi dari fasa terdispersi berupa
antara lain: cairan dan fasa pendispersinya
1.      Sol cairan. Contoh susu, santan,
Sistem koloid ini terbentuk dari dan minyak ikan.
fasa terdispersi berupa padatan 4.      Emulsi padat
dan fasa pendispersinya berupa Sistem koloid ini terbentuk
cairan. Contoh sol emas, tinta, dari fasa terdisfersi berupa
dan cat. cairan dan fasa pendispersinya
2.      Sol padat berupa padatan. Contoh jelly,
Sistem koloid ini terbentuk dari mutiara, dan keju
fasa terdispersi berupa padatan
dan fasa pendispersinya
padatan. Contoh gelas berwarna,
dan intan hitam.
.
7.      Buih
Sistem koloid ini terbentuk
dari fasa terdispersi
berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa
cairan. Contohnya: buih
sabun, dank rim kocok.
8.      Buih padat
Sistem koloid ini terbentuk
dari fasa terdispersi
berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa
padatan. Contoh karet
5.      Aerosol padat
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa busa dan batu apung.
padatan dan fasa pendispersinya berupa gas. Contoh asap dan
debu.
6.      Aerosol cair
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan
dan fasa pendispersinya berupa gas. Contoh kabut, awan, dan
hair spray.

Anda mungkin juga menyukai