Anda di halaman 1dari 21

AYAM AYAM KU

Zhulaydar Esa Putri (18080694024)


Ratih Lia Anggraita (18080694038)
Ana Insyafiatul Azizah (18080694058)
Ilham Akbar Abiyasa (18080694076)
Ayam kampung merupakan ayam peliharaan yang
tidak ditangani dengan cara budidaya massal
komersial.Populasi ayam kampung masih cukup
rendah, padahal jika dikelola secara baik dan benar
maka populasi ayam kampung yang meningkat ini akan
menghasilkan peluang yang cukup besar bagi
pengusaha.
Dalam bahasan kami, kami mewawancarai seorang
peternak ayam kampung bernama Bapak
Faturrakhman. Peternak yang tinggal di Kecamatan
Gedeg, Mojokerto ini sudah memiliki usaha peternakan
ayam kampung sejak tahun 1997 hingga sekarang.
Beliau mengembangkan usahanya diluar kota, seperti
Jombang, Lumajang dan Gresik.
KAJIAN PUSTAKA
Ayam kampung diindikasikan dari hasil domestikasi ayam
hutan merah atau red jungle fowls (Galllus Gallus) dan ayam
hutan hijau atau green jungle fowls (Gallus Varius). Awalnya,
ayam tersebut hidup di hutan, kemudian didomestikasi serta
dikembangkan oleh masyarakat pedesaan (Yaman, 2010).
Istilah ayam kampung semula adalah kebalikan dari istilah
ayam ras, dan sebutan ini mengacu pada ayam yang
ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan. Peternak
ayam kampung mempunyai peranan yang cukup besar dalam
mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki
daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan
pemeliharaannya relatif lebih mudah (Sarwono, 1999).
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis ayam kampung,
sebagian sudah teridentifikasi dan sebagian lagi belum. Ayam
kampung asli Indonesia yang sudah banyak dikenal, misalnya
ayam pelung, ayam kedu, ayam merawang, dan ayam sentul
(Suharyanto, 2007).

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, ayam kampung juga


memiliki beberapa kelemahan, antara lain sulitnya
memperoleh bibit yang baik dan produksi telurnya yang lebih
rendah dibandingkan ayam ras, pertumbuhannya relatif
lambat sehingga waktu pemeliharaannya lebih lama, keadaan
ini terutama disebabkan oleh rendahnya potensi genetik
(Suharyanto, 2007).
PENYAJIAN DATA

18000
16000
14000
12000
10000
17000
8000
6000 14000
16000
13000
4000
2000
0
2015
2016
2017
2018
Pada tahun 2015, populasi ayam meningkat dan mencapai
17.000 ekor per bulannya dibandingkan dengan anak-anak
kos.

Pada tahun 2016, populasi ayam mencapai 14.000 ekor per


bulannya, dan populasi ayam yang menurun hingga 3.000
ekor.

Pada tahun 2017, populasi ayam mencapai 13.000 ekor per


bulannya, dan populasi ayam yang menurun hingga 1.000.

Pada tahun 2018, populasi ayam ,mencapai 16.000 ekor per


bulannya, dan populasi ayam yang naik hingga 1.600.
Aspek Manajemen Pemasaran
1. Segmen Pasar
Segmen pasar ayam kampung dapat dikatakan sangat
berkelas, karena ayam kampung memiliki segmen pasar dan
harga tersendiri yang berbeda dengan ayam negeri.
 
2. Strategi Pemasaran
Biasanya Bapak Faturrakhman menjual ayamnya yang sudah
dipotong di pasar tradisional, supermarket, hotel, rumah
makan, dan lain sebagainya. Untuk ayam yang masih hidup,
biasanya dijual di pengepul ayam maupun pabrik-pabrik
besar penghasil kaldu ayam.
3. Persaingan dan Peluang Pemasaran Ternak

Peluang pemasaran ayam kampung dirasa masih cukup


besar, dibuktikan dengan jumlah permintaan konsumen yang
tinggi, baik dari dalam kota maupun luar kota. Terutamanya
Bapak Faturrakhman menggunakan sistem intensif, jadi
produksi ayam kampungnya pun masih mampu menmenuhi
permintaan konsumen. Dan karena sistem intensif sudah
mulai banyak diterapkan oleh usaha peternakan lain, maka
akan semakin besar pula persaingan usaha beliau. Namun
beliau memiliki motto bahwa kualitas itu nomor satu. Jadi
meskipun usaha beliau memiliki banyak pesaing, namun
beliau tetap berusaha untuk mempertahankan kualitas yang
sudah dibangun sejak awal berdirinya usaha peternakan ini.
Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia
1. Kriteria Karyawan
Bapak Faturrakhman berkata bahwa kriteria karyawan yang
dapat bekerja dalam usaha peternakannya cukup mudah,
antara lain :

Ulet, Tekun
Jujur
Bersedia ditempatkan di berbagai kota yang telah ditentukan.
Bertanggungjawab
Mampu mengendarai mobil dan motor, serta memiliki sim.
2. Pengembangan Karyawan
Bapak Faturrakhman berkata bahwa beliau terkadang
mengajak para karyawannya untuk melakukan pelatihan
perawatan hewan ternak atau ayam, untuk mengetahui
tata cara yang benar dalam beternak.
Aspek Pengelolaan Operasional

• Bibit
• Pakan
• Kandang
• Manajemen Pemeliharaan Ayam Kampung
• Kesehatan Ayam Kampung
• Panen Ayam Kampung
Bapak Faturrakhman sendiri membeli langsung bibit ayam
kampung atau DOC pada pembibit di daerah Yogyakarta.
Karena dirasa bibitnya bagus dan harganya lebih terjangkau.
Menurut Bapak Faturrakhman, bibit yang sehat dan bagus
memiliki kriteria, antara lain : dapat berdiri tegap, tidak cacat
fisik, bulunya bersih dan mengkilap, serta tanggal
menetasnya tepat waktu.
Pakan ayam kampung sangat mudah didapat, antara
lain : konsentrat, dedak, jagung, dan limbah/sisa dapur.
Sedangkan air minum ayam kampung diberikan secara
bebas dan tidak terbatas, namun pada tahap-tahap awal
pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin dan
antibiotik bagi ayam.
Bapak Faturrakhman memiliki kandang ayam
kampung sebesar 30m x 8m yang tebagi menjadi dua,
yaitu kandang ayam kampung dewasa dan bibit ayam
kampung. Kandang yang satu berisi sekitar 25-35 ekor
ayam kampung dewasa dan yang satunya berisi sekitar
45-50 ekor bibit ayam kampung. Dengan lantai kandang
yang terdiri dari campuran sekam, kapur, dan serbuk
kayu setebal 15 cm. Kandangnya sendiri berbentuk
postal dengan atap genteng. Adapula kandang khusus
yang dilengkapi dengan pemanas, biasanya digunakan
untuk bibit ayam kampung yang berusia 1-4 minggu
dengan suhu pemanasnya sekitar 30 derajat celcius.
Manajemen pemeliharaan sendiri mempengaruhi
sebesar 35% dalam keberhasilan peternakan. Sistem
yang digunakan oleh Bapak Faturrakhman sendiri
adalah sistem intensif, jadi lebih terjamin kebersihan dan
kesehatan ayam kampungnya.
Bapak Faturrakhman selalu melakukan pencegahan
penyakit terhadap ayam kampungnya, yaitu dengan
melakukan vaksinasi, sanitasi, dan isolasi.
Menurut Bapak Faturrakhman, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan antara lain :
Bobot ayam kampung.
Umur ayam kampung.
Harga jual ayam kampung di pasaran.
Kesehatan dan kebersihan ayam kampung.
Aspek Pengelolaan Keuangan
1. Modal Usaha Peternakan
Modal awal Bapak Faturrakhman adalah sebesar : Rp.
40.000.000
Harga ayam kampung dari supplier (umur 1-4bln) : Rp. 20.000
/ekor
Banyak ayam kampung yang mampu dibeli : 2000 ekor

2. Keuntungan Usaha Peternakan


Harga jual ayam : Rp. 70.000 /ekor
Banyaknya yang dijual : Rp. 2000 ekor
Hasil yang didapat(harga jual-kuantitas) :Rp.140.000.000
Laba kotor yang di dapat (hasil-modal) :Rp.100.000.000/bln
Kesimpulan
Beternak ayam kampung ternyata tidak semudah
yang kita kira, namun dengan usaha dan kerja keras,
maka usaha tersebut akan berkembang dan mencapai
keberhasilannya. Dan disini Bapak Faturrakhman
menegaskan bahwa usaha yang beliau ambil
merupakan usaha yang beliau rintis sendiri tanpa
campur tangan orang tuanya. Sejak awal membuka
usaha hingga saat ini, beliau mampu membangun
beberapa rumah (baik di Surabaya maupun di luar kota),
mampu membeli koleksi onthel yang cita-citakannya
sejak duduk di bangku SMA, mampu membangun kos-
kosan, mampu membeli beberapa unit mobil serta
memperkerjakan banyak pegawai. Dapat dibayangkan
berapa banyak keuntungan yang didapatkan oleh Bapak
Faturrakhman sejak 21 tahun terakhir ini.
Sedikit pesan dari Bapak Faturrakhman, yaitu “Jangan
pernah menyerah sebelum berusaha, karena keberhasilan
tidak didapatkan oleh orang-orang yang malas”.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai