Anda di halaman 1dari 41

Paraparese et causa

Suspect Spinal Cord


Injury
Daan Anisa F.I
Pembimbing: dr. Satriyo Aji, Sp. OT
Anamnesa Nama : Ny. M ◎ Keluhan Utama
Jenis Kelamin: Perempuan Kedua tungkai terasa
Usia : 50 tahun panas dan tidak bisa
digerakkan.
Kebangsaan: Indonesia
Agama : Islam 2
Status : Menikah
Pekerjaan: Petani
Alamat : Gedangan
MRS : 16 Desember
2019
Rekam Medis: 482XXX
Riwayat Perjalanan Penyakit

Ny. M usia 50 tahun datang ke poli RSUD dengan keluhan tungkai terasa
panas dan tidak bisa digerakkan. Enam bulan lalu, pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas dan jatuh terduduk dari motor dan terlempar beberapa
meter dari lokasi jatuh. Penderita tidak bisa menggerakkan kedua tungkai dan
berobat di sangkal putung selama 4 bulan 1 minggu. Penderita juga ke 3
puskesmas dan diberi obat anti nyeri. Karena tidak kunjung membaik, penderita
dibawa ke RSUD Kanjuruhan.
Saat diperiksa, penderita tidak bisa duduk dan menggerakkan tungkainya.
Selain itu, pasien merasa panas dan nyeri di kedua tungkai di waktu tertentu,
terutama di malam hari walaupun sedang beristirahat. Penderita juga merasa
seperti kesemutan di bagian lutut kebawah sebelah kanan.
◎ Riwayat Penyakit Dahulu
Anamnesa Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama
disangkal.
Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.
Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat darah tinggi disangkal. 4
Riwayat alergi obat disangkal.
Riwayat batuk lama disangkal
◎ Riwayat Kebiasaan
Tidak ada
◎ Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam
keluarga disangkal.
◎ Status Generalis
Pemeriksaa ◎ Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
n Fisik ◎ Kesadaran : Compos mentis
(16 ◎ Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit
Desember ◎ Pernafasan : 20 x/menit, Suhu : 36,1ºC
2019)
◎ Kepala : Simetris, alopecia (-)
5
◎ Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
◎ Telinga: CAE lapang, sekret (-/-)
◎ Hidung: Sekret (-/-), deformitas (-)
◎ Mulut: Sianosis (-), uvula di tengah, faring hiperemis (-)
◎ Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar
getah bening (-), pembesaran tiroid (-)
• Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran KGB supraklavikular, axilaris,
inguinalis
• Thorax :
Paru :
Inspeksi: Statis dan dinamis kanan-kiri.
Palpasi: Stem fremitus kanan kiri sama.
Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru.
Auskultasi: Vesikular (+) normal, ronki (-), wheezing (-). 6

Jantung
Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra.
Perkusi: Batas atas jantung ICS II batas kanan jantung ICS V linea parasternalis
sinistra, batas kiri jantung ICS V linea midaksilaris anterior sinistra.
Auskultasi: HR:80x/menit, BJ I dan II normal, murmur (-), dan gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi: datar
Palpasi: lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, massa (-),
defans muskular (-)
Perkusi: Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal 7
 
• Genitalia Eksterna : Tidak ada kelainan
• Ekstremitas Superior:Tidak ada kelainan
Ekstremitas inferior Dextra et Sinistra:
Inspeksi: tidak tampak kelainan, Palpasi: rangsangan nyeri (+), hipoestesi
setinggi L1, Edema pretibial (-/-), CRT < 2 detik
Status Lokalis Regio Vertebratalis

Look : ekskoriasi (-), edema (-), deformitas (-), hematom (-),


luka (-), kemerahan (-)
Feel : suhu hangat, nyeri tekan (+), krepitasi (-),
8
deformitas (-), sensibilitas (+)
Move : Gerakan Aktif: Nyeri punggung bawah ketika
melakukan gerakan aktif fleksi maupun ekstensi
vertebra.
Gerakan Pasif : Nyeri punggung bawah ketika
digerakkan oleh pemeriksa fleksi maupun ekstensi.
Pemeriksaan Sensorik Pemeriksaan Motorik

  Dextra Sinistra   Dextra Sinistr   Dextra Sinistra


a
C1 2 2 T8 2 2
C5 5 5
C2 2 2 T9 2 2 C6 5 5
C3 2 2 T10 2 2
C7 5 5
C4 2 2 T11 2 2
C5 2 2 T12 2 2 C8 5 5
C6 2 2 L1 1 1 T1 5 5 9
C7 2 2 L2 1 1
L2 2 2
C8 2 2 L3 1 1
T1 2 2 L4 1 1 L3 2 2
T2 2 2 L5 1 1 L4 2 2
T3 2 2 S1 1 1
L5 2 2
T4 2 2 S2 1 1
T5 2 2 S3 1 1 S1 2 2
T6 2 2 S4 1 1
T7 2 2      
Pemeriksaan Reflex Fisiologis

  Dextra Sinistra
Biceps + +
Triceps + +
Patella + +
Achille + + Pemeriksaan Reflex Patologis
10
s

  Dextra Sinistra
Hoffman - -
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim’s - -
Resume

Ny. M usia 50 tahun datang ke poli RSUD dengan keluhan tungkai terasa
panas dan tidak bisa digerakkan. Enam bulan lalu, penderita mengalami
kecelakaan lalu lintas dan jatuh terduduk dari motor dan terlempar beberapa
meter dari lokasi jatuh. Penderita tidak bisa menggerakkan kedua tungkai dan
berobat di sangkal putung selama 4 bulan 1 minggu. Penderita juga ke
puskesmas dan diberi obat anti nyeri. Karena tidak kunjung membaik, penderita
dibawa ke RSUD Kanjuruhan. 11
Saat diperiksa, penderita tidak bisa duduk dan menggerakkan tungkainya.
Selain itu, pasien merasa panas dan nyeri di kedua tungkai di waktu tertentu,
terutama di malam hari walaupun sedang beristirahat. Penderita juga merasa
seperti kesemutan di bagian lutut kebawah sebelah kanan. Pemeriksaan
sensorik didapatkan penurunan sensibilitas dari L1. Pemeriksaan motorik
didapatkan penurunan fungsi motorik dari L2. Pemeriksaan refleks patologis
negatif dan reflex fisiologis positif.
Working Diagnosis
◎ Paraparese ec. Susp. Spinal Cord
Injury
12
Differential Diagnosis
◎ Fraktur Vertebra Thoracalis 12
ASIA C
◎ Spondylolisthesis
Planning Pemeriksaan
◎ Foto Rontgen Thorax dan Thoracolumbal
Planning
◎ MRI
◎ Lab : Darah lengkap
Faktor pembekuan darah : PTT- aPTT
Pemeriksaan Imunologi : HbsAg,HIV, HCV
Ureum/Kreatinin, SGOT/SGPT, GDS 
Planning Terapi 13

◎ MRS, Bedrest
◎ Pro Laminectomy Decompression and Posterior
Stabilization
◎ IVFD RL 20 tpm
◎ Antrain 3x1 amp IV
◎ Ketorolac 3x1 amp IV
◎ KIE tentang penyakit, operasi, dan kemungkinan
komplikasi dari operasi.
BAB Tinjauan
Pustaka
3
15
16
17
18
Definisi

Spinal Cord Injury (Cedera Medula Spinalis)


◎ Suatu kerusakan pada medulla spinalis akibat
trauma atau non trauma yang akan menimbulkan 19
gangguan pada sistem motorik, sistem sensorik
dan vegetatif.
- Cedera medula spinalis traumatik, terjadi ketika
Etiologi
benturan fisik eksternal seperti yang diakibatkan
oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau
kekerasan, merusak medula spinalis.
- fraktur, dislokasi dan kontusio dari kolum
vertebra 20

- Cedera medula spinalis non traumatik, terjadi ketika


kondisi kesehatan seperti penyakit, infeksi atau
tumor.
- penyakit motor neuron, myelopati spondilotik,
penyakit infeksius dan inflamatori, dan
gangguan kongenital dan perkembangan
Medula spinalis dan radiks dapat rusak melalui 4
mekanisme berikut :
- Kompresi oleh tulang, ligamentum, herniasi diskus
intervertebralis dan hematom.
- Regangan jaringan yang berlebihan akan
21
menyebabkan gangguan pada jaringan, hal ini
biasanya terjadi pada hiperfleksi.
- Edema medulla spinalis yang timbul segera setelah
trauma menyebabkan gangguan aliran darah kapiler
dan vena.
- Gangguan sirkulasi akibat kompresi tulang atau
arteri spinalis anterior dan posterior.
Grade Tipe Gangguan spinalis ASIA/IMSOP
Klasifikasi
Skala kerusakan A Komplit Tidak ada fungsi sensorik dan
berdasarkan   motorik sampai S4-5
American Spinal
B Inkomplit Fungsi sensorik masih baik tapi
Injury
Association fungsi motorik terganggu
(ASIA) / sampai segmen sakral S4-5
International C Inkomplit Fungsi motorik terganggu 22
Medical Society dibawah level, tapi otot-otot
of Paraplegia motorik utama masih punya
(IMSOP)
kekuatan < 3
D Inkomplit Fungsi motorik terganggu
dibawah level, otot-otot
motorik utamanya punya
kekuatan > 3
E Normal Fungsi sensorik dan motorik
normal
Nama Sindroma Pola dari lesi saraf Kerusakan
Central cord Cedera pada posisi sentral dan Menyebar ke daerah sacral.
syndrome sebagian daerah lateral. Kelemahan otot ekstremitas atas
Sering terjadi pada trauma lebih berat dari ekstremitas
daerah servikal bawah.
Brown- Sequard Cedera pada sisi anterior dan Kehilangan proprioseptif dan
Syndrome posterior dari medula spinalis. kehilangan fungsi motorik secara
Cedera akan menghasilkan ipsilateral
gangguan medulla spinalis
unilateral 23
Anterior cord Kerusakan pada anterior dari Kehilangan funsgsi motorik dan
syndrome daerah putih dan abu- abu sensorik secara komplit.
medulla spinalis
Posterior cord Kerusakan pada posterior dari Kerusakan proprioseptif
syndrome daerah putih dan abu- abu diskriminasi dan getaran. Fungsi
medulla spinalis motorik juga terganggu
Cauda equine Kerusakan pada saraf lumbal atau Kerusakan sensori dan lumpuh
syndrome sacral sampai ujung medulla flaccid pada ekstremitas bawah
spinalis dan kontrol berkemih dan
defekasi.
24
25
Spinal Cord Injury juga dibagi menjadi 3 fase yaitu:
1) Fase akut / spinal shock (2-3 minggu), cirinya:
a. Gangguan motorik
b. Gangguan sensorik 26

c. Gangguan fungsi autonom (bladder, bowel, dan


seksual)
d. Gangguan respirasi
e. Hipotensi orthostatik
2) Fase sub akut / recovery (3 minggu – 3 bulan). Dibagi dalam kriteria:
a. Kriteria 1
Komplit lesi LMN, yang ditandai dengan adanya gangguan sensorik, motorik, vegetatif, flacciditas
dan arefleksia.
b. Kriteria 2
Komplit lesi UMN, yang ditandai dengan adanya gangguan sensorik, motorik, vegetatif, spastik, dan
hiperrefleksia. 27

c. Kriteria 3
Inkomplit lesi LMN, yang ditandai dengan adanya perbaikan fungsi sensorik/ motorik/ vegetatif, lalu
ada hiporefleksia dan hipotonus.
d. Kriteria 4
Inkomplit lesi LMN, yang ditandai dengan adanya perbaikan fungsi sensorik/motorik, vegetatif, lalu
ada hiperrefleksia, dan spastis.
3) Fase kronik (di atas 3 bulan)
• Cirinya apabila setelah fase recovery, timbul gambaran klinis lain, yaitu
autonomic disrefleksia, yaitu suatu kondisi yang berlebihan pada sistem
autonom. Fenomena ini tampak pada cedera medula spinalis di atas Th6.
• Hal ini disebabkan aksi relatif dari sistem saraf otonom sebagai respon dari
28
beberapa stimulus, seperti kandung kemih, feses yang mengeras (konstipasi),
iritasi kandung kemih, manipulasi rectal, stimulus suhu atau nyeri dan distensi
visceral.
• Tandanya yaitu hipertensi mendadak, berkeringat, kedinginan, muka memerah,
dingin dan pucat dibawah level lesi, hidung buntu, sakit kepala, pandangan
kabur, nadi cepat lalu menjadi lambat.
Pemeriksaa ◎ Pasien yang diduga mengalami cedera
n Fisik
medula spinalis harus dilakukan
imobilisasi dengan menggunakan collar
servikal (collar brace) dan papan
(backboards). 29
Pemeriksaa ◎ Jika pasien sadar, riwayat kejadian harus ditanyakan,
n Fisik
termasuk mekanisme terjadinya cedera, dan adanya
nyeri dan gejala neurologik lain yang timbul.
◎ Palpasi pada pasien dengan menggerakan vertebra
minimal didapatkan nyeri tekan atau deformitas.
◎ Untuk mengetahui adanya paralisis, pasien diminta 30

untuk menggerakkan tangannya sendiri dan diberikan


tahanan.
◎ Pemeriksaan sensoris untuk mengetahui tingkat sensasi
sensorik yang berkurang atau hilang.
◎ Refleks tendon dapat membantu pemeriksa mengetahui
letak lesi.
Pemeriksaa ◎ Hilangnya reflex abdomen (kontraksi akibat stimulasi
n Fisik kulit abdomen bagian bawah) : lesi di region T9-11.
◎ Hilangnya reflek kremasterika (kontraksi otot skrotal
sebagai respon dari rangsangan yang diberikan di
paha medial): lesi di medula T12-L1.
◎ Hilangnya reflek bulbocavernosus (kontraksi 31

sphincter ani dengan melakukan kompresi pada penis


atau klitoris atau dengan menurunkan tekanan
trigonum bladder dengan balon kateter foley ketika
kateter ditarik keluar) terjadi pada syok spinal atau
cedera radiks dorsalis.
32
Tanda penting untuk diagnosis antara lain:
1. Nyeri leher atau punggung pasca trauma
2. Mati rasa atau kesemutan (parestesi) anggota
33
badan atau ekstremitas
3. Kelemahan atau paralisis
4. Kehilangan fungsi pencernaan dan kandung
kencing
5. Gambaran radiologis
Pemeriksaa ◎ Setiap pasien tidak sadar harus dipikirkan adannya
n fraktur vertebra yang tidak stabil hingga dibuktikan
Penunjang
dengan x-rays
◎ Computed tomography (CT scan) potongan sagital
dan koronal dapat menggambarkan anatomi tulang
dan fraktur terutama C7-T1 yang tidak tampak pada 34

foto polos
◎ MRI -diagnostik pilihan pada pasien dengan cedera
medula spinalis. MRI juga dapat mendeteksi
kerusakan medula spinalis, termasuk kontusio atau
daerah yang mengalami iskemi
Dennis Anterior Column Middle Column Posterior Column
three-
-Anterior longitudinal - Posterior longitudinal -Procesus spinous
column
ligament ligament
classificati -Supraspinous ligament
on -Anterior annulus - Posterior annulus -Interspinous ligament
fibrosus fibrosus -Ligamentum flavum
35
-2/3 Corpus vertebra -1/3 Corpus vertebra
anterior posterior
Dennis ◎ Cedera tulang belakang menjadi minor injury dan
three- major injury.
column ◎ Minor injury terdiri dari fraktur prosesus
classificati
transversalis, fraktur prosesus artikularis, fraktur
on
pars-intra-articularis.
◎ Major injury: 1.) Compression fracture, 2.) Burst 36

Fracture, 3.) Chance Fracture, 4.) Fraktur-dislokasi


Tatalaksan ◎ metilprednisolon 30 mg/kgBB secara IV dalam 8 jam,
a dan terutama dalam 3 jam setelah cedera,
dilanjutkan dengan infus metilprednisolon 5,4
mg/kgBB tiap 45 menit setelah pemberian pertama.
◎ Bila terjadi spastisitas otot, berikan: Diazepam 3x5/
10 Mg/Hari, Baklopen 3x5 Mg hingga 3x 20 Mg 37

sehari.
◎ Bila ada rasa nyeri bisa diberikan: Analgetika
golongan NSAIDs
◎ Antidepresan trisiklik: digunakan dalam pengobatan
nyeri kronik untuk mengurangi insomnia, dan juga
mengurangi sakit kepala.
Tatalaksan ◎ Cervicothoracic orthoses brace diatas thorak dan
a: Alat leher, meningkatkan stabilisasi daerah servikotorak.
Ortotik ◎ Minerva braces meningkatkan stabilisasi servikal
stabilisasi
pada daerah diatas torak hingga dagu dan oksiput.
spinal
dengan cara ◎ Pemasangan alat yang disebut halo-vest paling
mengurangi banyak memberikan stabilisasi servikal eksternal. 38

range of
motion
(ROM) dan
meminimalk
an beban
pada spinal.
39

Gambar 3.11 Fiksasi, A. Gardner wells tongs, B. Cervical Halter skin traction.
Tatalaksan ◎ Dekompresi medula spinalis atau radiks
a: Operasi.
dorsalis pada pasien dengan defisit neurologis
inkomplit.
◎ Penatalaksanaan vertebra yang tidak stabil
meliputi, spinal fusion menggunakan metal 40
plates, rods, dan screws dikombinasi dengan
bone fusion
Terima Kasih 41

Anda mungkin juga menyukai