Ny. M usia 50 tahun datang ke poli RSUD dengan keluhan tungkai terasa
panas dan tidak bisa digerakkan. Enam bulan lalu, pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas dan jatuh terduduk dari motor dan terlempar beberapa
meter dari lokasi jatuh. Penderita tidak bisa menggerakkan kedua tungkai dan
berobat di sangkal putung selama 4 bulan 1 minggu. Penderita juga ke 3
puskesmas dan diberi obat anti nyeri. Karena tidak kunjung membaik, penderita
dibawa ke RSUD Kanjuruhan.
Saat diperiksa, penderita tidak bisa duduk dan menggerakkan tungkainya.
Selain itu, pasien merasa panas dan nyeri di kedua tungkai di waktu tertentu,
terutama di malam hari walaupun sedang beristirahat. Penderita juga merasa
seperti kesemutan di bagian lutut kebawah sebelah kanan.
◎ Riwayat Penyakit Dahulu
Anamnesa Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama
disangkal.
Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.
Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat darah tinggi disangkal. 4
Riwayat alergi obat disangkal.
Riwayat batuk lama disangkal
◎ Riwayat Kebiasaan
Tidak ada
◎ Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam
keluarga disangkal.
◎ Status Generalis
Pemeriksaa ◎ Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
n Fisik ◎ Kesadaran : Compos mentis
(16 ◎ Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit
Desember ◎ Pernafasan : 20 x/menit, Suhu : 36,1ºC
2019)
◎ Kepala : Simetris, alopecia (-)
5
◎ Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
◎ Telinga: CAE lapang, sekret (-/-)
◎ Hidung: Sekret (-/-), deformitas (-)
◎ Mulut: Sianosis (-), uvula di tengah, faring hiperemis (-)
◎ Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar
getah bening (-), pembesaran tiroid (-)
• Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran KGB supraklavikular, axilaris,
inguinalis
• Thorax :
Paru :
Inspeksi: Statis dan dinamis kanan-kiri.
Palpasi: Stem fremitus kanan kiri sama.
Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru.
Auskultasi: Vesikular (+) normal, ronki (-), wheezing (-). 6
Jantung
Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra.
Perkusi: Batas atas jantung ICS II batas kanan jantung ICS V linea parasternalis
sinistra, batas kiri jantung ICS V linea midaksilaris anterior sinistra.
Auskultasi: HR:80x/menit, BJ I dan II normal, murmur (-), dan gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi: datar
Palpasi: lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, massa (-),
defans muskular (-)
Perkusi: Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal 7
• Genitalia Eksterna : Tidak ada kelainan
• Ekstremitas Superior:Tidak ada kelainan
Ekstremitas inferior Dextra et Sinistra:
Inspeksi: tidak tampak kelainan, Palpasi: rangsangan nyeri (+), hipoestesi
setinggi L1, Edema pretibial (-/-), CRT < 2 detik
Status Lokalis Regio Vertebratalis
Dextra Sinistra
Biceps + +
Triceps + +
Patella + +
Achille + + Pemeriksaan Reflex Patologis
10
s
Dextra Sinistra
Hoffman - -
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim’s - -
Resume
Ny. M usia 50 tahun datang ke poli RSUD dengan keluhan tungkai terasa
panas dan tidak bisa digerakkan. Enam bulan lalu, penderita mengalami
kecelakaan lalu lintas dan jatuh terduduk dari motor dan terlempar beberapa
meter dari lokasi jatuh. Penderita tidak bisa menggerakkan kedua tungkai dan
berobat di sangkal putung selama 4 bulan 1 minggu. Penderita juga ke
puskesmas dan diberi obat anti nyeri. Karena tidak kunjung membaik, penderita
dibawa ke RSUD Kanjuruhan. 11
Saat diperiksa, penderita tidak bisa duduk dan menggerakkan tungkainya.
Selain itu, pasien merasa panas dan nyeri di kedua tungkai di waktu tertentu,
terutama di malam hari walaupun sedang beristirahat. Penderita juga merasa
seperti kesemutan di bagian lutut kebawah sebelah kanan. Pemeriksaan
sensorik didapatkan penurunan sensibilitas dari L1. Pemeriksaan motorik
didapatkan penurunan fungsi motorik dari L2. Pemeriksaan refleks patologis
negatif dan reflex fisiologis positif.
Working Diagnosis
◎ Paraparese ec. Susp. Spinal Cord
Injury
12
Differential Diagnosis
◎ Fraktur Vertebra Thoracalis 12
ASIA C
◎ Spondylolisthesis
Planning Pemeriksaan
◎ Foto Rontgen Thorax dan Thoracolumbal
Planning
◎ MRI
◎ Lab : Darah lengkap
Faktor pembekuan darah : PTT- aPTT
Pemeriksaan Imunologi : HbsAg,HIV, HCV
Ureum/Kreatinin, SGOT/SGPT, GDS
Planning Terapi 13
◎ MRS, Bedrest
◎ Pro Laminectomy Decompression and Posterior
Stabilization
◎ IVFD RL 20 tpm
◎ Antrain 3x1 amp IV
◎ Ketorolac 3x1 amp IV
◎ KIE tentang penyakit, operasi, dan kemungkinan
komplikasi dari operasi.
BAB Tinjauan
Pustaka
3
15
16
17
18
Definisi
c. Kriteria 3
Inkomplit lesi LMN, yang ditandai dengan adanya perbaikan fungsi sensorik/ motorik/ vegetatif, lalu
ada hiporefleksia dan hipotonus.
d. Kriteria 4
Inkomplit lesi LMN, yang ditandai dengan adanya perbaikan fungsi sensorik/motorik, vegetatif, lalu
ada hiperrefleksia, dan spastis.
3) Fase kronik (di atas 3 bulan)
• Cirinya apabila setelah fase recovery, timbul gambaran klinis lain, yaitu
autonomic disrefleksia, yaitu suatu kondisi yang berlebihan pada sistem
autonom. Fenomena ini tampak pada cedera medula spinalis di atas Th6.
• Hal ini disebabkan aksi relatif dari sistem saraf otonom sebagai respon dari
28
beberapa stimulus, seperti kandung kemih, feses yang mengeras (konstipasi),
iritasi kandung kemih, manipulasi rectal, stimulus suhu atau nyeri dan distensi
visceral.
• Tandanya yaitu hipertensi mendadak, berkeringat, kedinginan, muka memerah,
dingin dan pucat dibawah level lesi, hidung buntu, sakit kepala, pandangan
kabur, nadi cepat lalu menjadi lambat.
Pemeriksaa ◎ Pasien yang diduga mengalami cedera
n Fisik
medula spinalis harus dilakukan
imobilisasi dengan menggunakan collar
servikal (collar brace) dan papan
(backboards). 29
Pemeriksaa ◎ Jika pasien sadar, riwayat kejadian harus ditanyakan,
n Fisik
termasuk mekanisme terjadinya cedera, dan adanya
nyeri dan gejala neurologik lain yang timbul.
◎ Palpasi pada pasien dengan menggerakan vertebra
minimal didapatkan nyeri tekan atau deformitas.
◎ Untuk mengetahui adanya paralisis, pasien diminta 30
foto polos
◎ MRI -diagnostik pilihan pada pasien dengan cedera
medula spinalis. MRI juga dapat mendeteksi
kerusakan medula spinalis, termasuk kontusio atau
daerah yang mengalami iskemi
Dennis Anterior Column Middle Column Posterior Column
three-
-Anterior longitudinal - Posterior longitudinal -Procesus spinous
column
ligament ligament
classificati -Supraspinous ligament
on -Anterior annulus - Posterior annulus -Interspinous ligament
fibrosus fibrosus -Ligamentum flavum
35
-2/3 Corpus vertebra -1/3 Corpus vertebra
anterior posterior
Dennis ◎ Cedera tulang belakang menjadi minor injury dan
three- major injury.
column ◎ Minor injury terdiri dari fraktur prosesus
classificati
transversalis, fraktur prosesus artikularis, fraktur
on
pars-intra-articularis.
◎ Major injury: 1.) Compression fracture, 2.) Burst 36
sehari.
◎ Bila ada rasa nyeri bisa diberikan: Analgetika
golongan NSAIDs
◎ Antidepresan trisiklik: digunakan dalam pengobatan
nyeri kronik untuk mengurangi insomnia, dan juga
mengurangi sakit kepala.
Tatalaksan ◎ Cervicothoracic orthoses brace diatas thorak dan
a: Alat leher, meningkatkan stabilisasi daerah servikotorak.
Ortotik ◎ Minerva braces meningkatkan stabilisasi servikal
stabilisasi
pada daerah diatas torak hingga dagu dan oksiput.
spinal
dengan cara ◎ Pemasangan alat yang disebut halo-vest paling
mengurangi banyak memberikan stabilisasi servikal eksternal. 38
range of
motion
(ROM) dan
meminimalk
an beban
pada spinal.
39
Gambar 3.11 Fiksasi, A. Gardner wells tongs, B. Cervical Halter skin traction.
Tatalaksan ◎ Dekompresi medula spinalis atau radiks
a: Operasi.
dorsalis pada pasien dengan defisit neurologis
inkomplit.
◎ Penatalaksanaan vertebra yang tidak stabil
meliputi, spinal fusion menggunakan metal 40
plates, rods, dan screws dikombinasi dengan
bone fusion
Terima Kasih 41