PENYAKIT TROPIS
Abad 19, setelah diketahui banyak serangga dan siput yg dapat menularkan
penyakit maka dimulaialah upaya pengendalian vektor dgn tahapan sbb :
Sejak vaksin dan obat tidak mencegah dan menyembuhkan penyakit,
maka mulailah dilakukan upaya pengendalian vektor: mencegah vektor
masuk rumah, dgn memasang kawat kasa, pengeringan dan menimbun
genangan air, rawa-rawa dan penggunaan minyak dan paris green pada
TP
Setelah ditemukan DDT, maka pada tahun 1940 mulailah digunakan DDT
untuk pengendalian vektor dgn aplikasi IRS. Karena efektif dan lebih
ekonomis, makaDDT juga digunakan untuk pengendalian lalat, midges,
fleas, lice, bedbugs, triatom bug.
Pada Tahun 1950 sampai dg permulaan 1960, DDT mulai digunakan untuk
proram pengendalian vektor dalam rangka pembasmian Penyakit seperti ;
malaria, chagas, lesmaniasis dll.
Setelah dilaporkan dampak negatif akibat penggunaan DDT: 224 spesies
telah resisten, timbulnya ledakan hama (musuh-musuh alami
mati),timbulnya hama sekunder, mencemar lingkungan (presistensi di
alam)
Alternatif pengendalian vektor : a. l. Pengelolaan dan modifikasi
lingkungan, hayati, partisipasi masyarakat,sanitasi lingkungan,
PENGENDALIAN VEKTOR DI
INDONESIA
Pelita VI (Selanjutnya):
Badan Litbang Kes.dng WHO-VBCRU-2 mendirikan proyek
penelitian uji coba insektisida di Semarang, Tujuan: Mencari
dan mempersiapkan insektisida-2 alternatif yang dapat
digunakan menanggulangi vektor malaria yang resisten
DDT dan kelompoknya
Hasil:
21 macam insektisida telah diuji
Diantara 21 insektisida yang pernah diuji,10 yaitu
fenitrothion, malathion, decamethrin, pirymiphos-methyl,
Organokhlorin (OMS-1558), cypermethrin, alphamethrin,
lambdacyhalothrin, baythroid, permethrin sudah pernah
diuji pada tingkat pedesaan, 7 yaitu Fenitrothion,
Bendiocarb, Permethrin, Lambdacyhalothrin, Etofenprox,
Cyfluthrin dan Bifenthrin sudah pernah diuji pada tingkat
operasional
Pengganti DDT untuk
pemberantasan malaria
1. Fenitrothion (kelompok organofosfat), residunya dan
fumigasinya sangat efektif untuk membunuh nyamuk
walaupun nyamuk tidak kontak dengan residunya . Insektisida
ini berbau, mengotori dd rmh (Sdh tidak direkomendasikan)
Fenitrothion juga pernah diaplikasikan dgn penyemprotan selektif
Penyemprotan kandang saja di Kecamatan Mlonggo Kab. Jepara
2. Bendiocarb (Karbamat) (msh direkomendasikan)
3. Kelompok pyrethroid (permethrin, lambda - cyhalothrin,
bifenthrin alphacypermethrin, deltamethrin, etofenprox)
(direkomendasikan)
4. Malathion, Cyfluthrin, lambdacyhalothrin, cypermethrin,
permethrin dan bioalethrin (Direkomendasikan utk fogging
DBD)
5. Abate dan altosid (Direkomendasikan utk larvasida)
APLIKASI INSEKTISIDA
6. PSN (DBD)
PUSTAKA: