Anda di halaman 1dari 31

FARMAKODINAMIK

PENGERTIAN : Farmakodinamik adalah


Farmakologi yng mempelajari efek Biokimiawi dan
Fisiologi obat, serta Mekanisme kerja- nya.

Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat : untuk

-. Meneliti efek utama obat,

-. Mengetahui interaksi obat dalam sel, dan

-. Mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek


dan respons yang terjadi.
KERJA / EFEK OBAT

Dibagi menjadi :

1. Onset (mulai kerja) : waktu yang diperlukan oleh obat untuk


menimbulkan efek terapi (efek penyembuhan) ; waktu yang
diperlukan obat untuk mencapai maksimum terapi.

2. Peak (puncak) = duration (lama kerja) merupakan lamanya


obat menimbulkan efek terapi.

3. Waktu paruh : lihat bawah.


WAKTU PARUH = HALF LIFE OBAT

• Waktu paruh biologis (T ½) obat : waktu yang


dibutuhkan untuk mencapai suatu level aktifitas
obat menjadi separuh dari level aslinya.
• Atau : waktu yng dibutuhkan tubuh utk meng-
eliminasi obat (dg metabolism, eksresi atau
keduanya), menjadi separuh dari dosis suatu
obat yang diberikan.
• Factor metabolisme & ekskresi menentukan
kecepatan eliminasi obat.
• Jadi Plasma Half-life : masa paruh, / T1/2, yaitu
rentang waktu dimana kadar obat dlm plasma pd
fase eliminasi menurun sampai separuhnya.
MEKANISME KERJA OBAT :

Obat bekerja melalui salah satu dari 3 proses :

a. Interaksi obat dengan reseptor obat,

b. Interaksi obat dengan enzim,

c. Dan kerja obat non spesifik.


1. Interaksi obat dengan reseptor :

-. Obat berinteraksi dng bagian dari molekul sel, ( di


membran, ribosom, atau tempat lain yang sering disebut
sebagai Reseptor Obat.

-. Reseptor sendiri bisa berupa Protein, Asam nukleat,


Enzim, Karbohidrat, atau Lemak.

-. Semakin banyak Reseptor yang terikat obat atau


bereaksi dng obat, maka efeknya akan meningkat.
2. Interaksi obat - enzim : jika obat atau zat kimia ber-
interaksi dng enzim pada tubuh.
• Obat bisa dng cara mengikat atau membatasi atau
memperbanyak produksi dari enzim itu sendiri.
• Contoh : obat cholinergik.

3. Mekanisme kerja non spesifik : obat bekerja dng


cara tanpa mengikat reseptor.
• Contoh : Na-bikarbonat yang merubah cairan pH
tubuh, Alkohol yang mendenaturasi protein, dan
Norit yang mengikat toksin, zat racun, atau bakteri.
AGONIS dan ANTAGONIS.

• Obat yang berikatan dng reseptor dan menimbulkan


efek disebut Agonis.
• Kalau ada obat yang tidak sepenuhnya mengikat
reseptor dinamakan Agonis parsial.

• Bila reseptor diduduki suatu obat / senyawa kimia


tetapi tidak menimbulkan efek farmakologis. zat
tersebut disebut Antagonis.
• Jika obat antagonis dan agonis diberikan secara
bersamaan dan obat antagonis memiliki ikatan yang
lebi kuat maka dapat menghalangi efek agonis.
• Antagonis : ada yang kompetitif dan antagonis non-
kompetitif.
• Antagonis kompetitif ketika obat itu berikatan di
tempat yang sama dengan obat agonis.
A. YANG KERJANYA DIPERANTARAI OLEH RESEPTOR :

-. Efek obat yg ditimbulkan karena ada interaksi obat


dng Reseptor pada sel suatu organisme.

-. Interaksi Obat dg R-nya, --> perubahan biokimia


dan fisiologi --> yg merup. respons biologis yng
khas untuk obat tsb.

-. Interaksi Obat dng Enzim Biotransformasi juga


merupakan interaksi yng khas krn mengakibatkan
perubahan struktur makromolekul Reseptor.
• Reseptor Obat ; komponen makromolekul fungsional,
tempat terikatnya obat untuk menimbulkan respons.
• Sekelompok Reseptor Obat ttt juga berperan sbg R
utk ligand endogen (Hormon dan Neurotransmitor).
• Komponen yang paling penting dalam reseptor obat
adalah Protein ( misalnya : Asetilkolinesterase, Na+ -,
K+ -ATP ase, dsb ).
• Asam nukleat dapat merup. Reseptor Obat, contohnya
RO-sitostatika ( stop pertumbuhan sel kanker ).
• Ikatan obat-reseptor, berupa ikatan ion, ikatan
hidrogen, ikatan hidrofobik, ikatan van der Walls atau
ikatan kovalen ( jarang ).
• Umumnya merupakan campuran berbagai ikatan
tersebut diatas.
• Ikatan obat-reseptor, seperti ikatan antara substrat
dengan enzim, biasanya merupakan ikatan lemah
( ikatan ion, ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, ikatan
van der Walls ) dan jarang berupa ikatan kovalen.
Hubungan R-O dng efek obat digambarkan sbb :

Hubungan Struktur ( kimiawi ) dan Aktifitas Biologik :


• Struktur kimia obat berhubungan erat dng aktifitasnya
trhdp R dan Aktifitas intrinsiknya, --> perubahan kecil
dlm molekul obat (misal : perubahan stereoisomer )
dpt menimbulkan perubahan besar dlm sifat farma-
kologinya.
• Pengetahuan ttg hubungan struktur dan aktifitas
bermanfaat dalam strategi pengembangan obat baru.
B. KERJA OBAT YANG TIDAK DIPERANTARAI RESEPTOR

Mekanisme kerjanya ada berbagai cara yaitu :


1. Mengubah atau mempengaruhi sifat cairan tubuh
2. Berinteraksi dengan ion atau molekul kecil
3. Masuk kedalam komponen sel
Penjelasan :

1Mengubah atau mempengaruhi sifat cairan tubuh :


a. Pengubahan sifat osmotik, contoh :

(1) obat diuretik osmotik ( manitol )

(2) obat katartik osmotik atau pencahar ( Mg SO4 ); (3)


gliserol untuk mengurangi udema serebral
b. Pengubahan sifat asam-basa ,
(1) obat antasida ; menetralkan asam lambung;
(2) NH4CL ; mengasamkan urin;
(3) Na.bikarbonat : membasakan urin;
(4) Asam organik : antiseptik saluran kemih, atau sbg spermisida
topical dalam saluran vagina.

c. Perusakan nonspesifik membran sel : ( sbg antiseptik dan


desinfektan ),
(1) detergen, merusak integritas membran lipoprotein
(2) halogen, peroksida & oksidator lain ( merusak zat
organik );
(3) denaturan, merusak integritas dan kapasitas fungsional
membran sel, partikel subseluler dan protein.
d. Gangguan fungsi membran, contoh : anestesi umum
dengan eter, halotan atau metoksifluran,
bekerja dengan melarut dalam lemak membran sel di
SSP sehingga eksitabilitas menurun
2. Interaksi dengan molekul kecil atau ion :
•Dengan Molekul pengkhelat ( chelating agent ), contoh
:

(1). CaNa2 EDTA. yang mengikat logam Pb menjadi


khelat yang inaktif, misal pemberian larutan CaNa2
-EDTA pada keracunan Pb;

(2). Penisilamin, mengikat Cu 2+ bebas ;

(3). Dimerkapsol untuk keracunan logam-logam berat.

•Khelat yang terbentuk larut dalam air sehingga mudah


dikeluarkan lewat ginjal .
3. Masuk ke dalam komponen sel :
Obat-obat analog purin atau pirimidin, dapat
bergabung dengan asam nukleat, sehingga
mengganggu fungsinya ( obat-obat antimetabolit ),
cotohnya : 6-merkaptopurin, 5-fluorourasil,
flusitosin yang merupakan obat-obat anti kanker.
Aksi Obat Dapat Melalui Beberapa Cara :
• Molekul obat yang masuk dlm tubuh, kemungkinan besar
berikatan dng konstituen jaringan atau biopolimer, :
( protein, lemak, asam nukleat, mukopolisakarida, enzim-
biotransformasi dan reseptor ).
• Ikatan obat dng biopolimer dipengaruhi oleh bentuk
konformasi molekul obat dan pengaturan ruang dari gugus-
gugus fungsional senyawa obat.
• Interaksi obat dapat berupa:
-. (1) Interaksi tidak khas dan
-. (2) Interaksi khas.
1. Interaksi tidak khas : interaksi yang hasilnya tidak
menghasilkan efek yang berlangsung lama dan tidak
menyebabkan perubahan struktur molekul obat maupun
biopolimer. Interaksi ini bersifat reversibel
( terpulihkan ) dan tidak menghasilkan respons biologis.
Contohnya : Interaksi obat yang hanya merubah
lingkungan fisika-kimia dari struktur badan ( protein
jaringan, asam nukleat, mukopolisakarida, air dan
lemak ), misalnya : anestetik umum merubah struktur
air didalam otak; diuretik osmotik merubah tekanan
osmotik dalam ginjal.
2. Interaksi khas :interaksi yang menyebabkan perubah-
an struktur makromolekul reseptor sehingga timbul
rangsangan perubahan fungsi fisiologis normal yang
dapat diamati sebagai respons biologis.

Interaksi dengan reseptor dan interaksi dengan


enzim biotransformasi, merupakan interaksi khas.
Aksi Obat Dapat Melalui Cara :

1. Mengadakan stimulasi atau depresi fungsi spesifik dari


sel
2. Mengadakan campur tangan aktifitas seluler dari sel
asing terhadap sel tuan rumah, misalnya pemberian
antibiotik untuk membunuh sel bakteri; pemberian obat
untuk membunuh sel kanker.( obat-obat kemoterapi )
3. Merupakan terapi pengganti, misalnya pemberian
suplemen Kalium, pemberian Hormon atau Vitamin
untuk mencapai dosis fisiologis sehingga diperoleh
aksi.
Obat dapat menimbulkan berbagai efek, yaitu :

1. Efek terapi ( utama ) : untuk tujuan


a) terapi kausal ;
b) terapi simtomatik dan
c) terapi substitusi

2. Efek samping (efek yang tidak diinginkan, atau efek


obat yang tidak termasuk kegunaan terapi)
misalnya : Efek terapi pemberian morfin adalah
sebagai analgesik, tapi mempunyai efek samping
depresi pernapasan dan konstipasi..
3. Efek teratogen :
Adalah efek obat yang pada dosis terapetik untuk ibu hamil,
mengakibatkan cacat pada janin, misalnya : tangan / kaki
bentuknya tidak normal.

4. Efek toksik :
Aksi tambahan dari obat yng lebih berat dari efek samping
dan merupakan efek yang tidak diinginkan. Efek ini
disebabkan oleh dosis yang berlebih.

5. Idiosinkrasi : (genetik)
Efek obat yang secara kualitatif berlainan sekali dengan efek
terapi pada normalnya / umumnya.
6. Fotosensitisasi :
Efek kepekaan yng berlebihan thdp cahaya yng
timbul akibat penggunaan obat, misalnya
penggunaan obat Bithionol sebagai antiseptika
lokal.
EFEK OBAT BERULANG / PENGGUNAAN OBAT YANG LAMA :

1. Hipersensitif :
Suatu reaksi alergik / respons abnormal thdp obat
dimana pasien sebelumnya telah kontak dng obat
tsb hingga berkembang timbul antibodi.

2. Kumulasi :
Fenomena pengumpulan obat dlm badan akibat ber-
ulang menggunaan obat, dimana obat diekskresi
lebih lambat dibanding kecepatan absorpsinya.

3 Toleransi :
Suatu fenomena berkurangnya respon terhadap
dosis obat yang sama, sehingga untuk memperoleh
respon yang sama , dosis harus diperbesar
4. Takhifilaksis :
Fenomena kurangnya kecepatan respons thdp aksi obat
pada penggunaan ulang dosis yang sama (kurang
sensitif). Respon semula tidak terulang meskipun dosis
ditambah.

5. Habituasi :Suatu
Gejala ketergantungan psikhologik thdp suatu obat.
Kriterianya :
a) selalu ingin menggunakan obat;
b) tanpa atau hanya sedikit kecenderungan untuk
menaikkan dosis;
c). memberikan efek yang merugikan pada suatu individu.
6. Adiksi :
Suatu gejala ketergantungan psikhologik dan fisik
terhadap obat.
Kriteria :
a) ada dorongan untuk selalu menggunakan obat;
b) ada kecenderungan untuk menaikkan dosis;
c) timbul ketergantungan psikhik dan biasanya diikuti
ketergantungan fisik.;
d) merugikan terhadap individu maupun masyarakat.

7. Resistensi thdp bakteri :


Penggunaan AB untuk infeksi bakteri, dpt terjadi
obat tidak mampu lagi membunuh atau menghambat
perkembangan bakteri tertentu.
EFEK PENGGUNAAN OBAT CAMPURAN :

- Dapat nenyebabkan efek :


1). Adisi.
2). Sinergis
3). Potensiasi.
4). Antagonis dan
5). Interaksi.

1. ADISI :
Bbrp obat yng diberikan bersama-sama memberi-kan
efek yng merupakan penjumlahan dari efek masing-
masing obat bila diberikan secara terpisah.
2. Sinergis :
Bbrp obat mempunyai aksi yng hampir sama, bila
diberikan bersama, memberikan efek yng >> dari
efek masing-masing obat bila diberikan secara
terpisah

3. Potensiasi :
Bbrp obat yng diberikan bersama dng aksi-aksi yng
tidak sama, memberikan efek yang >> pada pasien,
dari efek masing-masing diberikan secara terpisah.

4. Antagonis :
Bbrp obat yng diberikan bersama-sama, salah satu
obat mengurangi efek dari obat yang lain.
Terima Kasih
Sampai Jumpa

Anda mungkin juga menyukai