MPC 02A Teori N Praktek Pendaftaran Tanah
MPC 02A Teori N Praktek Pendaftaran Tanah
A. SILVIANA
Pendaftaran Tanah sebelum UUPA
• Pendaftaran Tanah :
1. rechts kadaster / legal cadastre
2. fiskaal kadaster / fiscal cadastre
Rechts kadaster/Legal Kadaster:
Tujuan :
1. Pemilik tanah dg mudah akan dapat membuktikan
h.a.t yang dikuasai dan dimilikinya, karena mereka
diberikan Surat Tanda Bukti Hak oleh Pemerintah.
2. Mereka yg memerlukan keterangan ttg tanah dapat
dg mudah memperoleh keterangan2 ttg tanah yg
akan diperolehnya. Karena keterangan2 tsb disimpan
di Kantor Penyelenggaran Pendaftaran Tanah (KPPT)
yg bersifat Terbuka untuk Umum.
Fiskaal Kadaster / Fiscal Cadastre:
• Untuk tanah2 Adat ada kegiatan PT yg
menyelenggarakan Pemerintah, namun tujuan
bukan utk kepentingan rakyat (pemberian
jaminan kepastian hk kepemilikan tnh)
melainkan utk keperluan Negara sebagai
dasar utk keperluan pemungutan pajak.
• Kegiatan ini disebut Fiskaal Kadaster/Fiscal
cadastre
• Sebelum PP 10 Th 1961 ada 3 macam
pemungutan pajak tanah (Fiscal cadastre) :
1. untuk tanah2 Barat : Verponding Eropa
2. untuk tanah2 HM Adat yg berada di dalam
kota praja (Gemeente) : Verponding
Indonesia
3. untuk tanah2 HM Adat yg berada di luar wil
kota praja :Pajak Bumi/Landrente.
• Dasar penentu :
1. Obyek Pajak : status tanah (tnh Barat/tnh
Adat;
2. Wajib Pajak : pemegang hak/pemilik tanah
• Biarpun yg menguasai tanah meminta utk
dipungut pajak, tapi kalau tanahnya bukan
tanah Barat/tanah Adat, maka tidak akan
dikenakan pajak Verponding/Landrente.
• Pengenaan pajak dilakukan dg penerbitan Srt
Pengenaan Pjk a/n pemlk tnh, yg dikalangan
rakyat dikenal dg sebutan petuk pajak, girik,
pipil,dll
• Krn pajak dikenakan pd yg memiiki tnh, shg
petuk pajak yg fungsinya sbg Srt PengenaanPjk
dan tanda pembyran pajak tnhnya dikalangan
rakyat dianggap dan diperlakukan sbg “tanda
bukti pemilikan tanah ybs”
• Pengenaan & penerimaan pembayaran pajak
oleh Pemerintahpun oleh rakyat diartikan sbg
pengakuan hak pembayar pajak atas tanah
ybs oleh Pem.
• Jika ada gangguan pembayar pajak
mengharapkan memperoleh perlindungan dr
Pem.
• Sehub dg sikap dan anggapan di atas org blm
merasa aman, selama petuk pajak tnh yg
dibelinya blm diganti dg yg baru ats namanya
• kepemilikan tanah yg dikenal dg Petuk pajak
oleh Pengadilan tdk diterima sebagai tanda
bukti tanah yg dikenakan pajak.
• Tus Ma, tgl 10 Feb 1960 No.34/K/Sip 1960:
“Surat pp bumi bkn merpkn suatu bukti
mutlak, bahwa sawah sengketa adl milik org
yg namanya tercantum dlm pp tsb,akan ttpi
pp itu hanyamerupakan suatu tanda siapakah
yg harus membayar pajak dari suatu sawah
tersebut”
• PP sekarang ini oleh BPN berfungsi sebagai
petunjuk yg kuat dalam penegasan konversi
untuk pendaftaran tanah yg pertamakali
bahwa:
1. tanahnya adl HM Adat
2. si pemilik tanah adalh yg tercantm dlm pp
tsb adl pembayar pajak tnh ybs
Setelah UUPA ? (tgl 24 Sept 1960)
• Unifikasi Hukum Agraria : tidak ada lagi tanah
Barat dan tanah Adat, karena dilakukan
Konversi (perubahan secara yuridis dr tanah
lama ) menjadi hak atas tanah dlm UUPA)
• Sejak Tahun 1961 (keluar PP 10 Th 1961 ttg PT),
ke 3 jenis Pajak tanah tsb diganti dengan
pungutan Pajak Bumi yaitu : IPEDA dan
kemudian diganti lagi dg UU No. 12 Tahun 1985
disebut dg PBB
• Dlm pemungutan PBB status tanah dan hubungan hk
wajib pajak dengan tanahnya yg menjadi obyek pajak
tidak merupakan faktor penentu pengenaan pajak
• Subyek pajak : orang / BH yg secara nyata
memperoleh manfaat atas bumi dan/bangunan
• Yang membayar PBB diterbitkan SPPT (Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang)
• SPPT sebagai Tanda Pembayaran/pelunasan pajak
PBB bukan merupakan bukti kepemilikan tanah.
Bagaimana kedudukan hk dr
IPEDA?
• Sbg Surat Pengenaan Pajak (Petuk) TDK DPT
dipakai sebagaipetunjuk bahwa pemegang
petuk IPEDA/SPPT PBB sebagai wajib pajak
mempunyai hak atas tanah.
• Krn ocupan illegal bisa menjadi pemegang
petuk IPEDA/ SPPT PBB
Pendaftaran Tanah ?
• Teori :
I. Pendaftaran Tanah Menurut UUPA
II. Pendaftaran Tanah Sebelum UUPA
III.Sistem Pendaftaran Tanah
IV.Sistem / Stelsel Publikasi Pendaftaran
Tanah
V. Sertipikat Hak Atas tanah
• Praktek :
I. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
II. PPAT
III.Analisis Kasus Pendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanah ?
• Adalah rangkaian kegiatan yg dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun,
termasuk pemberian sertipikat sebagai surat tanda
bukti haknya bagi bidang2 tanah yg sudah ada haknya
dan HM atas Sarusun serta hak tertentu yang
membebaninya.
Unsur-unsur :
1. Kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah.
proses yg merupakan kewajiban pemerintah
(d.h.i. BPN c.q Kantor Pertanahan Kab/Kota)