Anda di halaman 1dari 40

Kiki Deniati, S.Kep., Ners, M.

Kep
Eritrosit
• Eritrosit adalah sel darah merah yang
mengandung hemoglobin yang berfungsi
mengikat oksigen untuk didistribusikan
keseluruh tubuh dan tugas ahir menyerap CO2
dan ion hidrogen yang akan dibawa keparu-
paru.
• Jumlah eritrosit pada org dewasa berkisar
11,5 sd 15 gram.
Lanjutan...

 Sel darah merah


mengandung
hemoglobin yang
memungkinkan mereka
mengangkut oksigen
dari paru – paru dan
mengantarkannya ke
seluruh bagian tubuh.
Definisi
 Anemia adalah keadaan dimana eritrosit yang
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
 Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah)
adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa
oksigen) dalam sel darah merah berada
dibawah normal.
Batasan Anemia

 Laki-laki dewasa: Hb < 13 gr/dl


 Perempuan dewasa tidak hamil: Hb < 12 gr/dl
 Perempuan Hamil : Hb < 11 gr/dl
 Anak usia 6-14 tahun: Hb < 12 gr/dl
 Anak usia 6 bulan – 6 tahun: Hb < 11 gr/dl
Derajad Anemia

 Ringan sekali : Hb 10gr/dl – 13 gr/dl


 Ringan : Hb 8 gr/dl – 9,9 gr/dl
 Sedang : Hb 6 gr/dl – 7,9 gr/dl
 Barat : Hb < 6 gr/dl
Macam-macam
Anemia

 Anemia Aplastik
 Anemia defesiensi besi
 Anemia megaloblastik
 Anemia Hematolitik
Etiologi Anemia

  yang sering diderita adalah kekurangan zat


gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit
yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat.
 Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam
kondisi seperti:
 perdarahan,
 kelainan genetik,
 penyakit kronik,
 keracunan obat, dan sebagainya.
Manifestasi Klinis Anemia

 Sistem  Sistem syaraf:


kardiovaskuler:  Pusing
 lesu dan cepat lelah  Telinga berdenging
 Takikardi dan sesak saat  Mata berkunang-
beraktivitas kunang
 Angina pectoris  Kelemahan otot
 Gagal jantung  Lesu
 rasa dingin pada
area ekstremitas

 Sistem urogenital : Gangguan haid


 Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa,
elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan halus
Patofisiologi

• Kekurangan nutrisi kegagalan sum-sum


tulang belakang memproduksi darah merah/
kehilangan sel darah merah berlebihan HB
menurun kapasitas angkut O2
menurunanoksia organ targetpada
cardiovaskuler akan meningkatkan curah
jantung pada sistem syaraf akan terjadi
redestribusi aliran darah dan pada organ
urogenital akan terjadi penurunan tekanan O2
vena.
Pemeriksaan penunjang

 Tes penyaring meliputi: kadar Hb, indek eritrosit


dan apusan darah tepi.
 Pemeriksaan LED, hitung deferensial dan hitung
retikulosit
 Pemerikasan sum-sum tulang belakang
 Analisis darah sesuai dengan jenis anemia.
 Pemeriksaan tambahan exs: biopsi dll.
Anemia Aplastik
• Anemia aplastik adalah anemia normokromik
yg disebabkan oleh disfungsi sum-sum tulang
sehingga sel darah yang mati tidak diganti
• Anemia aplastik anemia yg disertai dgn
pensitopenia (pengurangan signifikan leukosit)
pada darah tepi yg disebabkan oleh kelainan
pada sumsum- tulang belakang.
Etiologi
1. Faktor genetik
2. Obat-0batan dan bahan kimia ( pemberian
dosis lebih koramfenikol)
3. Infeksi
4. Iradiasi bisa menyebabkan pensitopenia.
5. Kelainan imunologis
6. Idiopatik  tidak diketahui penyebab secara
jelas.
Patofisiologi anemia Aplastik
• Sel induk mengalami kerusakan
• Pansitopenia
• Eritrosit Leukosit Trombosit
• Sindrom anemia Mudah terinfeksi perdarahan

(Febris, ulkus mulut, sepsis) (kulit dan organ lain)


Gejala Klinis
• Tanda-tanda infeksi dpt berupa ulserasi mulut
atau tenggorokan, febris dan sepsis.
• Perdarahan 
– Paling sering timbul dikulit berupa ptekie dan
ekimosis.
– Perdarahan dimukosa berupa epistaksis, gusi
berdarah, hematomisis dan melena.
Pemeriksaan Diagnostik
• Sel darah
• Laju endap darah
• Faal hemostatik
• Sumsum tulang
Penatalaksanaan
• Terapi kausal menghilangkan agen penyebab.
• Terapi suportif misal terapi pencegahan infeksi
dgn higyene mulut dll
• Terapi untuk memperbaiki sum-sum tulang
belakang pemberian obat untuk merangsang
fungsi sum-sum tulang exs: anabolik steroid.
• Terapi definitif  merupakan terapi yg dapat
memberikan kesembuhan jangka panjang, exs
transplantasi sumsum tulang belakang.
Anemia Defesiensi Besi
• Anemia yang terjadi akibat kosongnya
cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan
besi untuk eritropoesis berkurang dan pada
ahirnya pembentukan hemoglobin berkurang.
Etiologi
1. Secara umum penyebab dr anemia ini adalah
rendahnya masukan besi, gangguan absorbsi
serta kehilangan besi akibat perdarahan
menahun, seperti:
– Saluran cerna: tukak lambung, ca colon, hemoroid,
infeksi cacing.
– Vagina : menoragi
– Saluran kemih : hematuria
– Sliran nafas : hemapto
Lanjutan...
2. Faktor nutrisi akibat kekurangan zat besi dlm
makanan exs: makanan yg tinggi serat, rendah vit C dan
rendah daging.
3. Kebuthan besi meningkat : pada masa
pertumbuhan anak.
4. Gangguan absorbsi besi : gastrektomi dan
kolelitis kronis.
Patofisiologi
• Perdarahan menahun mengakibatkan
kehilangan besi sehingga cadangan kosong yg
disebut iron depleted state.
• Apabila kekurangan berlangsung lama maka
akan menganggu bentuk eritrosit yg disebut
dgn iron deficient erythropoesis selanjutnya
akan timbul anemia hipokromik yg disebut
sebagai iron deficiency anemia.
Manifestasi klinis....
• Gejala umum: lemah, lesu, cepat lelah, mata
berkunang-kunang dan telinga berdenging.
• Gejala khas:
– Koilokria kaku kuduk, kuku menjadi rapuh
bergaris dan cekung seperti sendok.
– Atropi papila lidah permukaan lidah menjadi
licin dan mengkilap
– Disfagia nyeri menelan krn kerusakan epitel
hipofaring
– Atropi mukosa gaster.
Pemeriksaan Lab
• Kadar Hb dan indeks eritrosit menurun
• Kadar serum besi menurun (< 50mg/dl)
• Kadar serum feritin menurun hingga 60 Ug/dl
• Protoporfirin eritrosit meningkat > 100 Ug/dl
• Sumsum tulang menunjukkan hiperplasia
normoblastik dgn normoblast kecil-kecil
dominan.
Penatalaksanaan
• Terapi kausalterapi untuk
mengatasi penyebab anemia
• Diet  makan tinggi protein
hewani
• Transfusi darah.
Anemia Megaloblastik
• Anemia yg khas yg ditandai oleh adanya sel
megaloblast dalam sum-sum tulang.
• Sel megaloblast adalah sel prekursor eritrosit
dgn bentuk sel yg besar disertai adanya kes.
Yaitu maturasi sitoplasma normal tetapi inti
besar dgn susunan kromoson yg longgar.
Etiologi
• Defisiensi Vitamin B12
• Defisiensi asam folat
• Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam
folat
• Gangguan sintesis DNA yg merupakan akibat
dari defisiensi enzin kongenital
Klasifikasi
• Anemia karena defesiensi B12
– Pendertita yg tidak makan ikan, telur, susu, daging
– Adanya malabsorbsi akibat kelainan pada organ
seperti lambung dan usus.
• Anemia karena asam folat
– Disebabkan krn makanan yg kurang gizi asam folat
– Malabsorbsi karena penyakit usus
– Kebutuhan yg meningkat karena kehamilan atau
laktasi.
Patofisiologi
• Defisiensi asam folat dan B12 gangguan sintesis
DNAgangguan maturasi inti sel pd eritroblast
membuat maturasi inti sel lebih lambat sel
menjadi lebih besar karena pembelahan sel lebih
lambat kromatin lebih longgar sel megaloblast
dan berfungsi tidak normal so dihancurkan saat
masih dlm sum-sum tulangeritropoesist inefektif
dan masa hidup eritrosit lebih pendek.
• Asam folat berfungsi pembentukan DNA inti sel
• Vit B12 berfungsi pembentukan mielin.
Gejala Klinis
• Anemia karena eritropoesis yg in efektif
• Ikterus ringan akibat pemecahan globin
• Stomatitis
• Purpura trombositopenia
• Pada defesiensi B12 dijumpai gejala seperti :
– Neuropati perifer: mati rasa
– Kerusakan kolumna posterior : Gangguan posisi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Untuk kekurangan Vit B12:
– Anamnesis makanan
– Test absorbsi B12
– Endoskopi saluran makanan bagian atas
• Untuk kekurangan asam folat:
– Anamnesis makanan
– Test malabsorbsi
– Biopsi jejnum
PENATALAKSANAAN
• Terapi suportif bila ada hipoksia
• Therapi untuk defesiensi B12 dgn pemberian
vitamin B12 sebanyak 100-1.000Ug/hr selama
seminggu
• Therapi asam folat 1-5 mg/hr per oral selama
4 bulan.
Anemia Hemolitik
• Anemia yg disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu
pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum
waktunya.
• Klasifikasi
– Anemia Hemolitik krn faktor dlm eritrosit
– Anemia Hemolitik krn faktor di luar eritrosit
• Etiologi
– Anemia sel sabit
– Malaria
– Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
– Reaksi tranfusi
Anemia Sel Sabit

• Merupakan suatu gangguan resesif otonom yg


disebabkan oleh pewarisan dua salinan gen Hb
defektif satu buah dari masing-masing org tua.
• Etiologi
– Stress fisik, demam dan trauma
Patofisiologi
• Defek pd molekul Hb, (sedangkan Hb
mengandung dua rantai alfa dan dua rantai
beta) cacat pd Hb diberi nama HbS HbS
menjadi kaku dan berbentuk seperti bulan
sabit karena terpajan dgn O2 berkadar
rendahsel darah merah kehilangan
kemampuan untuk berubah bentuk saat
melewati pembuluh yg sempitaliran darah
ke jaringan sekitar tersumbat.
Gambaran Klinis
• Terdapat tanda-tanda
sistematik anemia
• Nyeri hebat akibat sumbatan
vaskuler pd serangan-
serangan penyakit
• Demam
• Pembesaran pd cardio,
disritmia, dan gagal jantung
pd anemia berat
• Infeksi bakteri berulang
• Splenomegali karena limpa
membersihkan sel-sel yg
mati.
Pemeriksaan
• Terjadi penurunan hematokrit, Hb dan hitung
sel darah merah
• Pemeriksaan prenatal mengidentifikasi adanya
status homozigot pada janin.
Penatalaksanaan
• Antibiotik profilaktif untuk mencegah infeksi
• Suplemen asam folat
• Bila terjadi krisis sel sabit maka rehidrasi
• Menghindarkan kegiatan yang membutuhkan
banyak oksigen
• Transfusi sel darah merah.
Komplikasi
• Infeksi
• Hipoksia
• Iskemia
• Stroke
• Gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai