Anda di halaman 1dari 22

METODOLOGI

PENELITIAN

Oleh :
Prof. Dr. Yeyen Maryani Msi.
Prodi Pascasarjana
Teknik Kimia – U tirta
SILABUS
1) Pengertian Penelitian
2) Jenis-jenis Penelitian
3) Tujuan Penelitian
4) Persiapan penelitian
5) Pemilihan topik dan masalah penelitian
6) Pembahasan topik
7) Penentuan judul
8) Perancangan percobaan
9) Pengupulan dan pengolahan data
10)Sistematika pelaporan dan penulisan hasil
penelitian
1. PENGERTIAN PENELITIAN

Apa itu penelitian, apakah :

 pengumpulan data atau informasi,


 studi pustaka,
 kajian dokumentasi,
 penulisan makalah,
 perubahan kecil pada suatu produk dll.

Sering dikonotasikan dengan bekerja secara


eksklusif menyendiri di laboratorium, di
perpustakaan, dan lepas dari kehidupan sehari-hari.
Penelitian (riset) :

 adalah proses yang sistematis  merupakan proses kritis untuk


meliputi pengumpulan dan mengajukan pertanyaan dan
analisis informasi (data) dalam berupaya untuk menjawab
rangka meningkatkan pertanyaan tentang fakta
dunia (Dane, 1990).
pengertian kita tentang
fenomena yang kita minati
atau menjadi perhatian kita
(Leedy ,1997).
2. JENIS/RAGAM PENELITIAN

 Ragam penelitian menurut Bidang Ilmu


 Ragam penelitian menurut Pembentukan Ilmu
 Ragam penelitian menurut Bentuk Data
 Ragam penelitian menurut Paradigma Keilmuan
 Ragam penelitian menurut Strategi
 Ragam penelitian menurut Lain-lain
Penelitian kualitatif

Adalah penelitian tentang riset yang bersifat


deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna
lebih ditonjolkan.

Penelitian kuantitatif :

Adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap


bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam.
1. Proses Penelitian Kualitatif

Pengkatagorikan data serta


Pengorganisasian
penentuan tema dan pola
data (Reduksi)
(Pengelompokan)

Pengujian terhadap kecurigaan Pemberian Makna


dan temuan awal penelitian (Eksplanation
dengan data yang tersedia alternatif data)

Penguatan Penulisan Laporan


(pemeriksaan) (Kesimpulan yang
temuan penelitian kokoh)

Tugas 1 : Mencari Contoh penelitian Kualitatif dan


mebuat proses penelitiannya.
Tugas 2 : Mencari Contoh penelitian Kuantitatif dan
mebuat proses penelitiannya.
3. TUJUAN PENELITIAN

 eksplorasi (exploration)
 deskripsi (description)
 prediksi (prediction)
 eksplanasi (explanation)
 aksi (action).
Eksplorasi
Untuk menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan),
yang berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu
fenomena ada atau tidak ( “ Apakah X ada/terjadi?”.
Contoh : Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kcenderungan
duduk di bagian depan kelas atau tidak?

Deskripsi
Berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya.
Contoh : Ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas
daripada laki-laki, maka lebih lanjut dirinci rinci: duduk di
muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran?
tingkat kemenarikan guru yang mengajar? atau ukuran kelas?
Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek, pada waktu data
dikumpulkan.
Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X)
dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y).
Contoh : Dalam menerima mahasiswa baru, digunakan skor minimal
tertentu—yang artinya dengan skor tersebut, kemungkinan
besar mahasiswa berhasil dalam studinya .

Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua
fenomena atau lebih.
Contoh : “mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat
kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya.

Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas
dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak
sesuatu.
Contoh : Diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah
lebih dingin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC. Dalam
eksperimen tindakan dibuat berbagai alat bantu dan ternyata ada
satu yang paling dapat diterima.
4. PERSIAPAN PENELITIAN

1. Menyusun Rancangan Penelitian


2. Memilih Lapangan
3. Mengurus Perizinan
4. Menjajaki dan menilai keadaan
5. Memilih dan memanfaatkan Informan
6. Menyiapkan Istrumen Penelitian
7. Memperhatikan Etika dalam Penelitian
Gambar 1. Contoh Alur PTK
secara Umum
5. PEMILIHAN TOPIK DAN
PERMASALAHAN PENELITIAN
a. Cara Penemuan permasalahan
 Cara-cara formal
 Cara-cara informal
 Pengecekan hasil

b. Perumusan permasalahan
 Bentuk rumusan permasalahan
 Karakteristik rincian permasalahan
 Contoh rumusan permasalahan

c. Keterkaitan antara rumusan permasalahan


dengan hipotesis dan temuan penelitian
Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan

Rekomendasi suatu riset : Biasanya, suatu laporan penelitian pada


ban terakhir memuat kesimpulan dan saran.

Analogi : Mengambil” pengetahuan dari bidang ilmu lain dan


menerapkannya ke bidang yang diteliti.

Renovasi : Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen


yang tidak cocok lagi dari suatu teori.
Dialektik : Peneliti mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori
yang merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang
sudah ada.
Ekstrapolasi : Membuat tren (trend) suatu teori atau tren
permasalahan yang dihadapi.

Morfologi : Mengkaji kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang


terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit, kompleks.
Dekomposisi : Penjabaran (pemerincian) suatu pemasalahan ke
dalam komponen-komponennya.
Agregasi : mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa
penelitian dan “mengumpulkannya” untuk membentuk suatu
permasalah yang lebih rumit, kompleks.
Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

Konjektur (naluriah). Permasalahan dapat


ditemukan secara konjektur (naluriah),
tanpa dasar-dasar yang jelas.
Fenomenologi. Permasalahan baru dapat
ditemukan berkaitan dengan fenomena
(kejadian, perkembangan) yang dapat
diamati
Konsensus. Misal, terdapat konsensus bahwa
kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia, tapi
kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu
ditanggulangi (misal hal ini merupakan konsensus
nasional).

Pengalaman. Pengalaman kegagalan akan


mendorong dicetuskannya permasalahan untuk
menemukan penyebab kegagalan tersebut
Pengecekan Hasil Untuk Penemuan
Permasalahan

Permasalahan yang telah ditemukan selalu perlu


dicek apakah permasalahan tersebut dapat (patut)
untuk diteliti (researchable).
Pengecekan ini, biasanya, didasarkan pada tiga hal:
(i) faedah,
(ii) lingkup,
(iii) kedalaman.

Permasalahan yang belum merupakan permasalahan


penelitian yaitu:
i. yang bersifat hanya pengumpulan informasi
ii. yang jawabnya ya atau tidak;
iii. pembandingan dua set data tanpa intepretasi;
iv. pengukuran koefisien korelasi antara dua set data.
Bentuk Rumusan Permasalahan
 Bentuk satu pertanyaan (question) Contoh :
“Seberapa pengaruh tingkat penghasilan pada perubahan fisik rumah
perumahan KPR?”

 Bentuk Pernyataan, Contoh :


“Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pengaruh
tingkat penghasilan pada perubahan fisik rumah perumahan KPR.”

 Bentuk satu penyataan (statement) disusul oleh beberapa


pertanyaan (question), Contoh :
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil desain seorang arsitek
dan seberapa pengaruh tiap-tiap faktor? Lebih spesifik lagi,
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:
Apakah sekian faktor yang mempengaruhi hasil desain seorang arsitek
secara umum di Amerika Serikat terjadi pula di Indonesia?

 Bentuk hipotesis; dan


bentuk pernyataan umum disusul oleh beberapa hipotesis.

(Tugas 3. Membuat contoh Permasalahan dalam bentuk Hipotesis ).


Karakteristik Rincian Permasalahan

 Setiap rincian permasalahan haruslah merupakan satuan yang


dapat diteliti (a researchable unit ).

 Setiap rincian terkait dengan interpretasi data.

 Semua rincian permasalahan perlu terintegrasi menjadi satu


kesatuan permasalahan yang lebih besar (sistemik).

 Rincian yang penting saja yang diteliti (tidak perlu semua rincian
permasalahan diteliti).

 Hindari rincian permasalahan yang pengatasannya tidak realistik.


Keterkaitan antara Rumusan Permasalahan
dengan Hipotesis dan Temuan Penelitian
 Bila penelitian telah selesai dilakukan, maka dalam laporan penelitian
perlu ditunjukkan “benang merah” (keterkaitan yang jelas) antara
rumusan permasalahan dengan hipotesis (sebagai “jawaban” sementara
terhadap permasalahan penelitian).

 Rincian dalam permasalahan perlu berkaitan langsung dengan rincian


dalam hipotesis, dalam arti, suatu rincian dalam hipotesis menjawab
suatu rincian dalam permasalahan.

 Demikian pula, perlu diperlihatkan keterkaitan tiap rincian dalam temuan


(sebagai jawaban nyata terhadap permasalahan) dengan tiap rincian
dalam rumusan permasalahan.

 Baik permasalahan, hipotesis dan temuan—sebagai upaya


pengembangan atau pengujian teori—berkaitan secara substantif dengan
tinjauan pustaka.

 Kaitan substantif diartikan sebagai hubungan “isi”, tidak perlu dalam


bentuk keterkaitan antar rincian.

Anda mungkin juga menyukai