Anda di halaman 1dari 19

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK

ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea


indica Less) SERTA UJI KESTABILAN
FISIK.

PROPOSAL
Oleh:
Viska Meidy Anggreni
201705053

S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2019
Latar Belakang Penelitian
Penggunaan bahan-bahan alam sebagai obat digunakan
secara turun temurun dan sangat menguntungkan bagi
(Agoes, 2010).
masyarakat Indonesia karena bahan bakunya mudah di
dapat dan dapat diramu sendiri
Daun beluntas (Pluchea indica Less) salah satu tanaman
(Susetyarini, 2007). tradisional yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Daun beluntas mengandung alkaloid, tanin, natrium,
minyak atsiri, kalsium, flavonoid, magnesium, fosfor dan
asam kolinergik
Kosmetik berbahan dasar alam telah banyak diminati
(Mali dkk., 2015). oleh masyarakat. Formulasi herbal telah menarik
perhatian karena memiliki khasiat yang baik serta minim
efek samping dibandingkan obat sintetik

Adanya kemungkinan reaksi negatif pada kulit karena


(Singh dkk., 2011). campuran senyawa kimia menyebabkan konsumen beralih
ke produk kosmetik herbal
Apakah formulasi sediaan krim
ekstrak etanol daun Beluntas
memenuhi mutu fisik sediaan
yang mampu menghasilkan
fase homogen?

Rumusan Masalah
Apakah karakteristik sediaan
krim ekstrak etanol daun
Beluntas sudah memenuhi
kriteria sediaan krim?
TUJUAN
Untuk mengetahui formulasi sediaan krim
ekstrak etanol daun Beluntas memenuhi
Tujuan umum mutu fisik sediaan yang mampu
menghasilkan fase homogen.

Untuk mengetahui karakteristik sediaan


krim ekstrak etanol daun Beluntas sudah
Tujuan khusus memenuhi kriteria sediaan krim.
MANFAAT
Menambah ilmu pengetahuan tentang
bagaimana formulasi dan karakteristik fisik
Bagi penelitian
sediaan krim dari daun beluntas serta uji
stabilitas fisik dan dapat dijadikan referensi
bagi penelitian selanjutnya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi


Bagi Institusi manfaat dan menambah informasi tentang
formulasi dan karakteristik fisik sediaan krim dari
daun beluntas serta uji stabilitas fisik.
TINJAUAN PUSTAKA
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang
Krim mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar (Anonim, 1979). Krim ada dua tipe
yakni krim tipe M/A dan tipe A/M.

Beluntas merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi


Daun Beluntas
sebagai antioksidan karena mengandung berbagai macam
(Pluchea indica L.)
senyawa fitokimia diantaranya yaitu flavonoid, saponin,
fenol hidrokuinon, dan sterol.

Senyawa bioaktif tersebut dapat diperoleh dengan proses


Ekstraksi ekstraksi. Metode ekstraksi terdiri dari berbagai macam,
salah satunya adalah metode ekstraksi dengan cara
maserasi.
KERANGKA TEORI
Uji pH
Daun Beluntas

Viskositas

Ekstrak Daun
Sediaan Krim
Beluntas
Fase Pemisah

Karakteristik Daun Bau dan Warna


Beluntas
1. Uji organoleptis
2. pH
Uji Iritasi
KERANGKA KONSEP
Variabel Bebas Variabel Terikat
uji organoleptis

pH
Daun Beluntas

Stabilitas Fisik Krim Viskositas

Formulasi Krim
Homogenitas

Fase Pemisah

iritasi
Krim ekstrak daun beluntas dengan formulasi
TEA dan Surfaktan dengan tertentu bisa
memenuhi mutu fisik sediaan yang mampu
menghasilkan homogen.

HIPOTESIS
Krim ekstrak daun beluntas dengan formula TEA
dan Surfaktan memenuhi karaterisasi parameter
fisik dan stabilitas sediaan.
Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu Sediaan krim.

Sampel Sampel dalam penelitian ini yaitu krim yang


mengandung Ekstrak daun Beluntas.
Dikumpulkan daun beluntas yang akan
digunakan

sortasi untuk dipisahkan dari kotoran-


kotoran atau bahan-bahan asing

Pembuatan Simplisia daun


beluntas

Dicuci dengan air mengalir

Dirajang tipis tipis

Dikeringkan tidak di bawah cahaya


matahari langsung
Ditimbang simplisia daun beluntas kurang lebih sebanyak 700 gram

dimaserasi dengan etanol 96%, volume pelarut etanol harus melebihi batas simplisia
(±2 cm dari permukaan simplisia).

Tutup wadah maserasi dengan alumunium foil dan diaduk dengan stirer selama 3 jam,
lakukan maserasi selama 24 jam
Pembuatan ekstrak
daun beluntas saring dengan kertas saring untuk memisahkan filtrat (1) dengan residu. Proses
maserasi dilakukan berulang dengan 2 kali penggantian pelarut pada residu hasil
penyaringan

Digabungkan filtrate hasil maserasi (1 & 2) digabungkan diuapkan pelarutnya


(evaporasi) menggunakan Rotary Evaporator,

diperoleh ekstrak kental daun Beluntas (Pluchea indica (L.)Less)

diuapkan di atas Waterbath hingga volume konstan ekstrak kental daun Beluntas
FORMULASI
NO Nama Bahan Jumlah yang digunakan dalam satuan % b/v keterangan

I II II Formula
kontrol

1 Ekstrak etanol daun beluntas 8,5 8,5 8,5 - Zat aktif


(Pluchea indica L.)

2 Asam stearat 12 12 12 12 Pembentuk massa


3 Triethanolamin 0,24 0,36 0,48 3 pengelmusi
4 Setil alkohol 2 2 2 2 pengelmusi
5 Asam benzoat 0,2 0,2 0,2 0,2 pengawet
6 Natrium benzoat 0,2 0,2 0,2 0,2 pengawet

7 gliserin 8 8 8 8 pelembab
8 Aqua destilata Ad 100a Ad 100 Ad 100 Ad 100 pembawa
PEMBUATAN KRIM
Dilebur asam stearat ,setil alkohol, dan asam
benzoate pada suhu 70°-80°C, aduk hingga
homogen

Pembuatan formula kontrol

Dilebur triethanolamin, gliserin, dan aquadest pada


suhu 70°-80°C

Dicampurkan ad homogen sampai membentuk


massa krim.
asam stearat setil alkohol, dan asam benzoat dilebur
pada suhu 70°-80°C, aduk hingga homogen

TEA, gliserin, dan aquadest dilebur pada suhu 70°-80°C

Pembuatan Formula I, II, dan


III

Dicampurkan semua bahan yang sudah dilebur ad


homogen

Ditambahkan ekstrak etanol daun beluntas ad


homogeny sampai membentuk massa krim
STABILITAS FISIK KRIM
ukuran resistensi zat cair untuk mengalir, semakin besar ukuran
viskositas
resistensinya maka semakin besar pula viskositasnya.

Sebaiknya pH disesuaikan dengan pH kulit, yaitu sekitar 4,5 – 6,5


pH karena jika pH terlalu besar maka dapat menyebabkan kulit
menjadi bersisik, sedangkan apabila terlalu asam maka akan terjadi
iritasi kulit
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada
Homogenitas saat proses pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan
dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur
secara homogen.

Pemisahan Fase Untuk mengevaluasi kestabilan emulsi dengan cara sentrifugasi.


Uji organoleptik lakukan dengan menggunakan panca indra
Bau dan Warna atau secara visual. Komponen yang dievaluasi meliputi bau,
warna, tekstur sediaan, dan konsistensi

Pengujian iritasi terhadap kulit manusia bertujuan untuk


mengetahui efek dari formula krim apakah komposisi di
Iritasi dalam nya aman untuk digunakan dan tidak menimbulkan
gejala iritasi.
ANALISIS DATA
Pada tahapan analisis ini dilakukan uji normalitas data
Uji normalitas dan untuk melihat normalitas sebaran data, menggunakan
Homogenitas uji Saphiro Wilk, karena jumlah sampelnya kecil (<50)
dan homogenitas data digunakan uji T tidak
berpasangan p>0,05.

Uji statistik merupakan analisis untuk menguji


Uji Statistik hipotesis. Uji beda yang dilakukan bila data
berdistribusi normal adalah uji One Way Anova.

Anda mungkin juga menyukai