Anda di halaman 1dari 37

KOMBINASI

BISNIS
Kelompok 4:
Bagus Salam Azizi
Bellia Nanda P
Christine Desideria Jahi
Nurchita Arliza
INVESTASI DALAM
PERUSAHAAN ASOSIASI
Perusahaan asosiasi adalah
perusahaan yang investornya
mempunyai pengaruh yang signifikan
dan bukan merupakan anak
perusahaan maupun joint venture dari
investornya.
(sumber: PSAK 15, 2009)
Metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana
investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan
dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan
pascaperolehan dalam bagian investor atas aset neto
investee.
 Ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian
laba/rugi investee setelah tanggal perolehan
 Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee
diakui sebagai pendapatan komprehensif dan
kenaikan investasi pada pembukaan investor
(Sumber: PSAK 15)

PENGAKUAN
PENGARUH SIGNIFIKAN
Pengaruh signifikan adalah Indikasi pengaruh signifikan :
kekuasaan untuk berpartisipasi  Hak suara investe > 20%, maka
dalam keputusan kebijakan
investor dianggap mempunyai
keuangan dan operasional suatu
pengaruh signifikan, kecuali dapat
aktivitas ekonomi, tetapi tidak
dibuktikan dengan jelas bahwa
mengendalikan atas kebijakan
entitas tidak memiliki pengaruh
tersebut
signifikan.
 Hak suara investe < 20%, maka
investor dianggap tidak
mempunyai pengaruh signifikan.

(Sumber: PSAK 15, 2009)


• Laporan keuangan perusahaan asosiasi dan ventura bersama
yang tersedia digunakan oleh investor untuk penerapan
metode ekuitas
• Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, maka penyesuaian
dilakukan terhadap transaksi dan peristiwa yang signifikan
yang terjadi antara laporan investee dan investor. Perbedaan
tidak boleh lebih 3 bulan.
• Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi an peristiwa
dalam keadaan serupa

(sumber PSAK 15, 2009)

LAPORAN KEUANGAN INVESTEE


• Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau
melebihi kepemilikannya, maka investor menghentikan pengakuan
bagiannya/dilaporkan nihil
• Kerugian dicadangkan dan kewajiban diakui apabila invstor memiliki
kewajiban konstruktif atau hukum untuk melakukan pembayaran
kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya
• Jika entitas selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan
apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas
kerugian yang belum diakui

INVESTEE Sumber: PSAK 15

MERUGI
IDENTIFIKASI KOMBINASI
BISNIS
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain
dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas
satu atau lebih bisnis.
Entitas menentukan apakah suatu transaksi atau peristiwa
lain merupakan kombinasi bisnis dengan menerapkan
definisi dalam pernyataan ini yang mensyaratkan bahwa
aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih
merupakan suatu bisnis.

(sumber:PSAK 22, 2010)


KOMBINASI BISNIS
Tujuan untuk meningkatkan relevansi, keandalan dan
daya banding dari informasi yang disampaikan entitas
pelapor dalam laporan keuangannya mengenai kombinasi
bisnis dan dampaknya.
 Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya.
 Mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dari
kombinasi bisnis.
 Menentukan jenis informasi yang diungkapkan.

(sumber:PSAK 22, 2010)


RUANG LINGKUP
Pembentukan ventura bersama

Akuisisi aset atau kelompok aset


yang bukan merupakan suatu
bisnis

Kombinasi bisnis atau entitas


sepengendali (B01-B04)
METODE AKUISISI

Pengakuan dan
pengukuran aset
teridentifikasi,
Identifikasi pihak Penentuan tanggal
liabilitas yang
pengakuisisi akuisisi
diambil-alih dan
kepentingan non-
pengendali
PRINSIP PENGAKUAN
 (10) Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui secara
terpisah dari goodwill, aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas
yang diambil-alih dan kepentingan non-pengendali pihak yang
diakuisisi.
 (15) Pada tanggal akuisis, pihak pengakuisisi mengklasifikasikan
aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas ang diambil-alih
sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK.
 Dua pengecualian dalam paragraf 15,yaitu:
1. Klasifikasi suatu kontrak sewa sebagai sewa operasi
2. Klasifikasi suatu kontrak sebagai kontrak asuransi

(sumber:PSAK 22, 2010)


PRINSIP PENGUKURAN
 Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabiliatas yang
diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi
 Pengencualian dari prinsip pengakuan
 liabilitas kontijensi (PSAK 57)
 Pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran
 Pajak penghasilan (PSAK 46)
 Imbalan kerja (PSAK 24)
 Aset indemnifikasi (nilai yang dijamin)
 Pengecualian dari prinsip pengukuran
 Hak yang diperoleh kembali (B35-36)
 Penghargaan pembayaran berbasis saham (PSAK 53)
 Aset dimiliki untuk dijual (PSAK 58)

(sumber:PSAK 22, 2010)


PENGAKUAN DAN PENGUKURAN GOODWILL DARI PEMBELIAN DENGAN DISKON

Pembelian diskon Imbalan yang dialihkan

 Jika jumlah b melebihi jumlah a, maka  Diukur dengan nilai wajar yang
pihak pengakuisisi mengakui dihitung sebagai hasil penjumlahan
keuntungannya yang dihasilkan dalam dari nilai wajar tanggal akuisisi atas
laporan laba rugi pada tanggal akuisisi seluruh aset yang dialihkan oleh
 Terjadi karena pembelian terpaksa atau pihak pengakuisisi
karena pengecualian  Imbalan yang dialihkan mungkin
 Sebelum diakui, pihak pengakuisisian termasuk aset/liabilitas dari pihak
pengakuisisi yang memiliki nilai
menilai kembali apakah telah
tercatat yang berbeda dari nilai
diidentifikasi dengan tepat seluruh aset
yang diperoleh dan liabilitas yang wajarnya.
dialihkan serta aset/kewajiban lain.

(sumber:PSAK 22, 2010)


IMBALAN KONTIJENSI
 Imbalan kontijensi timbul karena kesepakatan
 Mengakui imbalan kontijensi pada nilai wajar pada
tanggal akuisisi
 Diklasifikasikan sebagai liabilitas atau ekuitas
berdasarkan definisi instrumen ekuitas (PSAK 50)
 Pengakuisisi mengklasifikasikan hak atas imbal hasil
yang dari imbalan yang dialihkan sebelumnya
sebagai aset jika memenuhi kondisi tertentu (58)

(sumber:PSAK 22, 2010)


PERIODE PENGUKURAN
 Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan, maka pihak
pihak pengakuisisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang proses
akuntansinya belum selesai
 Pihak pengakuisisi menyesuaikan secara restrospektif jumlah sementara yang diakui
pada tanggal akuisisi untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang
fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan berdampak pada pengukuran
yang diakui.
 Pihak pengakuisisi mengakui aset/liabilitas tambahan jika informasi baru diperoleh
mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi
 Periode pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakuisisian menerima informasi
yang dicari tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi atau
mempelajari bahwa informasi lebih tidak dapat diperoleh
 Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi

(sumber:PSAK 22, 2010)


AKUNTANSI DAN PENGUKURAN
SETELAH PENGAKUAN AWAL
Liabilitas kontijensi yang diakui
Hak yang diperoleh kembali
pada tanggal akuisisi
 Diakui sebagai aset tidak  Diakui selama sebelum
berwujudu dan diamortisasi kadaluwarsa atau dibatalkan
selama sisa periode kontraktual sebesar nilai yang lebih tinggi
yang mendasari kontrak tersebut dari
 Nilai tercatat sebagai dasar untuk  Jumlah yang seharusnya diakui
menentukan keuntungan dan menurut PSAK 57
kerugian jika dijual.  Jumlah yang pada awalnya diakui
dikurangi dengan akumulasi
amortisasi (PSAK 23)
(sumber:PSAK 22, 2010)
AKUNTANSI DAN PENGUKURAN
SETELAH PENGAKUAN AWAL
Asset indemtification Imbalan kontijensi

 Mengukur aset indemntification yang  Ekuitas tidak diukur kembali dan


diakui dengan dasar yang sama dengan penyelesaian nya diperhitungkan dalam
liabilitas atau aset yang dijamin, tunduk ekuitas
kepada setiap pembatasan kontraktual  Instrumen keuangan (PSAK 55) diukur
atas jumlahnya dengan nilai wajar
 Untuk aset indemntification yang setelah  Tidak termasuk instrumen keuangan
pengakuan awalnya tidak diukur pada (PSAK 57)
nilai wajarnya, subyek dari nilai
penilaian manajemen tentang
kolektibilitas aset indemntification.
 Pihak pengakuisisi menghentikan
pengakuan ketika pihak pengakuisisi
mengambil aset, menjualnya atau (sumber:PSAK 22, 2010)
kehilangan hak atasnya
PENGUNGKAPAN
 Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari kombinasi yang terjadi
 Selama periode pelaporan berjalan
 Setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan

(sumber:PSAK 22, 2010)


KOMBINASI BISNIS ENTITAS SEPENGENDALI
ADALAH KOMBINASI
BISNIS YANG SEMUA ENTITAS ATAU BISNIS
YANG BERGABUNG, PADA AKHIRNYA
DIKENDALIKAN OLEH PIHAK YANG SAMA
(BAIK SEBELUM MAUPUN SESUDAH
KOMBINASI BISNIS) DAN PENGENDALIANNYA
TIDAK BERSIFAT SEMENTARA.

PENGERTIAN

PSAK 38 TAHUN
SIFAT TRANSAKSI KOMBINASI
BISNIS ENTITAS SEPENGENDALI
1. Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan
dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha
yang sama.
2. Transaksi pembelian saham atau aset neto milik pemegang saham nonpengendali merupakan
transaksi yang mencakup perusahaan substansi ekonomi kepemilikan dari pemegang saham
nonpengendali ke pemegang saham pengendali.
3. Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui
pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.
4. Entitas yang menerima bisnis, dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali, mengakui selisih
antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi
bisnis entitas sepengendali di ekuitas dan menyajikannnya dalam pas tambahan modal disetor.
5. Kebijakan akuntansi yang seragam diterapkan pada entitas yang berkombinasi tersebut.
6. Entitas yang melepas bisnis dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali, mengakui selisih
antara imbalan yang diterima dan jumlah tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan
menyajikanya dalam pos tambahan modal disetor.
7. Untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali yang melibatkan pertukaran dalam bentuk saham
biasa, jumlah saham biasa yang digunakan sebagai dasar penghitungan laba per saham
adalah jumlah gabungan rata-rata tertimbang dari saham yang beredar setelah teradinya
kombinasi bisnis entitas sepengendali tersebut.

PSAK 38 TAHUN
PENGUNGKAPAN

PSAK 38 TAHUN 2014


LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian (PSAK 65,2015)
 Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
 Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh PERSYARATA
pengendalian atas investee dan berakhir ketika investor kehilangan
pengendalian atas investee. N
 Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik
AKUNTANSI
entitas induk

Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka


entitas induk:
a. menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari
laporan posisi keuangan konsolidasian
b. mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya
mencatat sisa investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau
kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK lain yang relevan.
Nilai wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan
awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada
saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura
bersama
PSAK 65 TAHUN 2013
c. mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya
LAPORAN KEUANGAN
TERSENDIRI
• Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang
disajikan oleh entitas induk (yaitu investor yang memiliki
pengendalian atas entitas anak) entitas, dimana entitas tersebut
dapat memilih untuk, sebagaimana yang dipersyaratkan oleh
Pernyataan ini, yang mencatat investasinya pada entitas anak,
entitas asosiasi dan ventura bersama berdasarkan pada biaya
perolehan.
• Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai
informasi tambahan dalam laporan konsolidasian.
• Laporan keuangan tersendiri minimal terdiri dari laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
PSAK 4 TAHUN
2015
PENYUSUNAN
Ketika entitas induk menyusun laporan keuangan LAPORAN
tersendiri, maka entitas induk tersebut mencatat KEUANGAN
investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan
entitas asosiasi pada: TERSENDIRI
 biaya perolehan;
 sesuaidengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran.
 menggunakan metode ekuitas

Ketika entitas induk berhenti menjadi entitas investasi,


maka entitas induk tersebut mencatat perubahan dari
tanggal ketika perubahan status tersebut terjad

PSAK 4 TAHUN 2015


DISHARMONY IN INTERNATIONAL
ACCOUNTING STANDARDS
SETTING:
THE CHINESE APPROACH TO
ACCOUNTING FOR BUSINESS
COMBINATIONS
C. Richard Baker, Yuri Biondic and Qiusheng Zhangd
ACCOUNTING FOR BUSINESS
COMBINATION IN CHINA
• Background

• The Chinese standard on accounting for


business combinations

• The reorganization of the TCL Group


BACKGROUND
 The rapid rate of economic development in China has prompted significant
changes in accounting standards setting (see Ezzamel et al., 2007; Biondi
and Zhang, 2007).
 These changes have been affected by:
 reorganizations among state enterprises
 expansion of private business activities
 a more welcoming attitude towards foreign investment and international
business relationships (Xu and Uddin, 2008).
THE CHINESE STANDARD ON ACCOUNTING
FOR BUSINESS COMBINATIONS
 CASC 20 was one of the standards included in the accounting reform of 2006 (see
Ernst and Young, 2006 for an English summary).
 CASC 20 set forth the allowable methods of accounting for business combinations. It
defines a business combination as “the bringing together of separate entities into
one reporting entity”. Two methods of accounting are permitted depending on a
determination of the extent of common control:
 For business combinations involving entities under common control, the pooling of
interests method must be applied;
 For business combinations involving entities not under common control, the
purchase method must be applied.
THE CHINESE STANDARD ON
ACCOUNTING FOR BUSINESS
COMBINATIONS
Some interpretive guidance was provided with this definition:
(1) The party which can carry out the ultimate control over the combining enterprises
before and after the combination is usually the mother company of an enterprise
group;
(2) The parties which can carry out the ultimate control over the combining enterprises
before and after the combination are usually two, or more than two, legal persons or
other organizations which demonstrate the same viewpoint or position when voting
on the invested entities’ productive and operational activities. In effecting the
combination, these legal persons may intend to enlarge their voting shares in the
invested enterprises, or strengthen the control status of certain investors over the
invested enterprises, according to an existing agreement among investors;
(3) The combining enterprises have been controlled by the ultimate controller for more
than 1 year before the date of combination, and the reporting entity after the
combination will be controlled by the same ultimate controller for more than 1 year.
THE REORGANIZATION OF THE TCL GROUP
 State-owned enterprises in China are often controlled by a state agency (xingzheng
zhuguan bumen), colloquially known as a ‘mother company’ (mu gongsi). “Each
state-owned entity typically owes a subsidiary’s duty of loyalty to a number of
administrative units” (Ruskola, 2002, p. 1693).
 The case of TCL Enterprise is illustrative of the Chinese political economic context.
TCL Enterprise was a Chinese electronics manufacturer headquartered in Huizhou
of Guangdong Province, southern China.
 The pooling of interests method was used to account for the TCL Group
reorganization.
 The consolidated net income of TCL Group was reported to be 570.57 million RMB.
 If the acquistion method had been applied to the TCL Group there would have been
a significant negative impact on the consolidated financial statements. the political
economic context of business combinations reflects a transfer of assets “from one
pocket to another pocket” (Pan, 2002).
DISCUSSION FROM A POLITICAL
ECONOMIC PERSPECTIVE
 The Chinese approach to accounting standards setting since the 1980s has
been directed towards fostering the creation of viable business enterprises
which are capable of participating in a global economy. These firms provide
the economic production, employment, and foreign currency revenues that
facilitate economic development. Ezzamel et al. (2007) demonstrated how
the Chinese moved from Maoism to Dengism, thus necessitating a change
from a Soviet accounting system to a more western oriented system.
 The decision of the Chinese authorities may also have been based on a
different view of the fundamental objective of financial reporting.
DISCUSSION FROM THE PERSPECTIVE
OF ACCOUNTING THEORY
 The IASB understanding of business combinations, as an acquisition in
which the consideration paid is based on an arm’s length bargaining
process between unrelated partieslike that of the FASB, derives from an
acquisition model that presumes a capital market transaction among
unrelated parties at a fair market price
 the CASC also recognizes the existence of mergers, in which there is no
arm’s length bargaining between unrelated parties, hey concluded that
there should be no revaluation of assets and liabilities and no recognition of
goodwill
 The Chinese perspective, a business combination may and generally does
involve a continuity of business interests and activities. Many business
combinations – in China and elsewhere – are reorganizations among related
entities, rather than capital market transactions
 In conclusion, business combinations are complex and significant events which
need to be accounted for. To reconcile accounting for business combinations,
and thus avoid disharmony in international accounting standards setting, a
new approach to accounting for business combinations appears to be needed
DISCUSSION AND
CONCLUSION
This paper has addressed two aspects of disharmony in
international accounting standards setting :
 The first aspect relates to the political economic context of the
standards setting process
 The second aspect of disharmony relates to the role played by
differential understandings of the fundamental
objective of financial reporting
The Chinese standards setters created an approach to business
combinations which differs from IFRS, thereby challenging the
IASB’s supremacy as well as the goal of achieving international
convergence of accounting standards through the fair value
accounting model.
The paper has demonstrated how accounting standards are not
simply neutral with respect to financial events but actively shape
certain frameworks of meaning. They have argued that accounting
standards are shaped by their political economic context because
the consequences of accounting methods can produce different
kinds of behavior and privilege certain stakeholders over others
(Hopwood, 1983). Accounting numbers are used not only for
investor and creditor decision making in capital markets, but also
for many legal, social and economic purposes and activities. In this
way, accounting standards setting is an integral part of the
institutional framework of economy and society; and this is
illustrated by the Chinese case of accounting for business
combinations

Anda mungkin juga menyukai