Anda di halaman 1dari 12

Pondasi Dalam

(Perancangan Pondasi Tiang &


Penyelidikan Tanah)
Nurina Yasin, ST., MT.
Pendahuluan
1. Fungsi pondasi tiang

2. Klasifikasi pondasi tiang

3. Persyaratan pondasi tiang

4. Penyelidikan tanah

5. Pengetahuan tentang kondisi lapangan

6. Prosedur perancangan pondasi tiang

7. Aspek terkait pada pelaksanaan pondasi tiang


Fungsi Pondasi Tiang
1. Untuk memikul beban-beban dari struktur atas

2. Untuk menahan gaya angkat (uplift force) pada pondasi atau dok di bawah muka air.

3. Untuk memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran, tiang ini kemudian ditarik lagi.

4. Untuk mengurangi penurunan

5. Untuk memperkaku tanah di bawah pondasi mesin, mengurangi amplitudo getaran, dan frekuensi alamiah dari
system.

6. Untuk memberikan tambahan factor keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dikhawatirkan mengalami
erosi.

7. Untuk menahan longsoran atau sebagai soldier piles.


Klasifikasi Pondasi Tiang
Berdasarkan metode intsalasinya, pondasi tiang pada umumnya dapat diklasifikasikan atas:

1. Tiang pancang

sebuah tiang yang dipancang ke dalam tanah sampai kedalaman yang cukup untuk menimbulkan tahanan
gesek pada selimutnya atau tahanan ujungnya disebut pondasi tiang pancang. Pemancangan tiang dapat
dilakukan dengan memukul kepala tiang dengan palu atau getaran atau dengan penekanan secara hidrolis.

2. Tiang Bor

sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara penggalian sebuah lubang bor yang kemudian diisi dengan
material beton dengan memberikan penulangan terlebih dahulu.
Persyaratan Pondasi Tiang
1. Beban yang diterima oleh pondasi tidak nelebihi daya dukung tanah untuk menjamin keamanan
bangunan.

2. Pembatasan penurunan yang terjadi pada bangunan pada nilai yang dapat diterima (tidak
merusak struktur).

3. Pengendalian atau pencegahan efek dari pelaksanaan konstruksi pondasi atau galian atau
pekerjaan pondasi yang lain untuk membatasi pergerakan bangunan atau struktur lain
disekitarnya.
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dilakukan untuk menentukan pilihan jenis pondasi, daya dukungnya, dan untuk
menentukan metode konstruksi yang efisien. Tujuan langsung penyelidikan tanah adalah untuk
menentukan stratigrafi atau pelapisan tanah, menentukan sifat-sifat fisis dan teknis tanah,
khususnya kuat geser dan sifat kemampatannya. Secara umum tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Memberikan pandangan tentang kelayakan suatu lokasi untuk proyek dari aspek kondisi tanah.

2. Menentukan karakteristik tanah dan kemungkinan perilakunya akibat pembebanan, menafsirkan


data tersebut dan digunakan untuk merekomendasikan perancangan, metode konstruksi dan cara
pengamatan.
Pengetahuan Tentang Kondisi Lapangan
Pengetahuan tentang kondisi lapangan sangat diperlukan untuk memilih dan melaksanakan pondasi
tiang. Pengamatan mengenai kondisi lapangan meliputi pengamatan visual di lapangan dan di daerah
sekitarnya dan pengetahuan mengenai konstruksi pondasi tiang di dekat lokasi proyek. Pengamatan
di lapangan dapat memberikan informasi mengenai adanya hambatan (struktur lain di daerah
tersebut). Jalan akses masuk ke proyek juga menjadi bahan pertimbangan. Aspek penting di
antaranya lebar sempitnya jalan masuk, lokasi utilitas umum, topografi, ketersediaan air, dan
kemungkinan alat-alat masuk ke dalam lokasi.
Prosedur Perancangan Pondasi Tiang
1. Menentukan profil dan karakteristik teknis tanah
Penentuan stratifikasi atau perlapisan tanah, penggambaran profil pada air dan batas-batas Atterberg, menentukan kuat geser undrained
dari uji triaxial UU dan uji geser baling (vaneshear) dan menggambarkan hasil uji lapangan (in-situ test), bila mungkin. Muka air tanah
juga perlu ditetapkan. Pada lapis tanah yang kompresibel, perlu dilakukan uji konsolidasi, dan pada tanah yang expansif perlu
digambarkan profil potensi pengembangan. Bila terdapat beberapa pemboran dan uji sondir, gambarkan penampang potongan melalui
titik-titik uji tersebut. Penggambaran penampangan melintang melalui beberapa titik bor akan lebih memudahkan untuk mengevaluasi
kondisi tanah dalam arah potongan tersebut. Dalam hal tertentu, bila uji laboratorium tidak dilakukan, profil tanah dari uji sondir atau
nilai nspp dapat ditampilkan.

2. Penentuan kedalaman pondasi


Tentukan lapisan pendukung yang cukup baik dan dapat memikul beban berdasarkan profil tanah di lapangan. Bila terdapat lapisan
kompresibel dibawahnya, pondasi dapat diperdalam atau perkiraan penurunan perlu dilakukan. Bila lapisan tanah keras tidak didapatkan
hingga kedalaman tertentu, tiang dapat dirancang sebagai tiang tahanan gesek.
Prosedur Perancangan Pondasi Tiang
3. Penentuan jenis dan dimensi tiang.
Tentukan jenis dan dimensi pondasi tiang, baik tiang pancang atau tiang bor atau pondasi khusus berdasarkan
pertimbangan beberapa factor: daya dukung aksial dan lateral, ketersediaan peralatan, pengalaman konstruksi di lokasi
proyek, pertimbangan lingkungan (suara, getaran, jalan akses, dan lain-lain), ekonomi (biaya).

4. Perancangan pondasi tiang.


Prosedur perancangan pondasi tiang yaitu penentuan daya dukung ujung tiang, daya dukung gesekan selimut dan daya
dukung lateral. Masalah yang cukup kritis dengan perancangan adalah menentukan parameter tanah yang tepat.
Prosedur Perancangan Pondasi Tiang
5. Penentuan komposisi tiang.
Pada beban-beban yang kecil, kemugkinan beban dipikul oleh tiang tunggal sedangkan pada beban aksial dari momen
yang besar, kelompok tiang dirancang dalam sebuah pile cap.

6. Pengaruh konstruksi pada bangunan di sekitar proyek.


Pengaruh penggalian untuk pile cap maupun basement pada kestabilan tanah di sekitar proyek dan pengaruh vibrasi
akibat pemancangan harus diperhitungkan. Perlu juga dilakukan evaluasi perubahan daya dukung pondasi dari bangunan
di sekitar proyek dari perubahan muka air tanah akibat konstruksi pondasi.
Aspek Terkait pada Pelaksanaan Pondasi
Tiang
1. Persyaratan secara hukum.

a. Proteksi bangunan sekitar proyek

b. Pengawasan pekerjaan.

c. Keselamatan Umum

2. Prosedur konstruksi dan permasalahan

a. Urutan konstruksi sesuai dokumen

b. Stabilitas terhadap galian.

c. Pengaruh pemancangan tiang.

d. Pengaruh timbunan atau stock piles terhadap bangunan yang telah ada

e. Pengaruh dewatering.

f. Penyembulan (heaving)

g. Adanya utilitas dalam bangunan


Semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai