Epilepsi
Epilepsi
KELOMPOK 8:
DEFINISI
Epilepsi merupakan kejadian kejang yang terjadi berulang (kekambuhan) yang
disebabkan oleh aktivitas neuron yang berlebih didalam korteks serebral dan
ditandai dengan perubahan aktivitas listrik seperti yang diukur dengan elktro-
ensefalogram (EEG)
KLASIFIKASI EPILEPSI
1. Kejang parsial (kejang dimulai secara lokal)
a. Sederhana (tanpa gangguan kesadaran)
b. Kompleks (dengan gangguan kesadaran)
2. Kejang umum (secara bilateral simetris dan tanpa onset lokal)
a. Abscense/ petit mal
b. Myoclonic
c. Tonik
d. Clonic
e. Tonik-klonik/ grand mal
f. Atonik
g. Kejang infantil
3. Kejang yang tidak terklasifikasi
4. Status epileptikus
Etiologi Epilepsi
Terjadi karena sekelompok kortikal neuron yang abnormal. Segala sesuatu yang mengganggu stabilitas neuron dapat
memicu hyperexcitability dan kejang
Pasien dengan keterbelakangan mental, cerebral palsy, cedera kepala, atau stroke dapat meningkatkan
risiko untuk kejang dan epilepsi.
Pada orangtua, onset kejang berhubungan dgn cedera saraf yg disebabkan oleh stroke, gangguan
neurodegeneratif (alzheimer’s disease)
Berlebihan tidur, kurang tidur, stimuli indrawi, stres emosional, dan perubahan hormonal yg terjadi sekitar
waktu haid, pubertas, kehamilan dikaitkan dgn peningkatan frekuensi kejang
Etiologi Epilepsi
PATOFISIOLOGI
Eksitasi yang berlebihan, akibat penghambatan yang tidak teratur pada neuron
korteks
Rangsangan yang berlebih menyebar secara local (serangan fokal) maupun
secara luas (serangan umum)
Ketidakseimbangan bisa tejadi karena neurotransmitter utama yaitu :
◦ Neurotransmitter eksitasi : glutamate, aspartate
◦ Neurotransmitter Inhibisi : GABA (gamma amino butyric acid),dopamine
◦ Neuromodulator : asetilkolin, norepinephrine, dan serotonin
Lanjutan Patofisiologi
Ada beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan sinkronisasi
hipereksitabilitas
1. perubahan dalam distribusi, jumlah, tipe, dan sifat biofisik saluran ion di
membran neuron;
2. modifikasi biokimia reseptor;
3. modulasi sistem perpesanan kedua dan ekspresi gen;
4. perubahan konsentrasi ion ekstraselular;
5. perubahan serapan dan metabolisme neurotransmiter pada sel glial; Dan
6. modifikasi pada rasio dan fungsi penghambatan
Faktor Resiko
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. usia kurang dari 18 bulan
3. Temperatur tubuh saat kejang. Makin rendah temperatur saat kejang
makin sering berulang
4. lamanya demam.
Lanjutan.
Adapun faktor risiko terjadinya epilepsi di kemudian hari adalah
Adanya gangguan perkembangan neurologis
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi dalam keluarga
Lamanya demam (IDAI,2009)
Manifestasi Klinik
Pada sebagian kasus tenaga kesehatan tidak menyaksikan langsung
terjadinya seizure (kejang). Banyak pasien tidak menyadari terjadinya
seizure.
Oleh karena itu, memperoleh riwayat yang memadai dan deskripsi
kejadian seizure dari pihak ketiga sangatlah penting.
Manifestasi klinik
Non-Farmakologi
vagus nerve stimulation (VNS), Farmakologi
menghindari faktor pemicu
Obat Antiepilepsi
1. Barbiturates (Phenobarbital, Primidone)
2. Benzodiazepines (diazepam, clobazam)
3. Hydantoin (Phenytoin)
4. Succinimide ( Ethosuximide )
5. Lain- ( Carbamazepine, Ezogabine, Valproic acid )
Mekanisme kerja
Sebagian besar meliputi efek pada kanal ion (natrium &
kalsium), penghambatan neurotranmisi (GABA),
Perangsangan neurotransmisi (glutamat, aspartat)
Berdasarkan mekanisme Kerja
Mekanisme Contoh obat Efek samping Interaksi obat Penyebab
Kerja interaksi
Sodium Channel Carbamazepine Penglihatan felbamate , Menurunkan
Blockers kabur, Pusing, fenitoin, kadar
mengantuk, phenobarbital, bamazepine.
lemah lesu, mual eritromisin Menaikan kadar
cbz