Dalam desain , tujuan umumnya adalah agar produk dan komponen dapat
bertahan terhadap beban ini tanpa terjadi perubahan yang signifikan di
geometry.
2. True stress–strain
Poin pertama lebih penting bagi desain, dan yang kedua lebih penting bagi
manufaktur.
Engineering stress dapat dihitung :
F
A0
F = beban yg diberikan tegak lurus luas penampang ( N )
A0 = luas penampang sebelum dibebani ( m2)
li lo l
lo lo
lo = panjang awal
li = panjang akhir
Kurva engineering stress-strain
Terdapat dua daerah pada kurva yaitu daerah elastis dan plastis.
Pada daerah elastis, perubahan geometri akibat beban dapat kembali ke bentuk
awal jika beban dihilangkan.
Perubahan ini dapat dirumuskan :
σ =єE
E = modulus elastisiatas (MPa)
Rumus di atas disebut hukum Hooke
Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan dari benda.
Semakin besar nilainya semakin kaku benda tersebut.
Pada daerah plastis, perubahan geometri akibat beban berdampak permanen
Daerah perbatasan antara elastis dan plastis, titik Y, disebut yield strenght.
Titik TS adalah tempat beban maksimum sebelum necking terjadi. Titik ini disebut
tensile stress.
Necking adalah pembentukan deformasi terkonsentrasi pada bagian tengah
spesimen
Seberapa banyak regangan yang dapat ditahan oleh material sebelum putus
/hancur juga merupakan data penting bagi proses manufaktur.
Ukuran regangan ini disebut ductility / keliatan, dapat dihitung dengan rumus :
l f lo
% EL 100
lo
Ao A f
% RA 100
Ao
Material yang mengalami deformasi plastis sangat sedikit atau tidak sama sekali
pada saat fracture disebut brittle ( rapuh ).
Salah satu besaran lain yang penting bagi proses manufaktur adalah true stress dan
strain.
True stress dapat dihitung sbb :
F
T
Ai
T K Tn
Persamaan ini disebut kurva aliran, dan memberikan sebuah estimasi yang baik
terhadap perilaku logam dalam daerah plastis, termasuk kapasitas logam untuk
strain hardening.
Konstanta K disebut koefisien strenght (Mpa)
Parameter n disebut eksponen strain hardening dan merupakan kemiringan dari
grafik di atas.
Nilai n yg besar meyatakan material dapat diberikan beban tarikan yg besar
sebelum pembentukan necking terjadi
Tipe hubungan antara stress-strain
Banyak informasi mengenai perilaku elastis-plastis diberikan oleh kurva true
stress-strain
Sperti yg telah dijelaskan hokum hooke mengatur perilaku logam pada daerah
elastis, sementara kurva aliran menentukan perilaku di daerah plastis
Terdapat tiga bentuk dasar dari hubungan stress-strain yg menggambarkan
perilaku hamper semua material padat
1. Elastis Sempurna
Perilaku dari material ini didefinisikan seluruhnya oleh kekakuannya,
diindikasikan umumnya oleh modulus elastisitas yg tinggi
Material ini akan hancur daripada mengikuti aliran plastis
Material getas seperti keramik, kebanyakan baja cor dan polimer
thermosetting memiliki kurva stress-strain yg masuk ke dalam kategori ini
Material ini tidak tepat untuk digunakan dlm operasi pembentukan
Grafik elastis sempurna
2. Elastis dan plastis sempurna
Material ini memiliki kekakuan yg ditentukan oleh E
Ketika yield strength Y dicapai, material terdeformasi secara plastis pada
tingkat stress yg sama
Kurva aliran akan memiliki K = Y dan n = 0.
Logam berprilaku seperti ini ketika telah dipanaskan pada temperature tinggi
sehigga terjadi rekristalisasi daripada strain hardening pd saat deformasi
Timbal memiliki perilaku ini pada temperature ruang karena temperature
ruang di atas titik rekristalisai untuk timbal
Kurva elastis dan plastis sempurna
3. Elastis dan strain hardening
Material ini mematuhi hokum hooke pada daerah elastis
Mulai mengalir pd yield strength Y
Deformasi lanjutan membutuhkan beban yg ters meningkat, yg ditunjukkan
pd kurva aliran dg K lebih besar dari Y dan n lebih besar dari nol
Kebanyakan logam liat berprilaku seperti ini ketika dilakukan cold worked
Grafik Elastis dan strain hardening
Sifat Tensile
Resilience
Adalah kapasitas sebuah bahan untuk menyerap energi ketika benda tsb
terdeformasi secara elastis, dan kemudian ketika beban dilepaskan bisa
merekover energinya.
Disimbolkan Ur modulus of resilliance
1 1 y y2
Ur y y y
2 2 E 2E
Material yang resiliance adalah material yang memiliki yield strength yang
tinggi dan modulus elastisitas yang rendah
Sifat Tensile
Resilience
y
Ur d
0
Sifat Tensile
Toughness / keuletan
Adalah kemampuan setiap material untk menyerap energi sampai hancur
(fracture)
Untuk situasi statis ( tingkat strain rendah), toughness adalah area dibawah
kurva stress-strain sampai kepada titik fracture.
Sifat Tensile
Pada beban tekanan yang terjadi adalah kebalikan dari beban tarik, luas
penampang (A) menjadi lebih besar dan benda menjadi lebih pendek .
Beban Kompresi /Tekanan
Tes untuk material rapuh/getas
Tes ini dilakukan untuk material yang rapuh terutama keramik.
Tes untuk material rapuh/getas
Nilai strenght yang dihasilkan dari tes ini disebut transverse rupture strength
dengan satuan MPa.
G
Dimana G adalah modulus elastisitas shear (MPa)
Untuk kebanyakan material G = 0.4E , dimana E adalah modulus elastisitas
konvensional
Hardness
Hardness adalah ukuran dari resitansi material terhadap deformasi plastis yang
terlokalisasi.
Teknik pengukuran kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan sebuah
indenter/penekan kecil.
Alat ini ditekan ke dalam permukaan material yang dites dalam kondisi beban dan
waktu terkontrol
Berbagai macam tes hardness dan tipe indenter
.
Prinsip dasar tes hardness tidak jauh berbeda satu dengan yg lainnya
yang berbeda adalah metoda pengukuran dan bentuk indenter.
Untuk logam tes rockwell dan brinell dapat digunakan sementara tes
knoop dan vickers digunakan untuk keramik
Hardness
Rockwell Hardness Test
Tes tipe ini sangat umum digunakan untuk mengukur hardness, karena sederhana
dan tidak membutuhkan keahlian khusus.
Beberapa ukuran yang berbeda dapat digunakan dan kombinasi dari berbagai
bentuk indenter dan beban yang berbeda dapat digunakan untuk mengetes
berbagai macam material.
Pada sistem ini angka hardness ditentukan dengan perbedaan pada berbagai
macam kedalaman hasil dari beban ringan yang diikuti oleh beban berat.
Kedalaman dan ukuran dari bekas indenter diukur, yang kemudian dihubungkan
pada angka hardness
Jika didasarkan kepada besarnya beban ringan dan berat, maka tes rockwell terbagi
2:
Tes Rockwell; dengan beban ringan 10 kg, dan beban berat 60, 100 dan 150kg.
Tes Superficial Rockwell; dengan beban ringan 3 kg, dan beban berat 15, 30 , dan 45 kg.
(untuk spesimen tipis)
Perbedaan antara kedalaman pertama dan kedua (h) dijadikan acuan untuk perhitungan
rockwell hardnes number.
Grafik Tes Rockwell
Grafik Tes Rockwell
Perhitungan kedalaman dapat dirumuskan :
Untuk indenter berbentuk diamond sphericonical :
h
H r 100
0.002mm
h
H s 100
0.001mm
Ketika melakukan spesifikasi tes Rockwell angka hardness dan simbol skala harus
digunakan. Skala ini menggunakan simbol HR diikuti oleh indentifikasi skala.
Contoh :
80 HRB = Rockwell hardness pada 80 pada skala B
60 HR30W = superficial hardness 60 pada skala 30W
Hardness
Hardness
TS ( MPa ) 3.45 HB
TS ( psi ) 500 HB
Hardness
Variabilitas Sifat dan Faktor
Keselamatan Desain
Faktor Keamanan Desain
Akibat variasi dari data maka penyesuaian desain harus dilakukan.
Salah satu caranya adalah dengan mengaplikasikan design stress (σd)
Untuk beban yang statis dan ketika ductile material digunakan, σ d dapat dirumuskan :
d N c
Dimana N’ merupakan faktor desain dan σ c merupakan stress yang dihitung
Variabilitas Sifat dan Faktor
Keselamatan Desain
Nilai N’ lebih besar dari 1.
Sehingga material yang digunakan dipilih agar memiliki yield strength
minimum σd.
Selain itu juga terdapat safe stress σw atau working stress juga dapat digunakan.
y
w
N
Dimana N merupakan faktor keamanan dan σ y merupakan yield strength.
Variabilitas Sifat dan Faktor
Keselamatan Desain
Penggunaan design stress lebih disukai karena didasarkan kepada stress
maksimum yang diaplikaskan daripada yield strength material.
Pemilihan nilai N sangat penting. Nilai N berkisar antara 1.2 sampai 4
Pemilihan nilai N bergantung pada berbagai faktor, seperti ekonomis,
pengalaman, konsekuensi kegagalan, dst
SIFAT VOLUMETRIK
DAN PELELEHAN
Sifat Volumetrik dan pelelehan
Sifat sifat ini bergantung pada volume dari benda padat dan bagaimana
pengaruh suhu terhadap benda-benda tersebut.
Sifat-sifat ini adalah kerapatan (density), ekspansi panas, dan titik leleh.
Sifat-sifat ini untuk beberapa material dpt dilihat pd tabel berikut
.
Dimana :
a = karakteristik pelelehan baja bergantung pd komposisi
b = Melunak pd peningkatan temperature dan tidak memiliki titik leleh
yg pasti
c = terdegradasi secara kimiawi pd temperature tinggi
NA = tidak tersedia; nilai untuk material ini tidak dpt diperoleh
6.1 DENSITY / Kerapatan
Dalam ilmu teknik, kerapatan sebuah material adalah massanya per unit
volume
Memiliki symbol ρ dan satuannya adalah g/cm3 (lb/in3)
Kerapatan dari sebuah elemen ditentukan oleh nomor atom dan factor
lain, seperti jarak antar atom dan APF
Sebuah istilah specific gravity menyatakan kerapatan material relative
terhadap kerapatan air dan merupakan rasio tanpa satuan
Kerapatan adalah sifat yg cukup penting untuk dipertimbangkan dlm
pemilihan material untuk aplikasi tertentu
Kekuatan / strength juga penting, dan kedua sifat sering dihubungkan
dlm rasio kekuatan thd berat (strength to weight ratio), yg merupakan
tensile strength dari material dibagi dg kerapatannya
Rasio ini berguna dlm membandingkan material untuk penggunaan
structural dlm pesawat, mobil, dan produk lain dmn berat dan energy
adalah factor yg dipertimbangkan