Anda di halaman 1dari 20

GAGAL JANTUNG

KONGESTIF
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gagal jantung merupakan penyakit klinis yang disebabkan defek fungsional dan
struktural pada miokardium dan menyebabkan gangguan pengisian ventrikular atau
gangguan memompa darah. Beberapa mekanisme patogenis yang dapat
menyebabkan terjadinya gagal jantung adalah peningkatan hemodinamik yang
berlebihan, disfungsi yang berhubungan dengan iskemia, remodelling ventrikular,
stimulasi neuro-humoral berlebihan, proliferasi inadekuat matriks esktraselular,
peningkatan kejadian apoptosis, dan mutasi genetik. Gagal jantung merupakan
masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan morbiditas yang
tinggi di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia.
Gagal jantung tetap menjadi epidemi global dengan perkiraan prevalensi yang
meningkat > 37,7 juta orang secara global. Pada tahun 2011, di Amerika Serikat saja,
diperkirakan 5,7 juta orang hidup dengan gagal jantung dan 870.000 kasus baru
didiagnosis setiap tahun. Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda
dibanding Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan klinis yang lebih berat.
Tujuan
◦ Penulis dan pembaca diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Gagal
Jantung Kongestif.

◦ Penulis dan pembaca diharapkan dapat menerapkan teori-teori terhadap pasien


dengan Gagal Jantung Kongestif.

◦ Sebagai persyaratan dalam memenuhi Kepaniteraan Klinik Program Pendidikan


Profesi Dokter di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Manfaat
◦ Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan
pembaca terutama yang terlibat di bidang medis dan juga memberikan wawasan
kepada masyarakat umum agar lebih mengetahui dan memahami tentang Gagal
Jantung Kongestif.
BAB II
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
ANATOMI JANTUNG
DEFINISI
◦ Gagal jantung: sindrom klinis akibat abnormalitas struktur dan/atau fungsi jantung
yang diturunkan atau didapat, mengganggu kemampuan pompa jantung

◦ Gagal jantung kongestif: suatu kondisi patofisiologis dimana kelainan fungsi


jantung menyebabkan kegagalan memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan
jaringan atau hanya dapat memenuhi kebutuhan jaringan dengan meningkatkan
tekanan pengisian, disertai dengan gejala klinis berupa sesak, fatik baik dalam
keadaan istirahat atau latihan, edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung
dalam keadaan istirahat
EPIDEMIOLOGI
◦ 6,1 juta individu (2% dari jumlah populasi) dan 650.000 kasus baru terdiagnosa
setiap tahun di Amerika Serikat

◦ Di Indonesia 229.696 individu (0,13%)pada tahun 2013

◦ penderita terbanyak di Provinsi Jawa Timur: 54.826 individu (0,19%)

◦ Penderita paling sedikit di Maluku Utara :144 individu (0,02%)

◦ Di Sumatera Utara: 11.622 individu (0,13%)


ETIOLOGI
◦ Infeksi ◦ Aktivitas berlebihan, emosi atau konsumsi

◦ Aritmia garam berlebih

◦ Infark jantung ◦ Hipertensi

◦ Anemia ◦ Miokarditis

◦ Hipertiroid ◦ Virus

◦ Kehamilan ◦ Demam reuma

◦ Emboli paru ◦ Endokarditis infektif


FAKTOR PENCETUS
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Tanda
Tipikal Spesifik
Sesak napas Peningkatan tekanan vena
jugular
Ortopnea Refluks hepatojugular
Paroxismal nocturnal dyspnea S3 gallop
Toleransi aktivitas yang berkurang Apeks jantung bergeser ke
lateral
Cepat lelah Bising jantung
Bengkak di pergelangan kaki  
Kurang tipikal Kurang spesifik
Batuk malam hari Edema perifer
Mengi Krepitasi pulmonum
Berat badan bertambah >2kg per minggu Suara pekak di basal paru
pada perkusi
Berat badan turun (gagal jantung stadium Takikardi
lanjut)
Perasaan kembung/begah Nadi ireguler
Nafsu makan menurun Nafas cepat
Perasaan bingung, terutama pasien usia Hepatomegali
lanjut
Depresi Asites
Berdebar Kaheksia
Pingsan  
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kriteria Major Kriteria Minor
Paroksismal nokturnal dispnea Edema ekstremitas
Distensi vena leher Batuk malam hari
Ronkhi paru Dispnea d’effort
Kardiomegali Hepatomegali
Edema paru akut Efusi pleura
Gallop S3 Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
Peninggian tekanan vena jugularis Takikardia (>120 kali/menit)
Refluks hepatojugular  
RONTGEN THORAKS
◦Rontgen thoraks dapat berguna untuk mendiagnosis gagal
jantung.
◦Kongesti vena pulmonal, efusi pleura, dan kardiomegali adalah
tanda pada gagal jantung.
◦Rontgen thoraks juga dapat berguna untuk mengidentifikasi
penyakit non kardiak yang dapat menyerupai gejala gagal
jantung kronik, seperti pneumonia atau penyakit infeksi paru
lainnya.
ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
◦EKG berguna untuk mengidentifikasi penyebab atau faktor
presipitasi gagal jantung, seperti AF rapid atau iskemia miokard.,
dan kelainan struktural
◦EKG membantu untuk melihat irama jantung dan konduksi
elektrik.
Echocardiography
Evaluate
 Chamber dimension
 Valvular structure
 Ventricular function
 global & regional

 Pericardial pathology
TATALAKSANA
 Improve survival rate
 Relieve symptom &
signs
 Prevent hospital
admission
Goals of  Prevent of progression
 Prevent of
treatment complications
 Improve survival rate
 Improve quality of life
 Increase functional
capacity

Anda mungkin juga menyukai