Anda di halaman 1dari 28

Tugas Tahfidzul Qur’an

Q.S ‘ABASA ayat 1-20


Kelompok
1) Aliezsa Esthi Kusuma
2) Anggi Agusta
3) Anneke Despia
4) Isti Citra Nuraidha
5) Mutia Sasra Olga
6) Niken Ayuningtyas
7) RR Nurul Kamaril
‫مى (‪.)٢‬‬ ‫ع‬ ‫األ‬ ‫ه‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫ج‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫‪١‬‬ ‫ى‬‫َّ‬ ‫ول‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫)‪.‬‬ ‫(‬ ‫وت َ َ‬
‫س َ‬
‫عب َ َ‬
‫َ‬
‫َّ‬
‫و يَذَّك ُر‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫‪٣‬‬ ‫ى‬ ‫َّ‬ ‫ك‬ ‫ز‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫َّ‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫َ‬ ‫يك ل‬ ‫ر َ‬
‫ْ‬ ‫)‪.‬‬ ‫(‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ما يُدْ‬ ‫و َ‬ ‫َ‬
‫غنَى‬ ‫است َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ن ْ‬ ‫ِ‬ ‫م‬‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫أ‬ ‫)‪.‬‬ ‫‪٤‬‬ ‫(‬ ‫ى‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫ك‬ ‫ذ‬ ‫ال‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ف‬ ‫ْ‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫عليْك أال‬ ‫َ‬ ‫ما َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫(‪َ .)٥‬‬
‫و َ‬ ‫صدَّى (‪َ .)٦‬‬ ‫ه تَ َ‬ ‫تل ُ‬ ‫فأن ْ َ‬
‫عى (‪.)٨‬‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫س َ‬ ‫جاءَك ي َ ْ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫ما َ‬ ‫وأ َّ‬ ‫َ‬ ‫)‪.‬‬ ‫‪٧‬‬ ‫(‬ ‫ى‬ ‫ي َ َّزك‬
‫هى (‪)١٠‬‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْشى (‪َ .)٩‬‬ ‫و يَخ َ‬
‫ه تَل َّ‬ ‫عن ْ ُ‬
‫ت َ‬ ‫فأن ْ َ‬ ‫ه َ‬ ‫و ُ‬‫‪َ .‬‬
SURAH ABASA
Surah ini termasuk kelompok surah Makkiyah.
Ayatnya ada empat puluh dua dan diturunkan setelah
surah An Najm. Surah ini diturunkan sehubungan
dengan peristiwa seorang yang buta yang bernama
Abdullah bin Ummi Maktum anak paman Siti
Khadijah. Beliau termasuk di antara sahabat-sahabat
Muhajirin yang pertama memeluk Islam dan ketika
Nabi saw melaksanakan jihad dan meninggalkan kota
Madinah, beliau ini sering ditunjuk oleh Nabi saw
untuk menjadi sesepuh kota Madinah mengimami
salat dan juga sering melakukan azan seperti Bilal.
Peristiwa ini terjadi di Mekah yaitu ketika Nabi saw
sedang sibuk-sibuknya melaksanakan seruan dakwah
Islam kepada pembesar Quraisy. Beliau dengan
sungguh-sungguh mengajak mereka masuk Islam
dengan harapan bahwa jika mereka telah memeluk
agama Islam, niscaya akan membawa pengaruh besar
pada orang-orang bawahannya, karena di antara
pembesar Quraisy yang sedang dihadapi itu terdapat
'Utbah dan Syaibah dua putranya Rabi'ah, Abu Jahal
bin Hisyam, 'Abbas bin Abdul Mutalib, Umaiyah bin
Khalaf dan Al Walid bin Mugirah. Besar sekali
keinginan Nabi untuk mengislamkan mereka itu
karena melihat kedudukan dan pengaruh mereka
kepada orang-orang bawahannya.
Ketika beliau sedang sibuk menghadapi pembesar-
pembesar Quraisy itu tiba-tiba datanglah Abdullah bin
Ummi Maktum lalu menyela pembicaraan itu dengan
ucapannya: "Ya Rasulullah, coba bacakan dan ajarkan
kepadaku apa-apa yang telah diwahyukan oleh Allah
kepadamu". Ucapannya itu diulangi beberapa kali sedang
ia tidak mengetahui bahwa Nabi saw sedang sibuk
menghadapi pembesar-pembesar Quraisy itu. Nabi saw,
merasa kurang senang terhadap perbuatan Abdullah bin
Ummi Maktum itu yang seolah-olah menganggu beliau
dalam kelancaran tablignya, sehingga beliau
memperlihatkan muka masam dan berpaling dari padanya
 Lalu Allah SWT menyampaikan teguran kepada Nabi-
Nya yang bersikap demikian itu terhadap Abdullah bin
Ummi Maktum. Oleh karena bermuka masam dan
memalingkan muka dari orang buta itu bisa
menimbulkan perasaan tidak enak dalam hati orang-
orang fakir miskin, padahal Nabi saw diperintahkan oleh
Allah supaya bersikap ramah-tamah terhadap mereka.
Abdullah bin Ummi Maktum itu adalah seorang yang
bersih dan cerdas hatinya. Bila ia mendengarkan hikmah
ia dapat memeliharanya dan membersihkan diri dari
kebusukan kemusyrikan.
Adapun pembesar-pembesar Quraisy itu sebahagian
besar dari mereka adalah orang-orang yang kaya dan
angkuh dan tidak sepatutnya Nabi saw terlalu serius
menghadapi mereka untuk diislamkan karena tugas
Nabi saw hanya sekadar menyampaikan risalah dan
soal pemberian petunjuk itu semata-mata berada di
bawah kekuasaan Allah. Kekuatan manusia itu harus
dipandang dari segi kecerdasan pikirannya dan
keteguhan hatinya dan kesediaannya untuk menerima
dan melaksanakan kebenaran.
Adapun harta, Kedudukan dan pengaruh pimpinan
itu, semuanya adalah tidak tetap kadang-kadang ada,
kadang-kadang lenyap sehingga tidak dapat
diandalkan dan Nabi sendiri setelah turun ayat ini
selalu menghormati Abdullah bin Ummi Maktum dan
sering memuliakan kedudukannya dengan sabda Nabi
saw: "Selamat datang kepada orang yang menyebabkan
aku ditegur oleh Allah". Beliau sering bertanya:
Barangkali Abdullah bin Ummi Maktum mempunyai
keperluan apa saja beliau sanggup menunaikannya.
TAFSIR SURAH ABASA
)1( ‫سوَتَوَلَّى‬
َ َ ‫عَب‬
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
(QS. 80:1)
(2)‫مى‬ ‫ع‬ْ َ ‫َ ْأن َجاءَه اأْل‬
َ ُ
 Karena telah datang seorang buta kepadanya.(QS.
80:2)
(3)‫ز َّكى‬َّ ‫ه َ ي‬ ُ َّ ‫د ِري َك َ لعَل‬
ْ ‫ما ُ ي‬
َ ‫َو‬
 Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan
dirinya (dari dosa),(QS. 80:3)
(3) (Tahukah kamu) artinya, mengertikah kamu
(barangkali ia ingin membersihkan dirinya) dari dosa-
dosa setelah mendengar dari kamu; lafal Yazzakkaa
bentuk asalnya adalah Yatazakkaa, kemudian huruf Ta
diidgamkan kepada huruf Za sehingga jadilah
Yazzakkaa.
َْ ‫ه الذِّك‬
(4)‫رى‬ ‫ع‬‫ف‬َ ‫ن‬‫ت‬‫ف‬ َ ‫ر‬ َّ ‫ك‬َّ ‫ذ‬‫ي‬ ‫و‬َ ‫أ‬ 
ُ َ َْ ُ َ ْ
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu
pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?(QS.
80:4)
(4) (Atau dia ingin mendapatkan pelajaran) lafal
Yadzdzakkaru bentuk asalnya adalah Yatadzakkaru,
kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Dzal
sehingga jadilah Yadzdzakkaru, artinya mengambil
pelajaran dan nasihat (lalu pengajaran itu memberi
manfaat kepadanya) atau nasihat yang telah
didengarnya dari kamu bermanfaat bagi dirinya.
Menurut suatu qiraat lafal Fatanfa'ahu dibaca
Fatanfa'uhu, yaitu dibaca Nashab karena menjadi
Jawab dari Tarajji atau lafal La'allahuu tadi.
(5)‫ستَغْنَى‬
‫من ْا‬ ‫ا‬ ‫م‬‫أ‬َ
ِ َ َّ
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,(QS.
80:5)
(5) Adapun orang-orang kafir Quraisy yang merasa
dirinya serba cukup dan mampu, mereka tidak tertarik
untuk beriman padamu, mengapa engkau bersikap
terlalu condong pada mereka dan ingin sekali supaya
mereka masuk Islam
(6)‫صدَّى‬ ‫ت‬ ‫ه‬ ‫ل‬‫ت‬َ ‫ن‬َ ‫َ فأ‬
َ َ ُ َْ
maka kamu melayaninya.(QS. 80:6)
(6) (Maka kamu melayaninya) atau menerima dan
mengajukan tawaranmu; menurut suatu qiraat lafal
Tashaddaa dibaca Tashshaddaa yang bentuk asalnya
adalah Tatashaddaa, kemudian huruf Ta kedua
diidgamkan kepada huruf Shad, sehingga jadilah
Tashshaddaa.
(7)‫ز َّكى‬ ‫علَي ْ َك َ أاَّل‬
َّ ‫َ ي‬ َ ‫ما‬َ ‫َو‬
Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak
membersihkan diri (beriman).(QS. 80:7)
(8)‫سعَى‬ ‫ي‬ َ
‫ك‬ ‫ء‬
َ ‫ا‬‫ج‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ا‬ ‫م‬‫أ‬َ‫و‬
ْ َ َ ْ َ َّ َ
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan
bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),(QS.
80:8)
(8) Dan adapun orang seperti Abdullah bin Ummi
Maktum yang datang, kepadamu dengan bersegera
untuk mendapat petunjuk dan rahmat dari Tuhannya,
sedang ia takut kepada Allah jika ia jatuh ke dalam
lembah kesesatan, maka kamu bersikap acuh tak acuh
dan tidak memperhatikan permintaannya. (Dan
adapun orang yang datang kepadamu dengan
bersegera) lafal Yas'aa berkedudukan sebagai Haal
atau kata keterangan keadaan bagi Fa'il atau subjek
yang terkandung di dalam lafal Jaa-a.
َ ‫خ‬
(9)‫شى‬ ْ ‫ َوهُ َو َ ي‬ 
sedang ia takut kepada (Allah),(QS. 80:9)
(9) (Sedangkan ia takut) kepada Allah swt.; lafal
Yakhsyaa menjadi Haal dari fa'il yang terdapat di
dalam lafal Yas'aa, yang dimaksud adalah si orang buta
itu atau Abdullah bin Umi Maktum
(10)‫ه َ تلَهَّى‬ َ
َ ‫َ فأ َْن‬
ُْ ‫تن‬
‫ع‬
 maka kamu mengabaikannya.(QS. 80:10)
(10) (Maka kamu mengabaikannya) artinya, tiada
memperhatikannya sama sekali; lafal Talahhaa asalnya
Tatalahhaa, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta
dibuang, sehingga jadilah Talahhaa.
QS. 'ABASA, ayat 11

11. Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh (ajaran-ajaran Allah) itu suatu


peringatan
Tafsir ayat ke-11
• Artinya, bahwasanya ayat-ayat yang turun dari langit, yang kemudiannya tersusun
menjadi Surat-surat dan semua Surat-surat itu terkumpul menjadi Al-Qur’anul
Karim, semuanya adalah peringatan ummat manusia dan jin, tidak pandang
martabat dan pangkat, kaya dan miskin; semuanya hendaklah menerima
peringatan itu.
QS. 'ABASA, ayat 12

12. Maka barang siapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya

Tafsir ayat ke-12


• “Maka barangsiapa yang mau, ingatlah dia kepadanya.” (ayat 12). Baik yang mau
itu orang merdeka seperti Abu Bakar, atau hamba sahaya sebagai Bilal, atau orang
kaya sebagai Abu Sufyan, atau orang miskin dari desa, sebagai Abu Zar; namun
martabat mereka di sisi Allah adalah sama. Yaitu sama diterima jika beriman,
sama disiksa jika durhaka.
QS. 'ABASA, ayat 13

13. Didalam Kitab-kitab yang dimuliakan (disisi Allah)


Tafsir ayat ke-13
• “(Dia) adalah di dalam kitab-kitab yang dimuliakan.” (ayat 13). Artinya, sudah lama sebelum
ayat-ayat Al-Qur’an itu diturunkan ke dunia ini kepada Nabi Akhir Zaman Muhammad SAW
dia telah tertulis terlebih dahulu di dalam shuhuf yang di dalam tafsir ini kita artikan kitab-
kitab. Shuhuf adalah kata banyak dari shahifah. Di dalam sebuah hadis yang dinyatakan
bahwa keseratus empat belas Surat itu telah tertulis lengkap dan tertahan di langit pertama,
dan diturunkan ke dunia dengan teratur dalam masa 23 tahun. Dia terletak di waktu itu di
tempat yang mulia, dan tidak seorang pun dapat menyentuhnya kecuali malaikat-malaikat
yang suci-suci.
QS. 'ABASA, ayat 14

14. Yang ditinggikan (dan) disucikan

Tafsir ayat ke-14


• “Yang ditinggikan, yang disucikan.” (ayat 14). Yang ditinggikan, yaitu ditinggikan
kehormatannya, tidak sama dengan sembarang kitab. Yang disucikan dan
dibersihkan daripada tambahan dan kekurangan, disuci-bersihkan pula
daripada tambahan kata manusia, khusus Kalam Allah semata-mata.
QS. 'ABASA, ayat 15

15. Di tangan para utusan (malaikat)

Tafsir ayat ke-15


• “Di tangan utusan-utusan.” (ayat 15). Kalimat Safarah kita artikan di sini dengan utusan-
utusan, sebab dia adalah kata banyak dari Safiir, yang pokok artinya ialah Utusan
Terhormat, Utusan Istimewa. Oleh sebab itu maka Utusan sebuah negara ke negara lain,
yang disebut dalam bahasa asing Ambasador, di dalam bahasa Arab modern pun disebut
Safiir. Dalam bahasa Indonesia kita sebut Duta, atau Duta Besar Istimewa.
QS. 'ABASA, ayat 16

16. Yang mulia lagi berbakti

Tafsir ayat ke-16


• Maka bahasa yang paling tinggi pulalah yang layak kita berikan kepada malaikat-
malaikat pembantu Jibril: “Yang mulia-mulia, yang berbakti.” (ayat 16).
Menyampaikan ayat-ayat sabda Tuhan itu kepada manusia “Mushthafa”, Pilihan
Tuhan itu.
QS. 'ABASA, ayat 17

17. Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!

Tafsir ayat ke-17


• “Celakalah Insan!” (pangkal ayat 17). Satu ungkapan sesalan dari Tuhan kepada
manusia: “Alangkah sangat kufurnya.” (ujung ayat 17). Adakah patut manusia itu
masih juga kufur kepada Tuhan. Masih juga tidak mau menerima kebenaran yang
dibawa Rasul. Insan masih saja menyombong
QS. 'ABASA, ayat 18

18. Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?

Tafsir ayat ke-18


• “Daripada apa dia menjadikannya?” (ayat 18). Daripada apa Allah menjadikan
atau menciptakan manusia?
QS. 'ABASA, ayat 19

19. Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya

Tafsir ayat ke-19


• “Dari nuthfah Dia telah menjadikannya.” (pangkal ayat 19). Nuthfah ialah segumpalan air yang
telah menjadi kental, gabungan yang keluar dari shulbi ayah dengan yang keluar dari taraib ibu.
Dari itu asal mula manusia dijadikan: “Dan Dia mengaturnya.” (ujung ayat 19). Dari sanalah asal
kejadian itu, yakni dipertemukan air bapak dengan air ibu, bertemu di dalam rahim ibu, lalu
berpadu jadi satu, menjadi satu nuthfah, yang berarti segumpal air. Setelah 40 hari pula sesudah
itu dia pun menjelma menjadi segumpal daging.
QS. 'ABASA, ayat 20

20. Kemudian jalannya Dia dimudahkan

Tafsir ayat ke-20


• “Kemudian Dia mudahkan jalan keluarnya.” (ayat 20). Dimudahkan jalan keluar buat hidup dan
datang ke dunia. Dimudahkan pintu keluar dari rahim itu sampai terlancar dan terluncur keluar.
Dimudahkan terus persediaan buat hidup dengan adanya air susu yang disediakan pada ibu di
waktu kecil. Dibimbing dengan cinta kasih sampai mudah tegak sendiri di dalam hidup melalui
masa kecil, masa dewasa, masa mencari jodoh teman hidup, masa jadi ayah, masa jadi nenek atau
datuk

Anda mungkin juga menyukai