Anda di halaman 1dari 5

PENEGAKAN DIAGNOSIS ANTHRAX

PADA HEWAN

Anamnesis:
1. Apakah hewan ternak mengalami penurunan nafsu makan belakangan ini?
2. Apakah hewan ternak mengeluarkan darah dari hidung, mulut, anus ataupun dari
vulva ?
3. Apakah hewan ternak Nampak sempoyongan dan terkadang terjatuh?
Pemeriksaan fisik :

A. Fase per-akut (hewan ruminansia dan kuda) :


1. Suhu tubuh tunggi 41-42 derajat C
2. Gemetar, susah bernapas
3. Edema kepala, leher, hidung, scrotum.
4. Terlihat sempoyongan, gemetar kemudian mati (hewan yg lemah mati dalam 1-3
hari)
5. Darah yang keluar dari hidung,mulut, anus atau vulva berwarna gelap dan sukar
membeku.
B. Fase akut (hewan ruminansia dan kuda) :
1. Terlihat depresi, demam, peningkatan denyut nadi dan pernapasan.
2. Penurunan nafsu makan -> produksi susu menurun pada sapi perah.
3. Kongesti membran mukosa.
4. Pada kuda terjadi enteritis, kolik, demam tinggi, depresi dan
kematian terjadi dalam waktu 48 - 96 jam
4. Fase subakut – kronis ( pada anjing, kucing, babi ) :
1. Pembengkakan pada lymphoglandula pharyngeal karena kuman
antraks terlokalisasi didaerah tersebut.

Di Indonesia, kejadian antraks biasanya perakut, yaitu: demam tinggi,


gemetar, kejang-kejang, konvulsi, kolaps dan mati.
Pemeriksaan Penunjang :

1. Pewarnaan gram terhadap spesimen yang diambil dari malignant


pustule, sputum, darah atau discharge. Ditemukannya bakteri basil
Gram positif dan encapsulated yaitu Bacillus anthracis.
2. Pemeriksaan kultur darah biasanya positif dalam waktu enam
sampai 24 jam. Dari hasil kultur ditemukan adanya koloni yang
bersifat nonhemolitik, nonmotil, gram positif, dan berbentuk spora.

Anda mungkin juga menyukai