Anda di halaman 1dari 16

1.

Pemeriksaan Laboratorium TB RO

Pemeriksaan laboratorium yang


dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan mikroskopis:
Pemeriksaan mikroskopis BTA dengan
pewarnaan Ziehl Neelsen dilaksanakan
untuk mendukung diagnosis dan sebagai
pemeriksaan lanjutan selama masa
pengobatan.

Penegakan diagnosis pasien TB RO


ditetapkan oleh dokter fasyankes TB RO
atau Tim Ahli Klinis (TAK) berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium.
1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (2)

b. Pemeriksaan TCM TB
 Pemeriksaan TCM TB dilakukan untuk menegakan diagnosis TB dan TB
Resistan Rifampisin.
 Pemeriksaan dengan TCM TB dapat memberikan hasil dalam waktu yang
relatif cepat yaitu sekitar 2 jam.
 Pemeriksaan TCM TB tidak dapat digunakan untuk memantau kemajuan
pengobatan.
1. Pemeriksaan Laboratorium TB RO (3)

c. Biakan dan identifikasi kuman M. tuberculosis


Biakan dan identifikasi kuman M. tuberculosis dapat dilakukan pada
media padat (LJ) maupun media cair (MGIT)
 media padat: relatif lebih murah
dibanding media cair tetapi memerlukan
waktu yang lebih lama yaitu 3-8 minggu.
 media cair : hasil biakan sudah dapat
diketahui dalam waktu 1-2 minggu tetapi
memerlukan biaya yang lebih mahal.
PENGOBATAN
TUJUAN PENGOBATAN TB
 Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas
hidup.
 Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk
selanjutnya.
 Mencegah terjadinya kekambuhan TB
 Menurunkan risiko penularan TB
 Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan obat.
OAT yang dipakai :
1. Jenis obat lini pertama : Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin.
2. Jenis obat lini kedua : Kanamisin, Amikasin, Kuinolon, Kapreomisin. Obat
lini kedua hanya digunakan untuk kasus resistensi
obat, terutama TB MDR, TB XDR.
KEMASAN OBAT
Obat Tunggal : obat terpisah masing-masing (INH, rifampisin, pirazinamid dan
etambutol)
Obat kombinasi dosis tetap (KDT) :terdiri dari 2-4 obat dalam satu tablet.
Peran keluarga dalam pengobatan TB
 Faktor yang mempengaruhi :
 Peran ( motivator, educator, fasilitator, inisiator, pemberi perawatan,
coordinator dan mediator)
 Peran keluarga dapat dilakukan adalah pengawasan menelan obat,
pengawasan penampungan dahak, membantu membersihkan alat-alat makan
dan minum penderita, menepati jadwal kontrol, mendampingi saat berobat,
memberikan makanan bergizi ( tinggi protein dan karbohidrat )
 Pengetahuan keluarga
PMO
A.Persyaratan PMO
1. Dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun
pasien, harus disegani dan dihormati oleh pasien,
2. Tinggal dekat dengan pasien,
3. Bersedia sukarela,
4. Bersedia dilatih dan atau menerima penyuluhan bersama pasien

B. Peran PMO
• Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur
• Memberi dorongan pasien agar mau berobat teratur,
• Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak
• Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB.
Pencegahan

Efek proteksi : 0 – 80 %.
Memberikan proteksi cukup baik
pada TB Milier dan TB meningitis.
KI : tidak diberikan pada anak
terinfeksi HIV.
Terapi infeksi TB Laten

Biasanya pada anggota yang tinggal


bersama penderita TB. Sekitar 50-60%
anak positif terinfeksi TB karna tinggal
dengan penderita TB BTA positif.

Anak beresiko terkena TB diseminata.


Maka dari itu diberikan profilaksis
primer pada balita yang kontak aktif
dengan penderita TB ( skor <5 ) .
Diberikan Isoniazid dosis 5-10
mg/BB/hari selama 6 bulan. Bila anak
belum mendapatkan BCG, imunisasi
diberikan setelah selesai pengobatan
profilaksis
Kontrol infeksi TB dalam keluarga
 Hal yang perlu diperhatikan :
 Penderita TB tidur sendiri.
 Kurangi bertemu dengan banyak orang sampai sembuh dari TB.
 Membuka jendela dan meningkatkan ventilasi udara dan cahaya.
 Menyediakan masker.
 Menghindari kebiasaan meludah sembarangan.
 Mengedukasi keluarga mengenai gejala TB supaya dapat terdeteksi dini dan
terobati.
Daftar pustaka
1. Pengobatan TB Paru Dewasa di FKTP dan FKRTL, KEMENKES RI 2014.
2. Buku Ajar Imunisasi, Kemenkes RI 2014.
3. GAMBARAN PERAN KELUARGA TERHADAP PENDERITA TBC DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KOTA DATAR KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI
SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA 2013 , Farida et al, Universitas Sumatra
Utara.

Anda mungkin juga menyukai