2. External
Iklim yang panas dan lembab,
lingkungan yang kotor dan lembab,
pemakaian bahan pakaian yang tidak menyerap keringat,
lingkungan sosial budaya dan ekonomi,
suka bertukar handuk, pakaian dan celana dalam dengan teman atau
anggota keluarga yang menderita tinea kruris dan tinea korporis.
PATOGENESIS
Fase Melekatnya jamur ke permukaan jaringan berkeratin setelah
penetrasi melewati beberapa pertahanan pejamu, antara lain asam
lemak yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea yang bersifat
fungistatik dan kompetisi dengan flora normal.
Fase invasi yang menjadi nutrisi bagi jamur. Adanya trauma jaringan kulit dan maserasi
akibat garukan juga membantu penetrasi jamur ke jaringan sebagai jalur
masuk yang menguntungkan bagi.
Mannan yang terdapat pada dinding sel jamur dapat menghalangi
proliferasi dari keratinosit dan respon imunitas seluler yang
memperlambat penyembuhan epidermis
Fase Respon Penjamu
Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun penderita dan organisme yang
terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV, atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT)
memegang peranan yang sangat penting dalam melawan dermatofita.
Peningkatan kadar glukosa darah akan bereaksi dengan asam amino yang akan membentuk produk akhir berupa
AGEs >< reseptor beberapa sel dalam tubuh (justru menurunkan fungsi sel tsb) Pada kulit AGEs menurunkan
fungsi sel T kutaneus mengakibatkan melambatnya daya kemoktasis, fagositosis dan fungi sidal sel leukosit
Jamur superfisial menginfeksi pertama akan melekat pada jaringan keratin lalu jamur melakukan penetrasi
(perlekatan). Pada fase penetrasi jamur superfisial akan berkembang dan menembus stratum korneuminfeksi
primer tersebut akan menyebabkan inflamasi yang menghasilkan gambaran eritema dan skuama
Jika jamur superfisial menginfeksi sampai menahun akan tampak seperti bercak hitam disertai sedikit sisik akibat
garukanJamur superfisial menginfeksi ke arah kulit yang sehat peradangan pada tepi akan lebih terlihat nyata
Anamnesis
Keluhan utama dan keluhan tambahan pasien biasanya adalah rasa gatal pada badan
dan daerah kruris (lipat paha), intergluteal sampai ke gluteus, dan genitalia. Dapat pula
meluas ke supra pubis dan abdomen bagian bawah. Keluhan bertambah jika dalam
keadaan berkeringat. Faktor risiko dari tinea yaitu pasien berada pada tempat yang
beriklim lembab dan panas, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan orang lain,
berkeringat banyak, dan menderita diabetes melitus.9
Pemeriksaan Fisik
Pada lesi kronis dapat ditemukan adanya likenifikasi disertai skuama dan
hiperpigmentasi .
Pemeriksaan Penunjang
Nama : Ny.N
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 60 tahun
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Pendidikan Terakhir : S1
Status Pernikahan : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Karangsari, RT 07/ RW 01
No. CM : 00629579
Anamnesis
tanggal 19 Januari 2017
Keluhan Utama
Pasien mengeluh Gatal kemerahan di lipatan tengan pantat dan lipatan dibawah
payudara
RPS
Pasien datang ke Poli Kulit RSMS pada hari Kamis, 19 Januari 2017 pukul 10.00 WIB
dengan keluhan gatal pada belahan pantat bagian tengah dan di lipatan bawah payudara
lama-lama terasa perih setelah digaruk terus-menerus. Gatal dirasakan terus menerus
sepanjang hari apalagi saat berkeringat gatal dirasakan semakin memberat sampai
mengganggu aktivitas pasien karena malu apabila keluar rumah sering garuk-garuk pantat
jadi pasien membatasi diri untuk pergi keluar rumah kecuali ada acara-acara penting saja.
Keluhan ini dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan rutin kontrol ke poli kulit RSMS.
Riwayat Penyakit Dahulu
RSE
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk bersama suaminya, ketiga anak pasien sudah
berkeluarga dan tinggal di luar kota semua. Pasien dan suami merupakan pensiunan PNS.
Pasien tidak mempunyai pembantu rumah tangga sehingga pekerjaan rumah sehari-hari
dikerjakan oleh pasien sendiri, diakui oleh pasien setelah bersih-bersih rumah pasien
berkeringat banyak dan tidak langsung mandi justru malah makan gorengan dahulu
bersama suami. Pasien juga mengakui suka memakai pakaian yang ketat karena baju
jarang ada yang muat di pasien karena pasien berbadan gemuk, jadi sering memakai
pakaian yang ketat-ketat.
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Antropometri : BB: 78 kg, TB: 150 cm, BMI : 34,67
Vital Sign : Tekanan darah : 170/100 mmHg, Nadi : 80x/menit, Pernafasan : 24 x/menit, Suhu : 36.4°C
Kepala : Mesochepal,simetris,rambut hitam, distribusi tidak merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-), discharge (-)
Telinga : Simetris, sekret (-), discharge (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-),
Tenggorokan : T1 – T1 tenang, tidak hiperemis
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Bentuk normal, simetris (+), retraksi (-)
Jantung : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : SD Vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Cembung, supel, nyeri tekan (-), Hepar-Lien tak teraba
KGB : tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : Akral hangat +, edema - , sianosis -
Pemeriksaan Dermatologis
Efloresensi : Makula eritematosa berbatas tegas berbentuk plakat polimorfik, dan squama halus di atasnya, tepi aktif dengan
bagian tengah tampak menyembuh (central healing)
di Regio Gluteus
Makula eritematosa berbatas tegas terdapat vesikel dengan skuama halus, dengan tepi
lebih aktif (central healing) di Regio inferior Mammae
Diagnosis kerja
Tinea Kruris Et
Korporis
Diagnosis Banding
1. Candidiasis Cutis
2. Erytrasma
3. Psoriasis
Candidiasis Cutis
Pada candidiasis cutis keluhan gatal biasanya disertai dengan rasa
nyeri.
Pada pemeriksaan status dermatologi candidiasis cutis terdapat makula
eritematosa dengan lesi satelit tanpa adanya central healing.
Sedangkan pada pasien ini :
terdapat central healing dan tidak terdapat lesi satelit. Pada pasien ini
ditemukan hifa panjang, sedangkan pada candidiasis ditemukan spora,
yeast, pseudohifa.
“Sehingga diagnosis banding dengan candidiasis cutis dapat
disingkirkan”.
PSORIASIS
Pada psoriasis keluhan gatal tidak memberat ketika berkeringat dan tidak
dipengaruhi oleh cuaca.
Pada pemeriksaan status dermatologi psoriasis terdapat makula
eritematosa dengan skuama tebal berlapis seperti mika tanpa adanya
central healing, dan tanda khas auspitz sign (+) dan candle sign (+).
Pada pasien ini:
tidak terdapat skuama tebal berlapis seperti mika, auspitz sign (-) dan
candle sign (-), sedangkan pada pasien ini terdapat central healing.
“Sehingga diagnosis banding dengan psoriasis dapat disingkirkan”.
Eritrasma
Pada eritrasma terdapat makula eritematosa tanpa adanya
central healing, Sedangkan pada pasien ini: terdapat central
healing.
Selain itu, pemeriksaan lampu wood pada eritrasma didapatkan
pendaran merah bata “coral red”, sedangkan pada pasien ini
kuning kehijauan.
Serta pada pemeriksaan KOH pada eristrasma tidak ditemukan
hifa, sedangkan pada pasien ini ditemukan hifa panjang bersepta
Dan, pada pewarnaan Gram eritrasma didapatkan bakteri Gram
positif yakni Corynebacterium minitussimum.
Kultur Media Saboroud Agar: kolonisasi jamur (Epidermophyton floccosum, Tricophyton rubrum
dan Tricophyton mentagrophytes)
Penatalaksanaan
Farmakologi :
a) Sistemik
Itrakonazol 1x100 mg / 15 hari
Cetirizine 1x10 mg bila gatal
b) Topikal
Mikonazol krim 2%
Non Farmakologi
Pemakaian obat baik topikal maupun oral secara teratur sesuai anjuran
dokter.
Meningkatkan kebersihan badan dan menghindari berkeringat yang
berlebihan
Menggunakan baju dari bahan yang menyerap keringat (misal: katun),
dan menghindari mengenaan baju dari bahan yang tidak menyerap
keringat (misal: karet, nylon)
Tidak bertukar handuk dan dengan orang lain
Menghindari kelembapan
Memberikan penerangan pada penderita untuk tidak memanipulasi lesi
kulit baik dengan garukan maupun mengoleskan bahan-bahan
iritan/alergen yang akan menyebabakan infeksi sekunder
prognosis