Anda di halaman 1dari 27

ABORTUS

INKOMPLIT
Irma Sari Muliadi

Pembimbing:
Dr. Lidya Yudith Priskila
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. Nga
 Umur : 36 Tahun
 Tanggal lahir : 07 Agustus 1983
 Pekerjaan : IRT
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Alamat : Kp. Ranca Garut RT/RW 002/003, Ds. Sangiangtanjung, Kec.
Kalanganyar
 Tanggal masuk : 05 Maret 2020
ANAMNESIS
 Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir
 Riwayat penyakit sekarang :
 Os datang ke IGD RSUD Ajidarmo dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak subuh tadi. Darah berwarnah merah kehitaman disertai
adanya gumpalan-gumpalan darah seperti jaringan bentuk bulat kecil-
kecil. Os juga merasakan nyeri perut seperti mulas-mulas, keram dan
nyeri pada pinggang. Os juga mengatakan tidak tahu bahwa dirinya
hamil. Os mengatakan sering terlambat haid dikarenakan lupa tanggal
pasti dan mengatakan menggunakan KB pil yang sudah 10 tahun
terakhir ini.
 Selain keluhan keluar darah dari jalan lahir, os mengatakan tidak ada
keluhan tambahan. Os juga mengatakan makan dan minum biasa. Serta
BAK dan BAB kesan normal.
ANAMNESIS(2)
 Riwayat penyakit :
 Os mengatakan tidak ada riwayat penyakit hepatitis, namun hasil
Laboratorium pada pasien didapatkan HBSAG Reaktif. Saat dikonfirmasi
kembali ke os, os tetap tidak mengetahuinya. Os juga mengatakan
selama kehamilan dan persalinan tidak pernah melalukan pemeriksaan
darah hanya control saja ke bidan dan melahirkan secara normal di
bidan.
 Riwayat penyakit tekanan darah tinggi, gula, jantung, asma, alergi
disangkal oleh os.
 Riwayat penyakit keluarga :
 Os mengatakan tidak mengetahui riwayat penyakit pada orangtua dan
saudara kandungnya.
ANAMNESIS(3)
 Riwayat Haid :
 Os mengatakan lupa.

 Riwayat pernikahan :
 Pertama kali dengan suami sekarang pada tahun 2000. 

 Riwayat persalinan :
 Perempuan, berat lahir kurang lebih 4200 gram, tahun 2001, sehat, ditolong Bidan.
 Perempuan, berat lahir kurang lebih 3800 gram, tahun 2009, sehat, ditolong bidan
 Hamil ini

 Riwayat kontrasepsi :
 os mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik per tiga bulan selama 8 tahun
dan sekarang sedang menggunakan pil selama 10 tahun terakhir ini. Os
mengatakan teratur dalam mengkonsumsi pil.
 Riwayat social ekonomi :
 Os seorang ibu rumah tangga dengan mengurus ke dua orang anaknya. Os tinggal
Bersama. Suami os seorang buruh. Makan dan minum dikatakan os seadanya.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital
 Kesadaran : Kompos mentis
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Nadi : 85x / menit (reguler, isi cukup)
 Pernafasan : 18x / menit (reguler, retraksi -)
 Suhu : 36,5˚C
PEMERIKSAAN FISIK(2)
Kepala Normocepal
Mata CA -/-, Sklera ikterik -/-, RCL +/+, RTCL +/+
THT Dalam batas Normal, Tidak ada kelainan
Paru Simetris, Auskultasi: Vesikuler +/+, Rhonki
-/-, Wheezing -/-
Jantung BJ I-II regular, Murmur(-), Gallop(-)
Abdomen Supel, Nyeri tekan(-), TFU tidak teraba
Genital v/u tenang.
VT: pembukaan 1 cm, teraba
jaringan(+), perdarahan (+) tidak aktif
Ekstremitas Akral hangat, CRT<2s, Pucat(-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hemostatis
Masa Protrombin
PT (pasien) 9.9 9.9 – 11.8 s
PT(nilai control) 10.6 s
INDIKATOR HASIL NILAI NORMAL
INR 0.97  
Hematologi
APTT Mix
Darah Lengkap 1
APTT (pasien) 27.3 25.5 – 42.1 s
Hemoglobin 10.90 11,70 - 15,50 g/dL
APTT (kontrol) 34.1 s
Lekosit 10730 3.600 – 11.000 /uL
Kimia Klinik
Eritrosit 3.74 3.80 – 5.20 g/dL
GDS 104 < 100 : Bukan DM
Trombosit 294 150 – 440 10 /uL
3
100 – 199 : Belum pasti
Hematokrit 31.6 35,0 – 47,0 %
DM
MCV 84.5 80.0 – 100.0
>200 : DM
MCHC 34.5 32.0 – 36.0 g/dL
Imunoserologi
MCH 29.1 26.0 – 34.0 pg
Anti HIV
Hitung Jenis Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
Basofil 1 0–1% Skrining
Eosinofil 1 2–4% Reagen-1 Non Reaktif Intec Non Reaktif
Batang 0 3–5% HBsAg (ICT- Reaktif Non Reaktif
Segmen 80 50 – 70 % Determine)
Limfosit 12 25 – 40 % Urinalisa
Monosit 6 2–8% Tes Kehamilan Positif  
Diagnosa Kerja
 Abortus Inkomplit

Penatalaksanaan
 1. Terapi saat di IGD
 IVFD RL 500 cc, 20 tpm
 Pro Kuretase dr. Priyono, Sp.OG
 Puasa
 Sio (+)
 Konsul Anestesi : dr. Musa, Sp.An = ACC
LAPORAN OPERASI
 Nama Spesialis OG : dr. Priyono, Sp.OG
 Intruksi pasca bedah:
 IVFD RL 500cc 20 tpm
 Nama Spesialis Anestesi : dr. Musa, Sp.An
 Cefadroxil 2 x 500mg tab
 Diagnosis Pre-operatif : Abortus inkomplit po
 Diagnosis Post-Operatif : Post kuretase ai Abortus  Asam mefenamat 3 x
inkomplit 500mg tab po
 Nama operasi : Kuretase  Methergin 2 x 0.125mg tab
po
 Tanggal Operasi : 05-03-2020  Sf 1x tab po
 Laporan operasi :  Observasi perdarahan.
 pasien terlentang dalam anesthesia iva Keluhan membaik
 aseptic antiseptic diperbolehkan pulang.
 pasang speculum atas bawah
 jepit portio dengan tenaculum
 sonde uterus 10
 dilakukan kuretase dan didapatkan jaringan
 perdarahan 200cc
 operasi selesai.
PROGNOSIS
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
 Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan, berat badan < 500gram atau usia
kehamilan kurang dari (ACOG memberi batasan 20
minggu,1 FIGO memberi batasan 22 minggu,2
Hanretty memberikan batasan 24 minggu,3 WHO
memberi batasan 28 minggu4)
EPIDEMIOLOGI
 Dari 210 juta kehamilan, 75 juta dianggap tidak direncanakan 5 (15%) kehamilan akan berakhir
pada aborsi.6
 Sekitar 500.000 wanita meninggal akibat komplikasi persalinan,
 7 juta wanita mengalami gangguan kesehatan setelah melahirkan.
 Pada negara berkembang, prevalensi abortus mencapai 160 per 100000 kelahiran hidup dan
paling tinggi terdapat di Afrika yaitu 870 per 100000 kelahiran hidup. 4
 Indonesia ditunjukkan prevalensi abortus sebesar 2 juta kasus pada tahun 2000 dengan rasio 37
per 1000 kelahiran pada wanita usia produktif pada 6 wilayah. Motif sebagian besar kasus
abortus adalah abortus kriminalis.
 Sekitar 75% abortus spontan, pada usia gestasi kurang dari 16 minggu dan 62% sebelum usia
gestasi 12 minggu.
 Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian disebutkan sekitar 60%
dari wanita hamil dirawat di rumah sakit dengan perdarahan akibat mengalami abortus
inkomplit. Inisidensi abortus spontan secara umum disebutkan sebesar 10% dari seluruh
kehamilan.7
FAKTOR RISIKO
1. Bertambahnya usia ibu : OR 2,3 setelah 30 tahun.
2. Riwayat reproduksi abortus
3. Kebiasaan orangtua : merokok, konsumsi alcohol selama 8
minggu pertama kehamilan, kafein 5 cangkir (500mg)/hari,
ETIOLOGI
1. Faktor genetic: 50-70% abortus spontan
a) Kelainan kromosom: abnormalitas  delesi, translokasi, iversi, duplikasi
b) Kelainan gen: gangguan fenotipe
2. Gangguan plasenta: kelainan pada vili korionik
3. Kelainan uterus
4. Kelainan endokrin
5. Kelainan koagulasi: glikodein↓  aktivasi system imun maternal  rejeksi
janin
6. Kelainan imunologi: resptor leptin↓  aktivasi sitokin proinflamasi 
↑risiko abortus
7. Trauma: jatuh dengan sendiri/sengaja, kecelakaan lalulintas.
KLASIFIKASI
1. Tujuan
a) Abortus Medis: membahayakan jiwa ibu, namun
dipertimbangkan dengan 3 dokter (Sp.OG, Sp.PD,
Sp.KJ)
b) Abortus Kriminalis
c) Spontan
2. Jenis
3. Waktu : menurut Shiers (2003) abortus terjadi pada
usia kehamilan <12 minggu.
PATOGEN
ESIS DAN
PATOFISI
OLOGI
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS
BANDING
Diagnosis banding
Abortus iminens -
Gejala
perdarahan dari uterus pada -
Pemeriksaan fisik
TFU sesuai dengan umur kehamilan -
Pemeriksaan penunjang
tes kehamilan urin masih positif
kehamilan sebelum 20 minggu - Dilatasi serviks (-) - USG : gestasional sac (+), fetal plate (+),
berupa flek-flek   fetal movement (+), fetal heart movement
- nyeri perut ringan (+)
- keluar jaringan (-)

Abortus insipien - perdarahan banyak dari uterus pada - TFU sesuai dengan umur kehamilan - tes kehamilan urin masih positif
kehamilan sebelum 20 minggu - Dilatasi serviks (+) - USG : gestasional sac (+), fetal plate (+),
- nyeri perut berat   fetal movement (+/-), fetal heart
- keluar jaringan (-) movement (+/-)

Abortus inkomplit - perdarahan banyak / sedang dari - TFU kurang dari umur kehamilan - tes kehamilan urin masih positif
uterus pada kehamilan sebelum 20 - Dilatasi serviks (+) - USG : terdapat sisa hasil konsepsi (+)
minggu - teraba jaringan dari cavum uteri atau
- nyeri perut ringan masih menonjol pada osteum uteri
- keluar jaringan sebagian (+) eksternum

Abortus komplit - perdarahan (-) - TFU kurang dari umur kehamilan - tes kehamilan urin masih positif
- nyeri perut (-) - Dilatasi serviks (-) bila terjadi 7-10 hari setelah abortus.
- keluar jaringan (+)   USG : sisa hasil konsepsi (-)
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS
BANDING(2)
Missed abortion -
-
-
perdarahan (-)
nyeri perut (-)
-
-
biasanya tidak merasakan keluhan apapun kecuali  
TFU kurang dari umur kehamilan
Dilatasi serviks (-)
-

-
tes kehamilan urin negatif setelah 1 minggu
dari terhentinya pertumbuhan kehamilan.
USG : gestasional sac (+), fetal plate (+), fetal
merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak movement (-), fetal heart movement (-)
seperti yang diharapkan. Bila kehamilannya > 14
minggu sampai 20 minggu penderita merasakan
rahimnya semakin mengecil, tanda-tanda
kehamilan sekunder pada payudara mulai
menghilang.

Mola hidatidosa - Tanda kehamilan (+) - TFU lebih dari umur kehamilan - tes kehamilan urin masih positif
- Terdapat banyak atau sedikit gelembung mola - Terdapat banyak atau sedikit gelembung mola (Kadar HCG lebih dari 100,000 mIU/mL)
- Perdarahan banyak / sedikit - DJJ (-) - USG : adanya pola badai salju (Snowstorm).
- Nyeri perut (+) ringan  
- Mual - muntah (+)
Blighted ovum - Perdarahan berupa flek-flek - TFU kurang dari usia kehamilan - tes kehamilan urin positif
- Nyeri perut ringan - OUE menutup - USG : gestasional sac (+), namun kosong (tidak
- Tanda kehamilan (+) terisi janin).
KET - Nyeri abdomen (+) - Nyeri abdomen (+) - Lab darah : Hb rendah, eritrosit dapat meningkat,
- Tanda kehamilan (+) - Tanda-tanda syok (+/-) : hipotensi, pucat, ekstremitas leukosit dapat meningkat.
- Perdarahan pervaginam (+/-) dingin. - Tes kehamilan positif
  - Tanda-tanda akut abdomen (+) : perut tegang bagian - USG : gestasional sac diluar cavum uteri.
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
- Rasa nyeri pada pergerakan servik.
- Uterus dapat teraba agak membesar dan teraba benjolan
disamping uterus yang batasnya sukar ditentukan.
- Cavum douglas menonjol berisi darah dan nyeri bila
diraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonografi
2. Beta hCG
PENATALAKSANAAN
1. Abortus imminens:
a) regimen progesterone (dyhrogesteron oral 40mg  10 mg sampai 16 mgg,
pervaginam 25-90mg sampai 14 hari berhenti berdarah  dydrogesteron oral
10mg sampai 1 minggu setelah berhenti berdarah) menunjukkan p>0,001.
dimana adanya pengurangan insidensi abortus rekuren dan abortus immines.
b) Vitamin a
2. Abortus insipiens:
a) Umumnya dirawat
b) Misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi
c) Kuretase jika masih ada sisa konsepsi
PENATALAKSANAAN(2)
3. Abortus inkomplit:
a) Terapi medikamentosa dengan misoprostol menunjukkan efektivitas 80% ke
atas. Misoprostol dosis tinggi 1200mcg-2400mcg pervaginam.
4. Abortus komplit:
a) Perbaikan keadaan umum, infeksi harus dikendalikan dengan antibiotic yang
tepat, hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi.
5. Abortus rekuren
a) Memperbaiki keadaan umum, anjuran istirahat yang cukup, terapi hanya
mempengaruhi psikologis.
PENATALAKSAAN(3)
6. Missed abortion:
a) Gestasi <12mgg  kuretase, >12minggu/<20mgg  induksi dan IV oksitosin

7. Abortus infeksi/septik: kuretase


8. Blighted ovum: kuretase
PROGNOSIS
 Angka kesembuhan setelah 3x abortus berturut-turut 70-85%.
 Apabila seorang pernah melahirkan bayi hidup, risiko abortus rekuren 30%,
sedangkan wanita belum pernah melahirkan bayi hidup dan 1x abortus
spontan, risiko 46% (Poland, 1977).
 Wanita dengan abortus spontan 3x/lebih risiko mengalahi pelahiran
preterm, plasenta previa, presentasi bokong, dan malformasi janin (Thom,
1992).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai