Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN

AMALGAM
Dr.drg.Andi Sumidarti, M.Kes
Sejarah Penggunaan Amalgam
Sebagai Bahan Restorasi

 Campuran silver-merkuri pertama kali ditemukan oleh M


Taveau pada tahun 1826 di Paris.
 Crawcour bersaudara memperkenalkan amalgam dental di
bidang kedokteran gigi pada tahun 1833 di US.
 Pada tahun 1908 G.V. Black seorang dokter gigi dari
Amerika Serikat, memulai penelitiannya tentang dental
amalgam. Black yang pertama kali melakukan standardisasi
preparasi kavitas, menyarankan untuk dilakukan “extension
for prevention” pada saat preparasi untuk mencegah karies
sekunder.
 Black mengembangkan pabrik amalgam dengan menciptakan
formula yang lebih dapat digunakan di klinik. Namun hasil tumpatan
amalgam berdasarkan formula Black sering menimbulkan ekspansi
yang besar menyebabkan pecahnya gigi asli.
 Tahun 1937 : Gayler mengatakan bahwa mekanisme pengerasan
amalgam bergantung pada komposisi alloy, sehingga terjadinya
ekspansi berhubungan dengan reaksi Ag dan Hg pada saat fase
gamma-l dan terjadinya kontraksi berhubungan dengan reaksi Sn
dan Hg membentuk fase gamma-2
 Tahun 1959 : Dr. Wilmer Earnes merekomendasikan perbandingan
yang tepat antara Hg dan alloy adalah 1:l dibandingkan
sebelumnya perbandingan yang digunakan adalah 8:5
Amalgam
Dental amalgam merupakan hasil
campuran dari 50% liquid mercury
dan 50% partikel padat dari alloy
silver-tin-copper serta zinc, palladium
dan indium. Bahan-bahan ini melekat
secara makro-mekanikal pada
kavitas.
Komposisi lain berdasarkan berat :
Perak : 65%,Timah 20%,Tembaga
>6%,Zink hanya dalam jumlah sedikit
<0,01%.
Klasifikasi Amalgam

1. Berdasarkan jumlah metal alloy:


a. Alloy binary, contohnya : silver-tin
b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium
2. Berdasarkan ukuran alloy:
a. Microcut, dengan ukuran 10 – 30 μm.
b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 μm.
Berdasarkan kandungan tembaga:
a. Low Copper Amalgam (kandungan tembaga rendah)
Saat reaksi setting terjadi, bahan menjadi korosif karena reaksi tin-
merkuri (gamma-dua) terbentuk. Korosi ini menyebabkan kerusakan
restorasi amalgam yang cepat.
b. High Copper Amalgam (Peningkatan kandungan tembaga 12% atau
lebih)
Bahan ini lebih tahan terhadap daya kunyah dan meningkatkan
pembentukan fase gamma-l (reaksi silver-tin) dan mengurangi bahkan
menghilangkan reaksi amalgamasi yang membentuk fase gamma-2 (reaksi
tin-merkuri) sehingga mencegah terjadi tarnish dan korosi. 
New Amalgam Alloy

Karena kekhawatiran tentang toksisitas merkuri,


banyak komposisi amalgam yang baru dipromosikan
sebagai bebas merkuri atau restorasi amalgam
rendah merkuri. Paduan alloy dengan galium atau
indium atau alloy teknik cold-welding diperkenalkan
sebagai alternatif.
Sifat fisik amalgam

• Perubahan Dimensi
Sejumlah kecil kontraksi terjadi pada setengah jam pertama
setelah triturasi karena merkuri berdifusi kedalam perak dan
timah sehingga campuran ini larut didalam merkuri. Setelah itu,
ekspansi terjadi karena proses kristalisasi pada fase baru.
Menurut ADA no.1 perubahan dimensional terbatas pada 20
mikron/cm yang diukur antara 5 menit sampai 24 jam setelah
triturasi.

• Kekuatan
Kekuatan amalgam berkembang dengan lambat. Memerlukan
waktu 24 jam untuk mencapai maksimum. Pada jam pertama,
hanya 40%-60% dari kekuatan kompresif maksimal yang
dicapai
• Korosi
Restorasi amalgam menghasilkan tarnis dan korosi selama
periode waktu tertentu. Meskipun korosi mengakibatkan
berkurangnya kekuatan restorasi sekitar 50% dalam waktu 5
tahun, korosi dapat memperkuat margin preparasi dan
memperkuat amalgam itu sendiri
• Biokompatibilitas
Meskipun terdapat perdebatan yang hebat tentang toksisitas
merkuri, tetapi jika penggunaannya secara hati-hati, maka
amalgam akan menjadi material yang biokompatibel.
• Konduktivitas Termal
Karena memiliki konduktivitas termal yang baik, amalgam dapat
menghantarkan perubahan temperatur secara langsung ke pulpa.
Maka, amalgam harus dihindari dari pulpa jika tanpa pelindung
pulpa yang baik.
• Koefisien Ekspansi Termal
Koefisien ekspansi termalnya tiga kali lebih besar dibandingkan
dentin. Perbedaan yang besar ini dapat menyebabkan
mikroleakage.
Indikasi dan Kontraindikasi
Amalgam
Indikasi  amalgam :
1. Preparasi klas I yang moderat sampai besar
2. Preparasi klas II dimana :
•Oklusi dengan beban pengunyahan yang besar
•Meluas sampai permukaan akar
•Masalah dalam isolasi
3. Preparasi klas V, dimana :
•Estetis tidak menjadi masalah
•Preparasi seluruh permukaan akar
•Isolasi yang sulit
Restorasi Klas I dan II
3. Digunakan sebagai basis pada gigi dengan kerusakan parah dimana akan
dibuatkan restorasi logam
4. Digunakan untuk restorasi post-endodontik
5. Gigi dengan prognosis pulpa non-definitif, digunakan sebagai restorasi
sementara sebelum menentukan status pulpa gigi.

Kontraindikasi amalgam:
 Estetis : untuk preparasi klas III,IV,V biasanya tidak diindikasikan kecuali
kasus tertentu.
 Preparasi klas I dan II yang kecil sampai sedang perlu dipertahankan
strukturnya dengan restorasi komposit dibandingkan amalgam.
Restorasi Amalgam. A-C: Kelas I; D: Kelas II;
E: Kelas V
Kelebihan & Kekurangan Amalgam

Kelebihan:
• Mudah manipulasi
• Adaptasi marginal yang baik
• Aplikasinya bisa lebih luas
• Karakteristik fisik amalgam sebanding dengan
enamel dan dentin
• Teknik sensitifitas yang sedikit
• Biokompatibel
• Ketahanan terhadap keausan baik
• Harga murah
Kekurangan:
• Kurang estetik
• Preparasi yang banyak mengambil jaringan gigi
. Amalgam dapat mengakibatkan korosi atau tarnish yang
menyebabkan diskolorisasi
• Kerusakan marginal dapat tampak pada low copper alloy
• Amalgam tidak cukup kuat untuk menahan struktur gigi
yang lemah
• Kekuatan tarikan yang rendah mengakibatkan material
menjadi rapuh
• Dapat menimbulkan galvanic action apabila berkontak
dengan restorasi dengan logam lain
• Oral lichen planus dapat terlihat pada restorasi amalgam
Penurunan Penggunaan Amalgam

 Toksisitas pada amalgam terjadi karena adanya pelepasan


merkuri dari amalgam yang dapat terjadi seumur hidup
selama tambalan amalgam masih berada pada mulut,
sehingga dapat meningkatkan jumlah merkuri dalam tubuh
antara lain pada darah, ginjal, hati, limpa, paru- paru dan
empedu juga pada sistem saraf pusat dan bisa menembus
barier placenta sehingga berbahaya bagi ibu hamil dan
janinnya.
 Beberapa efek negatif dari merkuri antara lain berefek lokal
dan sistemik. Reaksi alergi berupa efek gatal, ruam kulit,
kesulitan bernafas, bengkak, dermatitis, gingivitis dan
stomatitis.
Sumber

 Hargreaves KM, Breman LH. Cohen’s pathway of the


pulp. 11th ed. Missouri: Elsevier. 2016.
 Ferracane, Jack. Materials in Dentistry: Principles
and Application. Lippincott Williams & Wilkins. 2001.
 Preservation and Restoration of tooth Structure : 3
th ed by. Graham J.Mounth, Wyatt R.Hume,Hien
C,Ngo and Mark S.Wolff by. Wiley Blackwell.thn.2014
 Sturdevant operative dentistry….

Anda mungkin juga menyukai