Anda di halaman 1dari 23

Abses Hati Amebik

Kelompok F6
Micco Joshua Apriano 102009204
Claudia Zendha Papilaya 102011273
I Wayan Eri Purnama Yuda 102012025
Fransiska Oktaviani Moeslichang 102012103
Felisia Pangestu 102012214
William Limadhy 102012241
Eunice Prita Immanuela 102012344
Natalia Sukarta 102012391
Anggiriani 102012453
Skenario :

Skenario 5 : Laki-laki usia 38 tahun datang dengan


keluhan nyeri perut kanan atas sejak 1 hari smrs.
Nyeri terutama pada sisi kanan di bawah dada. Nyeri
memburuk saat tidur terlentang dan berkurang bila
kaki ditekuk atau agak membungkuk. Hasil
pemeriksaan fisik : TD = 80/60 mmHg, suhu = 36,5
˚ C, RR = 19, nadi = 86, NT abdomen atas (+),
murphing sign (-). Hasil pemeriksaan penunjang :
leukosit = 7400, USG = space occupying lesion
hipoechoic inhomogen batas tegas 5,7x6,4 cm.
Sugestif abses hati.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
 tidak ada

Rumusan masalah
 Laki-laki 38 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
atas dibawah dada sejak 1 hari smrs. Nyeri memburuk saat
tidur terlentang.
Analisis masalah

4. Etiologi

3. Diagnosis
5. Epidemiologi

2. Pemeriksaan 6. Patofisiologi

Abses
hati
amebik

7. Manifestasi
1. Anamnesia
Klinis

8.
10. Prognosis
Penatalaksanan

9. Komplikasi
Hipotesis
 Laki-laki 38 tahun pada kasus diatas menderita abses hati
amebik.
Anamnesis

Yang perlu ditanyakan :


 Apakah kulit kuning (ikterus)
 Apakah pasien demam serta merasakan lelah, nyeri otot,
lemas, sakit kepala, tidak bisa makan, mual
 Apakah pasien mengalami hematemesis melena (muntah +
BAB darah)
 Adakah sakit perut dikuadran kanan atas
 perut membuncit, berat badan turun
 Apakah warna urin pasien gelap seperti air teh dan warna tinja
apakah seperti dempul/putih.
Pemeriksaan

• Nyeri perut kanan atas


• Demam tidak terlalu
tinggi
• Nyeri memburuk saat

Fisik tidur terlentang dan


berkurang saat kaki
ditekuk atau
membungkuk
• Murphy sign (-),
pembesaran hati (-)
Pemeriksaan Penunjang

Leukositosis (>15 x 109 sel/L)


 neutrofilia
LED meningkat
sedikit anemia
tingkat alkalin fostase yang meningkat
Antibodi serum E. histolytica terdeteksi pada hampir
90% pasien.
 Hemaglutinasi indirek (IHA) dengan nilai cutoff
1:512 dianggap diagnostik.
USG
Gambaran ultrasonografi pada
abses hati amuba adalah:
1)      Bentuk bulat atau oval
2)      Tidak ada gema dinding
yang berarti
3)      Ekogenesitas lebih rendah
dari parenkim hati normal
4)      Bersentuhan dengan
kapsul hati
5)      Peninggian sonik distal
Pada stadium dini kelihatan
seperti suatu massa dan jika
terjadi pencairan terlihat
sebagai kista.
CT dengan kontras IV dan
CT tanpa Kontras
oral
Diagnosis Kerja

Abses hepar amebik


 kavitas (rongga) supuratif yang menempati ruang pada liver yang
terjadi karena invasi dan multiplikasi mikroorganisme, masuk
langsung dari sebuah luka, melewati pembuluh darah atau lewat
saluran empedu.
 Sebagian besar soliter (60%)
 Dan di lobus kanan
 Suhu pasien tidak terlalu tinggi ( tidak lebih dari 38,5 derajat
celcius)
 Umur 38 tahun
Diagnosis Banding

Abses hati piogenik Hepatoma

Etiologi Kuman gram – (E.coli) Alkohol, obesitas,


penyakit hati lain.

Epidemiologi Pria > wanita, usia antara Pria > wanita, usia antara
40-60 tahun 50-60 tahun

Manfestasi klinis Demam ringan-tinggi, Demam, ikterus, atrifi


hepatomegali nyeri tekan, otot, nyeri/tidak nyaman
ikterus, tanda-tanda di kuadran kanan atas.,
hipertensi portal. hepatomegali.
Etiologi

AHA terutama disebabkan oleh E. Histolytica.


EPIDEMIOLOGI

Faktor resiko yang muncul akhir-akhir ini adalah


penggunaan obat-obatan imunosupresif untuk
penyakit neoplastic atau untuk transplantasi obat, gaya
hidup seksual, infeksi HIV, sejarah perjalanan ke
daerah endemic, dan fenomena migrasi populasi.
Pria: wanita=3:1 sampai 22:1.
20-50 tahun,
melalui anal-fecal atau melalui vektor (lalat dan lipas).
Individu yang mudah terinfeksi adalah penduduk di
daerah endemik atau para homoseksual.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

nyeri abdomen pada kuadran kanan atas yang konstan,


tumpul dan intens yang memburuk dengan pergerakan
dan sering beradiasi ke daerah skapular dan bahu kanan.
demam antara 38°C dan 40°C, merinding, dan berkeringat.
Sangat sering sejarah malaise dan mual dalam 2 minggu
terakhir dan penurunan berat sedang.
Beberapa pasien memiliki batuk dan nyeri dada
dalam 50% kasus terdapat sejarah diare atau disenteri.
Dalam pemeriksaan fisik, pasien tampak pucat dan wasted,
dengan hepatomegali yang nyeri, point tenderness over
liver, di bawah tulang rusuk atau pada ruang interkostal.
 
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa
Medika mentosa
 Metronidazole : 3x750 mg selama 5-10 hari dan ditambah
dengan ;
 Kloroquin fosfat : dosis 3 x 250 mg/hari selama minimal 3
minggu, atau 1 g/hr selama 2 hari dan diikuti 500-600
mg/hr selama 20 hari, ditambah;
 Yatren: 3 x 500 mg selama seminggu atau menjelang selesai
pemberian obat (kira-kira 10 hari)
Penatalaksanaan

Bedah
 Aspirasi & Penyaliran
Komplikasi

Perforasi
 Kranial  Pleura , perikard
 Kaudal  Rongga peritoneum
 Ke Kulit  Fistel
Prognosis

Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan


diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah
yang memperlihatkan penyebab bacterial organisme
multiple, tidak dilakukan drainase terhadap abses,
adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural atau
adanya penyakit lain.
Kesimpulan

Abses hati merupakan infeksi pada hati yang di sebabkan


bakteri, jumur,maupun nekbrosis steril yang dapat masuk
melalui kandung kemih yang terinfeksi,infeksi dalam perut,
dsb. Adapun gejala-gejala yang sering timbul diantaranya
demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen,
dll. Dan pada umumnya diagnosis yang di pakai sama
seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, dan laboratorium. Secara konvensional
penatalaksanaan dapat dilakukan dengan drainase terbuka
secara operasi dan antibiotik spektrum luas.
Hipotesis diterima
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai