Anda di halaman 1dari 28

KETIDAK SEIMBANGAN TEGANGAN

(UNBALANCE) dan AKIBATNYA


PENDAHULUAN

• 1. Pendahuluan
• Hampir semua energi listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dan
didistribusikan dalam bentuk sistem tiga-fasa. Idealnya, tegangan
yang dirasakan peralatan adalah tegangan tiga-fasa dengan bentuk
sinusoidal dan seimbang. Akan tetapi adanya pembebanan yang
tak seimbang serta ketidakseimbangan impedansi saluran
menyebabkan tegangan yang dirasakan oleh peralatan menjadi
tidak seimbang. Ketidakseimbangan menyebabkan efisiensi motor
induksi menurun, rugi pada transformator bertambah dan
menyebabkan munculnya harmonisa orde rendah pada penyearah.
POKOK BAHASAN

• Akan di bahas akibat ketidakseimbangan dan mitigasi pada :


1. Motor listrik 3 fasa
2. Transformator 3 fasa
3. Penyearah 3 fasa
Definisi

• Pada sistem yang seimbang, setiap tegangan fasa mempunyai besar yang sama
dan mempunyai beda sudut fasa 120 der. Menurut definisi, arah urutan fasa
tegangan abc disebut positif jika mempunyai arah mengikuti arah putaran
jarum jam. Tegangan tak seimbang bisa berbeda besarnya, mempunyai beda
sudut yang tidak 120 derajat, atau keduanya.
• Menurut literatur, tegangan tiga-fasa yang tak seimbang bisa diuraikan
menjadi tiga sistem yang seimbang atau simetris. Ketiga sistem simetris ini
disebut komponen urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol. Gambar 2
memperlihatkan tiga sistem simetris tersebut. Komponen urutan positif
mempunyai urutan fasa mengikuti putaran jarum jam, urutan negatif
berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan urutan nol
mempunyai arah fasa yang sama. Setiap tegangan yang tak seimbang selalu
bisa diuraikan menjadi tiga sistem simetris tersebut. Gambar 3
memperlihatkan tegangan tak seimbang yang dibentuk oleh tiga sistem
simetris.
• Jika tegangan sistemnya seimbang maka hanya urutan positif yang ada.
Urutan negatif dan nol tidak ada.
• Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana :
• - Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.
• - Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain.
• Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana
salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan
keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu :
• - Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
• - Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain.
• - Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
Menurut IEC :
1. Pengaruh tegangan tidak seimbang pada
motor

• Tegangan motor dikatakan tidak normal apabila


[NEMA MG1-1998, 12.45]:· Tegangan mengalami fluktuasi melebihi
±10% dari tegangan nominalnya;
· Ketidakseimbangan tegangan lebih besar
dari 10% Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa fluktuasi
tegangan sebesar ± 10% dari tegangan nominalnya dan
ketidakseimbangan tegangan sebesar 10% adalah kondisi yang
masih dianggap normal.
• Pengaruh terbesar unjuk kerja motor dengan tegangan fluktuatif adalah efisiensi dan
suhu kerja (belitan) motor.
Efisiensi motor menurun dengan fluktuasitegangan baik minus (kurang) maupun
lebih. Ketika tegangan minus, efisiensi menurun hampir 0,5% untuk setiap 2% penurunan.
Sehingga pada tegangan minus 10%, efisiensi .130 motor menurun 2,5%. Sedangkan untuk
tegangan plus, efisiensi juga menurun walaupun tidak
sebesar pada kondisi minus, yaitu: 1,5% untuk sebesar pada kondisi minus, yaitu: 1,5%
untuk kenaikan 10 %
Pengaruh fluktuasi tegangan terhadap suhu kerja motor tidak seperti pada efisiensi.
Tegangan kurang membuat suhu kerja motor menurun dan dengan
tegangan turun membuat suhu kerja motor menurun dan dengan tegangan turun 10%
suhu kerja belitan
motor menurun 13,5°C. Sebaliknya ketika tegangan plus (lebih) 10% suhu kerja motor
mengalami kenaikan 9,4°C. Ini memberikan gambaran bahwa walaupun standar
memperkenankan fluktuasi tegangan pada batas ±10%, namun sebenarnya operasi pada
kondisikondisi tersebut memberikan konsekwensi, yang tidak hanya pada menurunnya
efisiensi tapi juga pada umur motor yang bisa jadi semakin pendek
Penurunan daya pada motor
• Slip didefinisikan sbb :

• Tegangan urutan negatif akan menyebabkan medan putar yang


berputar pada kecepatan sinkron tetapi dengan arah berlawanan
dengan arah jarum jam. Akibatnya, slip terhadap tegangan urutan
negatif adalah
• Karena nilai slip biasanya sangat kecil, mendekati nol, maka slip urutan
negatif mempunyai nilai mendekati dua. Akibatnya, impedansi rotor terhadap
tegangan urutan negatif akan sangat kecil mendekati impedansi motor saat
hubungsingkat. Oleh sebab itu, besar impedansi urutan positif relatif terhadap
urutan negatif bisa didekati dengan persamaan
Derating pada motor listrik 3 fasa

• Arus start motor biasanya berkisar antara 6 sampai 8 kali arus beban
penuh. Oleh sebab itu, ketidakseimbangan tegangan 5% akan
menghasilkan ketidakseimbangan arus antara 30 sampai 40%. Karena
resistansi rotor terhadap arus frekuensi urutan negatif lebih besar
dibanding terhadap arus urutan positif, susut daya di rotor akan
meningkat dengan cepat. Selain itu, pemanasan tambahan di stator dan
rotor akan menyebabkan umur isolasi stator akan berkurang dengan
cepat.
• Untuk mengkompensasi pengaruh ketidakseimbangan tegangan, NEMA
telah membuat kurva derating bagi motor yang bekerja pada tegangan
tak seimbang.
Kurva derating factor versus persen
ketidakseimbangan (Nema)
Persen ketidakseimbangan yang diijinkan tanpa
melakukan derating adalah 1%. Persen
ketidakseimbangan yang diijinkan maksimum adalah 5%.
2. Pengaruh pada trafo

• Arus netral dalam sistem distribusi tenaga listrik dikenal sebagai


arus yang mengalir pada kawat netral di sistem distribusi tegangan
rendah tiga fasa empat kawat. Arus netral ini muncul jika :
a. Kondisi beban tidak seimbang
b. Karena adanya arus harmonisa akibat beban non-linear.
Arus yang mengalir pada kawat netral yang merupakan arus bolak-
balik untuk sistem distribusi tiga fasa empat kawat adalah
penjumlahan vektor dari ketiga arus fasa dalam komponen
simetris.
Ia = I1 + I2+ I0 ................................(2.2)
Ib = a2I1 + a I2+ I0 ...........................(2.3)
Ic = aI1 + a2I2+ I0 ............................(2.4)
I1 =1/3( Ia +a Ib+a2 Ic) ...........................(2.5)
I2 =1/3( Ia +a2 Ib+a Ic) ...........................(2.6)
I0 =1/3( Ia + Ib+ Ic) ...............................(2.7)
Dengan IN = (Ia + Ib + Ic )
IN = 3 Io

Daya pada Saluran Distribusi


P = 3 . [V] . [I] . cos ϕ
P = (a + b + c) . [V] . [I] . cos ϕ
a+b+c = 3
dimana pada keadaan seimbang, nilai a = b = c = 1
Pengaruh ketidakseimbangan
Contoh pada trafo
• Misalkan data dari sebuah trafo distribusi sbb. :
• Daya : 200 kVA
• Tegangan Kerja : 21/20,5/20/19,5/19 kV // 400 V
• Arus : 6,8 – 359 A
• In dan Rn : 118,6 A dan 0,6842 Ohm
• IG dan RG : 62,1 A dan 3,8 Ohm
• Hubungan : Dyn5
• Impedansi : 4%
• Trafo : 1 x 3 phasa I R = 223,1 A
• I S = 165,0 A
• I T = 90,6 A.
• I G = 62,1 A
• R G = 3,8 ohm
• I N = 118,6 A
Sehingga dari data di atas dapat
dihitung :

S = 200 kVA
V = 0,4 kV phasa - phasa

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa pada (WBP =


Waktu Beban Puncak) persentase pembebanan yaitu
55,31 %.
• Analisis Ketidakseimbangan Beban pada Trafo
• Dengan menggunakan persamaan, koefisien a, b, dan c dapat diketahui besarnya,
• dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang ( I ) sama dengan besarnya arus
rata-rata ( Irata ). Dengan demikian, rata-rata ketidakseimbangan beban
(dalam %) adalah :
• Dari persamaan losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dapat
• dihitung besarnya, yaitu:
dimana daya aktif trafo (P) :
P = S . cos φ , dimana cos φ yang digunakan adalah 0,85
P = 200 . 0,85 = 170 kW
Sehingga, persentase losses akibat adanya arus netral pada
penghantar netral trafo
adalah :

Losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah dapat dihitung


besarnya dengan
menggunakan persamaan
Analisis pada trafo

• Berdasarkan hasil analisis di atas, terlihat bahwa


ketidakseimbangan beban pada trafo tiang semakin besar karena
penggunaan beban listrik tidak merata. Dengan demikian semakin
besar ketidakseimbangan beban pada trafo tiang maka arus netral
yang mengalir ke tanah (IG) dan losses trafo tiang semakin besar.
• Salah satu cara mengatasi losses arus netral adalah dengan
membuat sama ukuran kawat netral dan fasa
Contoh hasil
3. Pada penyearah

• Penyearah dioda tiga-fasa banyak digunakan dalam bermacam


penerapan seperti halnya VSD (Variable Speed Drives) dan sistem catu
daya. Idealnya, penyearah dioda semacam ini hanya menghasilkan
harmonisa dengan orde yang mana k bilangan bulat. Gb (a)
memperlihatkan bentuk gelombang arus masukan dioda pada tegangan
yang seimbang. Pada kondisi tak seimbang, harmonisa orde tiga dan
kelipatannya bisa mengalir di sumber sehingga kwalitas gelombang dan
faktor-daya arus masukan memburuk. Adanya harmonisa orde rendah
ini bisa mengganggu kinerja sistem atau menyebabkan resonansi pada
kapasitor koreksi faktor daya. Gb.(b) memperlihatkan gelombang arus
masukan penyearah dioda pada kondisi tak seimbang.
Bentuk gelombang
Mitigasi

• 1. Menyeimbangkan sumber
• 2. Memperkecil impedansi penghantar di trafo
• 3. Memasang kompensator untuk menyeimbangkan tegangan
kompensator statis berbasis SVC atau STATCOM

Anda mungkin juga menyukai