Anda di halaman 1dari 46

PERTEMUAN 1

 Pengertian farmakologi
 Pengertian obat
 Penggolongan obat
 Rute pemberian obat

Lingga Ikaditya, M.Sc., Apt


Konsep
Farmakologi
Farmakologi  Ilmu yang mempelajari obat dan
pengaruhnya terhadap fungsi fisiologis organ melalui
proses kimia ataupun proses molekular sel yang
mengaktivasi ataupun menghambat dari proses yang
ada di tubuh.
Obat Bahan aktif (Molekul aktif)/ zat kimia yang
dapat membawa perubahan dalam proses fisiologis
tubuh manusia yang digunakan untuk mengobati,
mengurangi, mencegah dan mendiagnosis penyakit.
Syarat dikatakan sebagai Obat :
1) Mempunyai aktifitas biologik
2) Aman
3) Mempunyai Karakteristik, seperti dosis,
sifat fisika dan kimia, parameter
farmakokinetik, dll
1. Obat Generik (unbranded drugs)
Obat generik adalah obat dengan nama
generik sesuai dengan penamaan zat aktif
sediaan yang ditetapkan  oleh farmakope
indonesia dan INN (International non-
propietary Names) dari WHO, tidak
memakai nama dagang maupun logo
produsen. Contoh  amoksisilin, metformin
dll
2. Obat Generik berlogo

www.brainybetty.com
Free powerpoint template:
Obat generik berlogo adalah Obat generik
yang mencantumkan logo produsen (tapi
tidak memakai nama dagang), misalkan
sediaang obat generik dengan nama
amoksisilin (ada logo produsen Kimia
farma)

3
3. Obat Nama dagang (branded drugs)
Obat nama dagang adalah obat dengan
nama sediaan yang ditetapkan pabrik
pembuat dan terdaftar di departemen
kesehatan negara yang bersangkutan,
obat nama dagang disebut juga obat
merek terdaftar. contoh amoksan, diafac, 4. Obat Paten
pehamoxil. dll Obat paten adalah obat jadi yang terdaftar
atas nama pembuat (penemu), yang

www.brainybetty.com
Free powerpoint template:
dikuasai, dibuat dalam kemasan asli pabrik
yang memproduksinya. umumnya obat
paten berlaku 20 tahun, dimana pabrik
farmasi lain tidak boleh memproduksi
produk yang serupa, hingga selesai masa
patennya, apabila selesai masa patennya
(20 tahun) maka pabrik lain boleh
memproduksinya dengan mengajukan ijin
lisensi.
4
PENGGOLONGA
N
OBAT

6
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan tujuan untuk :

meningkatkan keamanan, menetapkan


penggunaan serta mengamankan
distribusinya :
- Obat Keras
- Narkotika
- Psikotropika
- Obat Bebas Terbatas
- Obat Bebas

 Undang-undang / Kepmenkes 7
PENGGOLONGAN OBAT
berdasarkan
fungsi/khasiat/penggunaan :

- Antibiotika
- Saluran pencernaan
- Saluran pernafasan
- Sistim Syaraf Pusat
- Kulit, Antifungi
- Mulut dan kesehatan gigi
- Sistim endokrin
- dll.
8

 ISO, MIMS, DOI dll


NARKOTIKA (UU 35 / 2009)
NARKOTIKA adalah :
- zat atau obat
- berasal dari tanaman atau bukan tanaman
- sintetis maupun semi sintetis
- dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri,
- menimbulkan ketergantungan
9
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

Narkotika Golongan I (26 lama  65 baru) :


- Heroin, candu, Ganja (cannabis, marihuana),
Kokain
- Opium obat
- Campuran/sediaan opium obat dengan bahan
lain bukan narkotika. Contoh : Doveri
termasuk :
- Psikotropika Gol I :
MDMA/ekstasi, MDA/tenamfetamin
- Psikotropika Gol II :
Amfetamin, Deksamfetamin, Metamfetamin
10
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

Narkotika Golongan II (87  86)

Contoh :
- Fentanil, Metadon, Morfin, Petidin
(Demerol)

11
NARKOTIKA (UU 35 / 2009)

Narkotika Golongan III (14)

Contoh :
- Kodein, Etilmorfin
- Buprenorfin (baru)

12
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)

PSIKOTROPIKA
adalah :
- zat atau obat,
- alamiah maupun sintetis
- bukan narkotika
- berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP
- menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
13
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)

- Ps hanya digunakan untuk yankes dan


IPTEK

- Menkes membagi Ps ke dalam 2


golongan (tadinya 4 gol) :
Golongan III = 9 jenis
Golongan IV = 59 jenis

(golongan I & II pindah golongan  N


gol. I) 14
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)

Psikotropika Golongan III (9 jenis)


• Banyak digunakan dalam terapi, ilmu
pengetahuan
• Potensi menyebabkan ketergantungan :
sedang

Contoh : Amobarbital, Flunitrazepam


15
PSIKOTROPIKA (UU 5 / 1997)
Psikotropika Golongan IV (59 jenis)

• Sangat luas digunakan dalam terapi,


ilmu pengetahuan,
• Potensi menyebabkan ketergantungan :

ringan
Contoh : fenobarbital, nitrazepam,
diazepam, lorazepam, estazolam dll
16
OBAT KERAS
OK menurut SK. Menkes 633/1962 :
- Semua obat yang pada bungkus luarnya dinyatakan si pembuat hanya
boleh diserahkan dengan R/ dokter.

- Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata2 untuk


digunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan maupun
dengan cara merobek jaringan.

- Semua obat baru :


- yang tidak tercantum dalam FI dan daftar OK,
- yang secara resmi belum pernah di impor / digunakan di Indonesia
- kecuali yang dinyatakan secara tertulis oleh Menkes tidak
membahayakan kesehatan manusia.
17
OTC (Over The Counter)

Obat OTC adalah obat yang dapat


dijual/dibeli tanpa R/ dokter :
- Obat Bebas
Contoh : Tablet Parasetamol

- Obat Bebas Terbatas


Contoh : paramex
Daftar obat ditetapkan Menkes & dinilai
secara terus menerus 18
OTC (Over The Counter)
PERTIMBANGAN :
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
menolong dirinya sendiri mengatasi masalah
kesehatan
PERLU :
• Sarana
• Peningkatan penyediaan obat untuk pengobatan
sendiri
• Jaminan obat digunakan dengan tepat, aman dan
rasional
PERMENKES No. 919/I993 ttg KRITERIA OBAT YANG DAPAT
DISERAHKAN TANPA RESEP

19

19
OBAT BEBAS TERBATAS

UU Dasar Obat Keras Stbl. No. 541/1973


 No. 419/1949 :
OBT (= daftar W) adalah obat (sebenarnya
obat keras !) yang dapat dibeli :

- tanpa menggunakan R/ dokter


- dalam jumlah tertentu / terbatas
- disertai peringatan dalam kemasan
aslinya 20
OBAT BEBAS

OB adalah obat yang :


- tidak termasuk Narkotika,
Psikotropika, Obat Keras dan
Obat Bebas Terbatas
- dapat diperjualbelikan secara
bebas
21
PENANDAAN OBAT
OBAT KERAS
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter =
obat ethical (dulu daftar G=gevaarlijk=berbahaya)
(termasuk PSIKOTROPIKA & NARKOTIKA)

- bulatan warna merah bergaris tepi hitam


dengan tulisan K warna hitam yang
menyentuh tepi garis
- mencantumkan kalimat :
“HARUS DENGAN RESEP DOKTER”
pada blister, strip Al/selofan, vial, ampul,
tube atau bentuk wadah lain bila wadah
tersebut dikemas dalam bungkus luar 22
PENANDAAN OBAT
OBAT BEBAS TERBATAS

- Bulatan biru dengan garis


tepi berwarna hitam
- Tanda peringatan berupa kotak
hitam 2x5 cm, tulisan putih yang dapat
tidak dicantumkan pada blister, strip
Al/selofan, atau kemasan sejenis, bila pada
kemasan terkecil sudah tercantum tanda
bulatan biru
23
PENANDAAN OBAT
TANDA PERINGATAN OBT
(SK Menkes 6355/1969) untuk aturan pakai obat.

P. No. 1
P. No. 2
Awas! Obat Keras
Awas! Obat Keras
Baca aturan memakainya
Hanya untuk kumur, jangan ditelan

P. No. 3
Awas! Obat Keras P. No.4
Hanya untuk bagian luar dari Awas! Obat Keras
Badan Hanya untuk dibakar

P. No. 5 P. No. 6 24
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan
PENANDAAN OBAT
OBAT BEBAS
Bulatan hijau dengan
garis tepi berwarna hitam
- Ditempatkan sedemikan rupa
sehingga jelas terlihat dan mudah
dikenali
- Ukuran bulatan disesuaikan
dengan disain etiket wadah &
bungkus luar
25
DEFINISI
OBAT GENERIK
 Obat generik : obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya
 Obat generik berlogo : OJ dengan nama generik yang
diedarkan dengan mencantumkan logo khusus (logo generik)
 Obat paten : obat dengan nama dagang dan menggunakan
nama yang merupakan milik produsennya

26

26
OBAT GENERIK
FILOSOFI LOGO
GENERIK
• Bulat : kebulatan tekad untuk
memanfaatkan obat generik.
• Garis tebal ke tipis : menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
• Warna hijau : obat telah lulus
pengujian. 27

27
CARA PEMBERIAN OBAT
(ROUTE)
1. Oral
Indikasi :
- Pasien harus dapat menelan
- obat dapat bertahan dalam lambung
Kontra indikasi:
- muntah-muntah
- Kuras/bilas lambung/usus
- pasien tidak sadar
2. Parenteral
- diabsorbsi  cepat
- tak dapat ditarik/diurungkan bila sdh diinjeksikan 
hati-hati
Perlengkapan
Syringe : - plastik (disposible)
- kaca (re-use)
- Jenis (hypodermia, insulin &
tuberkulin)
Jarum : - disposible/re-use harus tajam
- ukuran/nomer ssi dgn kebutuhan
(1 ml : IC, SC)
Ampul/Vial
Kemasan obat parenteral steril
a. Intra cutan (IC)
Memasukkan obat pada lap.kulit
- Skin test alergi
- Mantoux tes
- Vaksinasi
- Melalui kapiler diarea penyuntikan
- Tdk boleh di masase
- Diabsorbsi scr lambat
b. Sub cutan (SC) 45 o
Memasukkan obat dibawah kulit
- Vaksin
- Pre operasi medication
- Insulin/heparin
- Lokasi: deltoid, rectus femoris, abdomen bawah
c. Intra muskular (IM) 45 o - 90 o dimasukkan
sampai ke otot. Diabsorbsi cepat daripada Sc
karena suplay darah >>besar di otot. Otot dapat
menampung volume obat >>banyak dr pd SC.
Lokasi : dorso gluteal, ventro gluteal, rectus
femoris, vactus lateralis, deltoid, post tricep
d. Intra Vena (IV)
bila diperlukan efek yg cepat pada emergency
bila obat dapat mengiritasi jaringan
lokasi : Vena, Cephalic, Vena-Vena Accessory Cephalic, Vena radial, Vena
Medial Antebrachial, basilic vein, Vena Medican cubital, Vena Basilic, Vena
Cephalic, vena dorsal metacarpal.
Karena efeknya cepat :
- berikan secara perlahan
- amati reaksi pasien selama pemberian obat
- stop segera bila tumbuh reaksi yang tdk diinginkan

Jenis :
- Continus infusion
- Additional container
- Intravenaus push/bolus
RESEP

Adalah permintaan tertulis dari dokter/drg/drh kepada Apoteker


untuk membuat &/ menyerahkan obat kepada pasien.

• Yg berhak menulis resep :


- dokter
- dokter gigi
- dkter hewan

• Yg berhak membuat/meracik obat yg tertulis di resep :


- apoteker
- asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker.
Dalam resep harus tertulis :

1. Nama, alamat, no. ijin praktek dr / drg / drh.


2. Tempat & tanggal penulisan resep.
3. Supersriptio
- tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
- R/ = “recipe” = ambillah!
- falsafah dalam penulisan resep →keyakinan & kekuatan
prescriber.
- sebaiknya ditulis tangan dg penuh keyakinan.
4. Inscriptio / invocatio
- nama setiap obat & komposisinya.
- tujuan : membantu menyembuhkan & mengurangi penyakit
pasien.
- pedoman : 6T1W (tepat pasien, tepat diagnosa, tepat
indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis regimen, tepat
evaluasi & waspada ES).
- nama obat dalam resep :
- diawali huruf besar
- nomenclatur generik (INN).
- ditulis jelas, lengkap, atau dg singkatan resmi.
INH = Isoniazida
HCT = Hidroklorothiazida
Vas.alb. = vaselin album
paraf.liq. = parafin liqiudum
• Lanj…
• Dosis obat ditulis dg angka bulat diikuti satuan (100 mg; 50 ml).
• Sebaiknya dihindari angka pecahan & desimal.
(0,2 g →200 mg ; ½ g →500 mg).
• Dosis obat yg tidak lazim, cantumkan “qr” (quantitum rectum =
jumlahnya sudah tepat) dibelakang nama obat.
mis : antalgin 650 mg qr.
5. Subscriptio

• Perintah untuk dibuatkan bentuk sediaan obat yg diinginkan


& jumlah obat yg diminta.
• mfla →pulv / sol / susp / emul / caps / cr.
• mfla = misce fac lege artis = campur & buatlah menurut /
sesuai dg seninya.
• Jika pasien tidak menyukai BSO yg tertulis dalam resep,
konsultasikan dg prescriber.
• Jumlah obat yg diminta ditulis dg angka romawi
(I,II,III,IV,V,X,L,C)
• Untuk narkotika & psikotropika sebaiknya ditulis dg huruf.
R/ Braxidin tab no.VI (enam)
6. Signatura

• Aturan pemakaian obat yg tertulis dalam resep.


• Aturan pemakaian obat harus ditulis dg jelas & mudah dibaca.
• Contoh signatura dg bahasa latin yg lazim ditulis dalam resep :
• ac ante coenam sebelum makan
• adauris dextra telinga kanan
• bdd bis de die sehari dua kali
• bddc bis de die cochlear sehari dua kali satu sendok makan
• c cohclear sendok makan, 15 ml
• cth cochlear these sendok teh, 5 ml
• dc durante coenam selagi makan
• dtd da tales dosis berikanlah dg takaran sebanyak itu
7. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep.

8. Pasien
- nama pasien ditulis lengkap
- anak/lansia : dg umur & BB
- alamat & no. telepon
- pelaporan narkotika & psikotropika
- pelaporan OWA
- nama sama
- salah obat →melacak
- menghindari penyalahgunaan obat
- obat titipan
Bahasa Latin dlm Resep
• D/C = discontinue = hentikan
• b.i.d = bis di die = 2xsehari
• t.i.d = ter di die = 3xsehari
• q.i.d = quarter di die = 4 x sehari
• NSS = normal salin solution = NaCl
• gtt = Gutatea = tetes
• po = per oral = lewat mulut
• s.u.e = signa usus externus = pemakaian luar
• pc = post coenam = sesudah makan
• ac = ante coenam = sebelum makan
• Cth = cohlear tea = sendok teh
• C = cohlear = sendok makan
• Dil pro aqua p.i = dilutus pro aqua pro injeksi = larutkan dengan aqua pi
• D5 = dextrosa 5 %
• RL = Ringer Laktat
• Imm = in manum medici = berikan ke dokter
• Did = da in duplo = berikan setengahnya
• Mane (m) = pagi
• Ante meridem (a. merid) = sebelum tengah hari
• M et v = mane et vesperum = pagi dan sore
• Noct. = nocte = malam
ETIKET
• Label yg berisi petunjuk atau aturan penggunaan obat yg harus disertakan /
ditempel pada kemasan / wadah obat (yg dibeli dg resep) pada saat dispensing.
• Warna etiket :
1. Putih → untuk obat dalam : obat yg digunakan melalui mulut masuk
kerongkongan → perut .
2. Biru → untuk obat luar : obat yg digunakan melalui mata, hidung,
telinga, vagina, rektum, sediaan parenteral, obat kumur, dan
topikal.

• Etiket Putih / Obat Dalam, dicantumkan :


a. Nama & alamat apotek
b. Nama & no. SP/SIK APA
c. No. R/ & tanggal pembuatan R/
d. Nama pasien
e. Aturan pemakaian
f. Tanda lain : kocok dulu, harus habis, tidak boleh diulang tanpa R/ dr.
g. paraf pembuat.
• Etiket Biru / Obat Luar, dicantumkan :

a. nama & alamat apotek


b. nama & no SP/SIK APA
c. no. R/ & tanggal pembuatan
d. nama pasien
e. nama & jumlah obat
f. aturan pemakaian
g. tulisan “obat luar”
h. tanda lain : obat gosok, obat kumur, kocok dulu
Free powerpoint template:
47

www.brainybetty.com

Anda mungkin juga menyukai