Anda di halaman 1dari 8

PEMBENTUKAN IDENTITAS SEKSUAL

PADA GAY DEWASA AWAL YANG


TELAH COMING OUT

Giovani Misyella Arlandy Santoso

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Email: vaniigiosantoso@gmail.com
LATAR BELAKANG
 Jumlah penganut homoseksual di Indonesia dari waktu ke waktu
semakin meningkat→ data Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
pada 2012, ada sekitar 1.095.970 laki-laki yang berperilaku
menyimpang (gay) dan jumlah ini naik 37% dari tahun 2009.
 Homoseksual: orang yang konsisten tertarik secara seksual,
romantik dan afektif terhadap orang yang memiliki jenis kelamin
yang sama (Papalia, Old & Feldman, 2004).
 Ketika individu telah memutuskan bahwa dirinya adalah gay, tentu
ia telah melewati proses yang panjang dalam pembentukan
identitas dirinya.
 Pembentukan identitas (identity formation) pada gay dimulai dari
tahapan pencarian identitas diri berupa orientasi seksual hingga
tahapan keterbukaan terhadap orientasi seksual kepada orang lain.
 Coming out: suatu bentuk pengakuan pada diri sendiri dan
orang lain bahwa dirinya adalah seorang homoseksual, tidak
ada lagi perasaan ragu dan malu untuk membuka orientasi
seksualnya yang berbeda dengan individu pada umumnya
(Kelly, 2004).
 Permasalahan dalam penelitian ini:
Bagaimana proses pembentukan identitas pada gay dewasa
awal yang telah coming out?
 Peneliti ingin menggali permasalahan dan pengalaman yang
terjadi selama proses perkembangan individu yang akhirnya
menjadikan mereka sebagai seorang gay.
seksual terhadap sesama lelaki (Duffy & Atwater,
2005).
 Pada tahun 1996, Ruth Fassinger menawarkan teori
pembentukan identitas yang dikenal dengan
Fassinger’s Inclusive Model of Lesbian/Gay Identity
Formation.
 Perkembangan identitas seksual terdiri dari empat
fase:
TINJAUAN 1. Awareness → menganggap diri berbeda dengan
PUSTAKA orang lain
2. Exploration → menyelidiki perasaan tertarik
mereka pada sesama jenis
3. Deeping/Commitment → memperoleh
pengetahuan diri dan pemenuhan diri sebagai
homoseksual, mulai terlibat dengan kelompok
4. Internalization/Synthesis → mulai
METODE PENELITIAN
• Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
• Partisipan penelitian sebanyak dua orang dengan karakteristik:
1. Laki-laki berusia dewasa awal (35-40 tahun).
2. Menyatakan dirinya adalah gay dan telah mengalami coming out setidaknya
selama dua tahun.
3. Sedang menjalin hubungan (memiliki pasangan).
• Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara partisipan penelitian. Terdapat
guide interview sebagai alat bantu wawancara.
• Uji keabsahan data dengan cara triangulasi sumber dengan significant others dari
kedua partisipan.
 Partisipan melalui beberapa fase dalam pembentukan
identitasnya, dan mengalami konflik psikologis pada setiap
fase yang terjadi.
 Kedua partisipan memiliki kesamaan latar belakang
identitas seksual mereka sebagai gay (pengalaman seksual
di masa kecil dan pengalaman tidak menyenangkan dengan
lawan jenis).
HASIL DAN  Pasca pengalaman seksual yang dialami dengan sesama
PEMBAHASAN jenis di masa kecil, kedua partisipan mulai merasakan
adanya perasaan berbeda ketika melihat teman sesama
jenis → mengalami fase awareness
 Pengalaman tidak menyenangkan dengan lawan jenis
memperkuat awareness kedua partisipan mengenai
ketertarikan mereka dengan sesama jenis → sesuai teori
behavioral yang menekankan bahwa homoseksual muncul
karena proses belajar.
 Partisipan memperluas relasi dengan sesama jenis, ingin lebih
dekat dan memiliki keinginan menjalin hubungan romantis
dengan laki-laki yang disukai → mengalami fase exploration
 Partisipan 1 pernah mengalami keadaan dimana ia
mengesampingkan perasaan tertariknya pada sesama jenis
agar lebih fokus pada diri sendiri, relasi sosial, dan
pendidikannya (ia menyebutnya sebagai fase kosong) →
HASIL DAN dapat dianalogikan dengan fase laten pada perkembangan
psikoseksual menurut Sigmund Freud.
PEMBAHASAN  Partisipan mulai bergabung dengan komunitas gay. Dampak:
partisipan menjadi yakin dengan identitas seksual sebagai
gay dan mulai memberanikan diri coming out di hadapan
publik → mengalami fase deeping/commitment
 Partisipan menerima identitas seksualnya, mulai membaur
dalam masyarakat dengan membawa identitas seksual
mereka sebagai gay → mengalami fase
internalization/synthesis
DAFTAR PUSTAKA
Abes, E. S. (2003). The dynamic of multiple dimensions of Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human development
identity for lesbian college student. The Ohio State University. (ninth edition). McGraw-Hill New York.

Aji, D. S., & Handoyo, P. (2016). Pembentukan identitas seksual Prabowo, D. A. (2016). Latar belakang sosiologis dalam terbentuknya pola
kaum gay di Surabaya. Paradigma, 4(2), 1-8. perilaku homoseksual gay (studi kasus di Kota Pekanbaru). JOM FISIP,
3(2), 1-13.
Asmara, K. Y., & Valentina, T. D. (2017). Konsep diri gay yang
coming out. Jurnal Psikologi Udayana, 4(2), 277-289. Purnama, R. R. (2017, Mei 23). LGBT makin terbuka, jumlah penganut
homoseksual di Indonesia meningkat. Diambil dari
Budiman, I. Y., & Lianawati. (2009). Perkembangan identitas https://metro.sindonews.com/read/1207367/171/lgbt-makin-terbuka-
homoseksual. Diambil dari jumlah-penganut-homoseksual-di-indonesia-meningkat-1495508852
https://media.neliti.com/media/publications/220370-
perkembangan-identitas-homoseksual.pdf Raco, J. R. (2015). Metode penelitian kualitatif: Jenis, karakteristik, dan
keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Darmayanti, Y., & Sumitri. (2018). Faktor penyebab perilaku laki-
laki suka berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) di Kota Rahardjo, W. (2007). Sikap akan respon terhadap identitas sosial negatif
Bukittinggi. Jurnal Endurance, 3(2), 213-225. dan pengungkapan orientasi seks pada gay. Jurnal Psikologi, 1(1), 90-96.

Habibie, A. (2017). Pengenalan aurat bagi anak usia dini dalam Samuel, H. (2012). Peter Berger: suatu pengantar ringkas. Depok: Kepik.
pandangan Islam. Jurnal Pendidikan: Early Childhood, 1(2), 1-10.
Sanlo, R. L. (1998). Working with lesbian, gay, bisexual, and transgender
Lynch, J. W. (2005). The relationship of lesbian and gay identity college students: A handbook for faculty and administrators (pp. 13-22).
development and involvement in lesbian, gay, bisexual, and Westport, CT: Greenwood Press.
transgender student organization. University of Maryland.
Santrock, J. W. (2002). Life span development: perkembangan masa
Mastuti, R. E., Winarno, R. D., & Hastuti, L. W. (2012). hidup (edisi 5, jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Pembentukan identitas orientasi seksual pada remaja gay.
Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi, 2(1), 194-197. Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., & Zechmeister, J. S. (2012). Metode

Anda mungkin juga menyukai